Ilustrasi. Foto: Getty Images
Teknologi.id - Platform sosial media Twitter akan menghentikan penggunaan kalimat 'master', 'slave', dan 'blacklist' dari kode sistemnya.
Pada hari Kamis waktu setempat, Twitter mengirimkan tweet yang berisi serangkaian kata yang tidak ingin, dan tidak akan digunakan lagi oleh perusahaan tersebut. Twitter akan memilih penggunaan kata yang lebih inklusif.
Hal ini termasuk dengan mengganti penggunaan kata 'whitelist' dengan 'allowlist' dan istilah 'master/slave' diganti dengan 'leader/follower'.
Istilah-istilah tersebut sering digunakan dalam kode pemrograman sejak beberapa dekade lalu.
Baca juga: Lagi-Lagi, Cuitan Presiden Trump Diberi Label Peringatan oleh Twitter
Dalam istilah progamming, 'master' adalah versi utama dari kode yang mengontrol 'slave' atau kode replika. 'Blacklist' digunakan untuk menyebutkan item yang ditolak, biasanya pada web yang dilarang.
Berdasarkan para ahli, mengganti istilah-istilah ini bisa menghabiskan jutaan dengan waktu yang tidak sebentar.
Bulan lalu, penemu Twitter, Jack Dorsey mendonasikan USD 3 juta untuk mantan pemain NFL, Colin Kaepernick dalam rangka memajukan upaya pembebasan dan kesejahteraan untuk komunitas-komunitas minoritas.
Baca juga: Dukung Gerakan Black Lives Matter, Fortnite Menghapus Mobil Polisi dari Gamenya
Bank Amerika Serikat, JPMorgan mengumumkan perusahaannya mengikuti langkah serupa, bergabung dengan banyak perusahaan lain untuk memerangi rasisme.
JPMorgan juga menyebutkan mereka sudah menghentikan penggunaan istilah-istilah yang ofensif tersebut dalam sistemnya.
GitHub, situs terbesar di dunia yang digunakan sebagai wadah para pengembang perangkat lunak berbagi kode programnya, sedang berupaya untuk mengganti istilah master dari bahasa kodingnya.
Proyek web browser Google Chromium dan sistem operasi Android turut mengimbau para pengembang aplikasi untuk menghindari istilah 'blacklist' dan 'whitelist'.
(im)