Teknologi.id - Perusahaan aplikasi konferensi video, Zoom, digugat ke pengadilan oleh Gereja Santo Paulus Lutheran, San Francisco, Amerika Serikat.
Penyebabnya adalah pada tanggal 6 Mei lalu, kelas Alkitab online yang digelar oleh gereja tersebut tiba-tiba disusupi peretas (Zoombombing) dengan memasukkan video porno. Gugatan itu diajukan di pengadilan federal di San Jose, California, lokasi kantor pusat Zoom.
“Insiden pada Gereja Santo Paulus Lutheran menggarisbawahi penekanan Zoom dari keuntungan dan pendapatan atas perlindungan data dan keamanan pengguna," kata pengacara untuk gereja dan administrator ruang kelas, Heddi Cundle, dilansir dari SF Chronicle, Rabu (13/5/2020).
BACA JUGA: Sudah Diingatkan, Rapat Virtual Anggota Dewan Akhirnya Disusupi Foto Porno
Gugatan class action itu berupaya mencari ganti rugi tidak hanya untuk Cundle dan delapan orang lainnya yang menghadiri kelas tersebut, tetapi juga untuk jutaan pengguna Zoom secara nasional yang diduga terkena peretasan dan pelecehan karena kegagalan perusahaan menjamin keamanan aplikasinya.
Gereja Santo Paulus Lutheran mengadakan kelas pelajaran Alkitab dua jam setiap minggu yang pesertanya sebagian besar warga lansia.
Mereka mulai menggunakan Zoom dari jarak jauh sejak akhir Maret karena pandemi COVID-19 yang masih terus mengganas, dengan biaya bulanan US$ 14,99.
Tak bisa disingkirkan
Pada 6 Mei, kelas Alkitab online diadakan seperti biasa, namun memasuki menit ke 42 tiba-tiba layar dikuasai oleh seorang penyusup perempuan dengan video porno orang dewasa berhubungan seks satu sama lain dan bahkan dengan anak-anak dan bayi.
Setelah melakukan segala cara namun tidak berhasil menyingkirkan penyusup, akhirnya kelas itu pun dihentikan.
Pihak gereja pun langsung menghubungi Zoom Video Communications Inc. untuk meminta bantuan. Namun, pihak Zoom disebut tak memberikan tanggapan cepat atas tuntutan tersebut.
“Zoom tak melakukan apapun,” katanya.
BACA JUGA: LINE Kini Dukung Video Call Hingga 200 Orang, Begini Caranya
Insiden serupa sebenarnya telah beberapa kali dilaporkan di tempat lain. Seperti diketahui, pamor layanan Zoom mendadak naik secara global sejak berbagai diterapkannya kebijakan seperti lockdown, WFH, dan social distancing guna mengatasi pandemi COVID-19.
Namun, di tengah popularitasnya yang meroket, berbagai masalah keamanan dan privasi di aplikasi Zoom juga meroket. Beberapa kasus yang dilaporkan seperti adanya kasus Zoombombing, pencurian data, dan panggilan video yang tidak terenkripsi.
(sz)