Teknologi.id - Meta yang merupakan perusahaan induk Facebook baru-baru ini memperkenalkan serangkaian model kecerdasan buatan (AI) baru. Salah satu model yang menarik perhatian adalah "Self-Taught Evaluator," yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada campur tangan manusia dalam proses pengembangan AI.
Model ini diperkenalkan sebagai bagian dari inisiatif Meta untuk mempercepat pengembangan teknologi AI yang lebih mandiri dan efisien, dengan harapan dapat mengurangi biaya dan sumber daya yang umumnya dibutuhkan.
Selain "Self-Taught Evaluator", Meta juga memperkenalkan beberapa inovasi lain yang tidak kalah penting. Mereka meluncurkan alat identifikasi gambar "Segment Anything" yang dirancang untuk memudahkan klasifikasi dan pemetaan gambar dengan presisi tinggi. Alat ini diharapkan dapat mempercepat dan menyederhanakan proses analisis visual di berbagai sektor industri.
Meta juga merilis model baru yang mempercepat respons dari LLM (Large Language Models), sehingga platform-platform yang mengandalkan teknologi ini dapat memberikan interaksi yang lebih cepat dan responsif.
Baca juga: Meta Umumkan AI untuk Buat Video dengan Perintah Teks
Di samping itu, Meta meluncurkan kumpulan data baru yang dirancang untuk mendukung penelitian bahan anorganik, khususnya untuk aplikasi di bidang sains material dan pengembangan teknologi masa depan.
Jason Weston selaku salah satu peneliti utama Meta mengungkapkan bahwa Meta memiliki tujuan besar agar AI dapat sepenuhnya mengevaluasi dan memperbaiki dirinya sendiri tanpa bantuan manusia.
Menurut Weston, jika AI mampu mencapai tingkat kemandirian ini, AI di masa depan mungkin dapat melampaui manusia dalam beberapa aspek, terutama dalam hal evaluasi dan pengembangan mandiri. Visi ini menggambarkan ambisi Meta untuk menciptakan sistem AI yang sepenuhnya mandiri dan dapat diandalkan.
Pada dasarnya, model "Self-Taught Evaluator" ini menggunakan teknik "rantai pemikiran," yang juga diterapkan oleh OpenAI. Teknik ini memecah masalah kompleks menjadi beberapa langkah kecil yang logis sehingga meningkatkan akurasi dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait sains, pemrograman, dan matematika.
Dengan pendekatan ini, AI mampu menyelesaikan perhitungan dan analisis dengan lebih tepat dan efisien, menghasilkan solusi yang lebih akurat dibandingkan metode sebelumnya. Model ini pertama kali dipublikasikan dalam makalah ilmiah Meta pada bulan Agustus.
Tanpa masukan manusia
Untuk melatih model ini, Meta menggunakan data yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI, tanpa masukan manusia. Langkah ini bertujuan untuk menciptakan AI yang tidak hanya lebih cepat dan lebih murah untuk dikembangkan, tetapi juga memiliki kemampuan otonom untuk belajar dari kesalahannya sendiri.
Meta memandang pendekatan ini sebagai cara efektif untuk menciptakan agen AI yang otonom, yang dapat menyelesaikan berbagai tugas tanpa memerlukan pengawasan manusia yang intensif. Dua peneliti Meta yang diwawancarai oleh Reuters mengungkapkan bahwa AI yang mampu mengevaluasi dirinya sendiri berpotensi menciptakan agen yang lebih mandiri dan adaptif.
Baca juga : Meta Umumkan AI untuk Buat Video dengan Perintah Teks
Kemampuan AI untuk mengevaluasi AI lainnya secara otomatis membuka potensi besar untuk mengurangi penggunaan metode Pembelajaran Penguatan dari Umpan Balik Manusia (RLAIF), yang saat ini masih umum digunakan.
Metode RLAIF melibatkan manusia sebagai pencatat dan penilai yang memberikan label data serta memverifikasi jawaban, terutama dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
Proses ini tidak hanya memakan waktu tetapi juga membutuhkan tenaga ahli yang memiliki keterampilan khusus. Meta berharap teknologi AI baru mereka dapat secara signifikan mengurangi ketergantungan pada metode ini.
Meta bukanlah satu-satunya perusahaan yang bereksperimen dengan teknik seperti RLAIF. Sebab Google dan Anthropic juga sedang meneliti metode serupa.
Namun, pendekatan Meta cukup berbeda, jika Meta memilih untuk lebih terbuka dan menyediakan akses publik pada beberapa model AI mereka, Google dan Anthropic cenderung lebih tertutup. Mereka tidak memberikan akses langsung terhadap model-model AI yang mereka kembangkan kepada publik, mungkin karena pertimbangan terkait keamanan, privasi, atau hak kekayaan intelektual.
Dengan serangkaian inovasi ini, Meta memperkuat perannya sebagai pemimpin dalam industri AI, berupaya mengembangkan teknologi yang lebih maju dan independen. Model-model seperti "Self-Taught Evaluator" dan pembaruan lainnya mencerminkan visi Meta untuk menciptakan AI yang tidak hanya canggih tetapi juga mampu bekerja tanpa campur tangan manusia.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Meta dalam mendorong batasan teknologi kecerdasan buatan, menjadikan AI lebih otonom, adaptif, dan andal untuk berbagai aplikasi di masa depan.
Baca berita dan artikel lain di Google News
(mha)