Teknologi.id - Kecerdasan buatan atau artificial intelligence kini sudah banyak dilibatkan dan dimanfaatkan dalam kegiatan penelitian atau riset. Para akademisi, peneliti, maupun penulis riset banyak yang memanfaatkan AI untuk memudahkan praktik penelitian mereka. Perkembangan kecanggihan AI membuat penelitian menjadi lebih mudah saat penelitian menerapkan teknologi AI.
Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran bahwa kehadiran AI dan peran AI dalam penelitian memungkinkan berkurang atau bahkan hilangnya keterampilan berpikir kritis dalam diri seorang peneliti. Selain itu, penggunaan AI juga akan berpengaruh pada status hak kekayaan intelektual atau HKI. Timbulnya ketidakpercayaan terhadap penyedia AI juga dapat menjadi kekhawatiran lain yang muncul saat AI digunakan dalam praktik penelitian.
Belum lama ini, Oxford University melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 peneliti dengan berbagai disiplin ilmu dan jenjang karir. Survei tersebut bertujuan untuk menemukan validasi dan kebenaran secara langsung dari komunitas peneliti perihal tanggapan para penelitia terkait dengan pemanfaatan teknologi AI dalam pekerjaan.
Berdasarkan hasil survei tersebut, yang dikutip dari situs resmi Oxford University Press, menyajikan beberapa penemuan sebagai berikut.
1. Mayoritas dari para peneliti menerangkan bahwa kegiatan penelitian memanfaatkan beberapa bentuk AI
2. Namun, sebagian besar dari peneliti juga menyebutkan bahwa mereka menaruh kecurigaan terhadap perusahaan AI
3. Isu tentang hak kekayaan intelektual juga menjadi kekhawatiran para peneliti
4. Adanya perbedaan pendapat para peneliti dari lintas generasi terkait dengan penggunaan AI
5. Terkait dengan kebingungan seputar panduan penggunaan AI yang tersedia
6. 2 dari 3 peneliti merasakan manfaat penggunaan AI dalam praktik penelitian
7. Kekhawatiran AI bisa memengaruhi kualitas penelitian
8. Penggunaan AI pada praktik penelitian berpotensi mengurangi keterampilan berpikir kritis
9. Pentingnya pertimbangan impilkasi penggunaan AI
10. Mayoritas peneliti memerlukan bimbingan AI dan mencarinya dari para akademisi.
Berdasarkan penemuan pada survei tersebut, dapat diketahui bahwa penggunaan AI memang sudah merambat ke kegiatan penelitian. Beberapa peneliti dan riset yang dilakukan memanfaatkan teknologi AI. Namun, terdapat kekhawatiran lainnya dan hambatan yang ditemukan saat menggunakan AI sebagai penunjang penelitian.
Baca juga Tools AI Paling Kontroversial yang Mengguncang Dunia Teknologi
Berikut beberapa tools AI yang bisa digunakan untuk memudahkan kegiatan penelitian. Tools ini juga sering digunakan dan ditemukan saat penelitian.
Tools AI yang Dimanfaatkan untuk Riset
Umumnya, teknologi AI dimanfaatkan pada kegiatan penelitian adalah untuk menemukan sumber riset sebagai tambahan tinjauan pustaka, memudahkan kegiatan analisis penelitian, atau jenis praktik penelitian lain. Teknologi AI juga mampu melakukan sintesis terhadap informasi basis data yang besar hasil dari penelitian ilmiah yang bertujuan untuk menemukan artikel ilmiah lain yang paling relevan. Kehadiran dari teknologi AI tentu dapat memudahkan dan menghemat waktu penelitian.
Berdasarkan informasi dari DetikEdu, yang mengutip dari Georgetown University Library, beberapa tools AI yang dapat memudahkan riset adalah sebagai berikut.
1. Perplexity
Perplexity sebagai mesin pencari yang menggunakan large language models (LLM), tools ini menyediakan jawaban hasil dari AI (seperti ChatGPT), termasuk kutipan yang ditautkan di atas ringkasan.
2. Elicit
Tools ini juga menggunakan LLM dan berfungsi untuk menemukan makalah yang relevan dengan topik riset. Pada Elicit, pengguna dapat mencari makalah yang relevan melalui pengekstrakan dan sintesis informasi penting dari makalah dan kutipan yang ada.
3. Consensus
Hampir serupa dengan Elicit, Concensus juga menggunakan LLM sebagai alat bantu penelitian yang menemukan dan mensintesis jawaban atas pertanyaan yang dihasilkan pada penelitian. Penggunaan concensus berfokus pada temuan dan klaim penulis ilmiah di setiap tulisan.
4. Research Rabbit
Tools Research Rabbit merupakan alat yang digunakan untuk pemetaan berbasis kutipan dan berfokus pada relasi antarkarya penelitian. Tools ini menggunakan visualisasi yang dapat membantu peneliti untuk menemukan makalah atau peneliti lain yang relevan di bidangnya.
5. Semantic Scholar
Dalam tools ini, telah disediakan ringkasan singkat dari tujuan dan hasil utama setiap makalah yang dicari.
Itulah beberapa alat AI yang bisa digunakan untuk mempermudah kegiatan penelitian. Namun di samping itu, kegiatan penelitian tetap tidak bisa bergantung sepenuhnya pada teknologi AI, karena hal tersebut memiliki resiko berupa hilangnya informasi penting terkait dengan topik yang diminati. Jadi, beberapa tools di atas atau teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk memudahkan penelitian, tetapi penerapannya harus dilakukan secara bijaksana.
Baca juga artikel lainnya di Google News