
Foto: KSE
Teknologi.id - Meta Platforms kembali membuat langkah besar dengan mengakuisisi startup AI asal Singapura, Manus, senilai lebih dari USD 2 miliar atau sekitar Rp 33 triliun. Kesepakatan ini tercatat sebagai akuisisi terbesar ketiga sepanjang sejarah Meta. Keputusan tersebut memperlihatkan arah baru yang ingin ditempuh Mark Zuckerberg dalam memperkuat posisi perusahaan di tengah persaingan ketat dengan OpenAI dan Google.
Transaksi ini bukan hanya soal investasi, melainkan strategi untuk mempercepat pemanfaatan infrastruktur AI yang selama ini menelan biaya hingga puluhan miliar dolar. Dengan basis pengguna lebih dari 3 miliar orang, Meta memiliki peluang besar untuk mendistribusikan teknologi AI agent ke skala global dan menjadikannya produk komersial bernilai nyata.
Manus, Startup AI yang Mendadak Jadi Sorotan
Manus muncul sebagai bintang baru di Silicon Valley setelah mendemonstrasikan AI agent otonom yang mampu bekerja secara mandiri. Teknologi ini berbeda dari chatbot konvensional karena dapat menangani tugas kompleks tanpa pengawasan manusia. Fungsinya mencakup penyaringan kandidat pekerjaan, penyusunan rencana perjalanan, analisis portofolio investasi, hingga operasional end-to-end.
Dalam waktu hanya delapan bulan, Manus berhasil mencatat pendapatan tahunan berulang (ARR) sekitar USD 100 juta. Sebelum akuisisi, valuasi perusahaan sempat mencapai USD 500 juta setelah pendanaan sebesar USD 75 juta yang dipimpin oleh Benchmark.
Integrasi ke Ekosistem Meta

Foto: Engadget
Meta berencana mengintegrasikan teknologi Manus ke dalam layanan utama seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Seorang analis teknologi menyebut akuisisi ini bukan sekadar menghadirkan chatbot pintar, melainkan menghadirkan AI agent operasional yang bisa didistribusikan ke miliaran pengguna.
Bagi pelaku usaha kecil dan menengah, terutama di Indonesia, integrasi ini membawa peluang besar. WhatsApp Business berpotensi menghadirkan asisten otomatis yang lebih cerdas dalam mengelola pesanan, melakukan riset pasar, hingga melayani pelanggan secara real-time. Hal ini bisa menjadi terobosan penting bagi UMKM yang ingin meningkatkan efisiensi layanan tanpa harus menambah tenaga kerja.
Baca Juga: Ekosistem Meta Hampir Serupa Semua, Kenapa Begitu?
Geopolitik yang Tidak Bisa Diabaikan
Manus awalnya didirikan di China sebelum memindahkan operasional ke Singapura. Relokasi dilakukan untuk menghindari pembatasan akses chip AI dari Amerika Serikat. Setelah akuisisi, Meta menegaskan tidak ada lagi kepemilikan China di Manus dan perusahaan akan sepenuhnya keluar dari pasar China.
Meski begitu, langkah ini tetap memicu kritik dari sejumlah politisi Amerika Serikat yang menyoroti aspek keamanan dan geopolitik AI. Isu ini memperlihatkan bahwa akuisisi teknologi tidak hanya soal bisnis, tetapi juga menyangkut kepentingan strategis global.
CEO Manus Bergabung dengan Meta
Dalam kesepakatan ini, CEO Manus Xiao Hong akan bergabung dengan Meta sebagai Vice President bersama sekitar 100 anggota tim inti. Proses negosiasi berlangsung sangat cepat, hanya memakan waktu 10 hari. Hal ini menegaskan urgensi Meta untuk segera mengamankan teknologi yang dianggap krusial bagi masa depan perusahaan.
Pengamat industri menilai Meta rela membayar mahal demi menghemat waktu pengembangan internal. Seorang pengguna X bahkan menyebut Zuckerberg menggelontorkan USD 2 miliar untuk memangkas setidaknya dua tahun proses riset dan pengembangan AI agent.
Baca Juga: Monestasi FB Pro mu Tertahan, Begini Caranya!
Arah Baru Perkembangan AI
Akuisisi Manus memperlihatkan arah baru dalam industri kecerdasan buatan. Teknologi AI agent yang mampu bekerja secara mandiri membuka peluang besar bagi transformasi digital di berbagai sektor. Dengan integrasi ke ekosistem Meta, teknologi ini berpotensi mengubah cara bisnis beroperasi, bagaimana kreator berinteraksi dengan audiens, serta bagaimana pengguna mengakses layanan digital.
Langkah cepat Meta juga menunjukkan bahwa perlombaan AI global semakin intens. Perusahaan teknologi besar berlomba-lomba mengamankan inovasi terbaru agar tidak tertinggal. Bagi Meta, akuisisi ini bukan hanya soal memperkuat posisi, tetapi juga tentang menciptakan nilai ekonomi nyata dari investasi besar di bidang AI.
Akuisisi Manus oleh Meta menjadi salah satu langkah paling signifikan dalam sejarah perusahaan. Dengan nilai transaksi lebih dari USD 2 miliar, Meta tidak hanya membeli teknologi, tetapi juga membeli waktu dan peluang untuk mempercepat integrasi AI ke dalam ekosistemnya.
Bagi pengguna di Indonesia, terutama UMKM, kehadiran AI agent di WhatsApp Business bisa menjadi terobosan besar dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Kesepakatan ini membuktikan bahwa Meta tidak ingin tertinggal satu langkah pun dalam perlombaan AI global, sekaligus membuka babak baru dalam pemanfaatan kecerdasan buatan untuk kehidupan sehari-hari.
Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News
(dim/sa)