Ilustrasi aplikasi Zoom (Foto: Forbes.com)
Teknologi.id - Salah satu petinggi perusahaan aplikasi konferensi video, Zoom, Alex Stamos menyindir kompetitornya Google Hangouts, Microsoft Teams, Cisco WebEx. Hal ini dilakukan atas respons para kompetitornya yang kerap menyindir Zoom soal keamanan pengguna.
Zoom yang meroket penggunaannya di tengah pandemi COVID-19 memang diterpa masalah beberapa waktu belakangan. Mulai dari kebocoron data pengguna di media sosial, isu jual beli data pengguna, dan teranyar mudahnya penyusup masuk dalam aplikasi atau disebut zoombombing.
BACA JUGA: Bos Zoom Menjerit Diserang Kompetitor Soal Keamanan
Alex yang merupakan salah satu penasehat keamanan Zoom mengakui cukup gerah atas beberapa kritikan para kompetitornya perihal keamanan. Padahal, menurut Stamos, semua aplikasi video konferensi juga punya masalah yang sama.
Mantan chief security officer di Facebook itu meyakini, pada dasarnya aplikasi seperti ini adalah produk yang cukup rumit untuk dibangun dengan aman.
"Tak satupun dari Google Hangouts, Microsoft Teams, Cisco Webex, tidak ada satupun dari produk itu yang punya level keamanan semacam itu," cetus Alex, dikutip dari CNBC.
Kendati demikian, Stamos mengakui enkripsi di Zoom memang tidak lengkap. Tapi, pihaknya sedang berupaya dan bekerja untuk memperbaiki itu semua.
BACA JUGA: Tips Terhindar dari Zoom Bombing
Stamos juga menegaskan, kurangnya enkripsi end-to-end bukan cuma terjadi pada Zoom saja, tetapi itu terjadi pada semua aplikasi video call.
"Mereka semua mendekripsi komunikasi di jaringan dan kemudian mereka memiliki kontrol keamanan untuk melindunginya," imbuhnya.
Stamos juga mengklaim, ada 10 juta pengguna harian di Zoom pada Desember 2019, dan pada Maret meledak menjadi 200 juta. Dengan penggunaan yang tinggi dan membludak seperti itu, Stamos yakin bahwa Zoom masih mendapat kepercayaan lebih dari publik, ketimbangkan aplikasi serupa lainnya.
(sz)
