Foto: Wired
Teknologi.id - Pada bulan Juli ini, kita merayakan 53 tahun sejak astronot NASA Neil Armstrong menginjakkan kaki di Bulan. Saat ini, badan antariksa dari berbagai negara sedang berusaha membuka jalan bagi manusia untuk melakukan perjalanan ke Bulan dan bahkan tinggal di sana. Ada sebuah penelitian yang menghitung bahwa hidup di satelit alami Bumi tersebut akan sangat mahal.
Seorang ahli di Money, perusahaan broker produk kredit konsumen, telah menerbitkan panduan hipotek untuk menghitung biaya hidup di Bulan. Menurut perhitungan Money, hidup di Bulan akan menelan biaya setidaknya $325.067, atau sekitar Rp 4,6 miliar per bulan. Harga ini sudah termasuk biaya pemeliharaan komponen keamanan rumah seperti penyegelan cuaca, AC dan pemanas industri, jendela anti meteor, ruang isolasi, dan listrik organik. Panduan perhitungan ini juga memberi peringkat tempat tinggal yang paling didambakan di Bulan.
Bagian Bulan yang dikenal sebagai "Sea of Rains" dianggap sebagai tempat yang sempurna untuk tinggal bersama keluarga. Daerah ini terletak di utara dan merupakan salah satu kawah paling berdampak di tata surya.
Ambisi untuk bisa menduduki Bulan bukan sekedar angan-angan. Sebagai buktinya, misi Artemis NASA akan lepas landas pada 2024 dan mengirim kru ke Bulan untuk menjelajahi permukaan Bulan. Pencarian ini menawarkan harapan untuk membangun koloni yang stabil di sana.
Sementara NASA hanya berfokus pada pengiriman astronot, perusahaan teknologi luar angkasa melihat lebih jauh ke masa depan ketika manusia mempertimbangkan untuk pindah dari Bumi ke Bulan.
"Dengan Bumi yang semakin padat dan teknologi luar angkasa yang semakin maju, kehidupan di Bulan akan segera menjadi normal," kata studi tersebut.
Dalam studi ini, Money memperhitungkan biaya konstruksi dan harga markup penjualan rumah di Bulan untuk membuat panduan komprehensif cara membeli hipotek dan menyesuaikan dengan gaya hidup Bulan.
Tim Money juga melihat berbagai faktor untuk menghitung biaya rumah di Bulan, termasuk bahan baku yang dibutuhkan untuk membangun rumah, bahan khusus yang dibutuhkan untuk membangun atmosfer Bulan, kebutuhan astronot untuk bepergian, dan biaya transportasi rata-rata untuk mengangkut bahan ke Bulan.
Data biaya per transportasi yang dikumpulkan dari SpaceX, untuk menghitung jumlah pengiriman logistik ke bulan. Menurut Panduan Hipotek di Bulan, rumah pertama di Bulan yang dapat berfungsi sepenuhnya adalah USD 48.454.063 atau sekitar Rp 700 miliar.
Setelah rumah mahal ini selesai dibangun, rumah-rumah berikutnya akan berharga lebih murah, sekitar USD 40.662.642 (Rp 586 miliar) karena bahan bangunan dan para pekerja sudah tinggal di Bulan.
Panduan ini pun memberi tahu calon penghuni untuk memperkirakan markup properti akan berkisar di rata-rata 27,61% setelah manusia lainnya mulai ramai berpindah dari Bumi.
Baca juga : 5 Tanda Anda Perlu Mengganti Smartphone dengan yang Baru
Ide hidup di Bulan sepertinya merupakan kehidupan yang menarik. Namun perlu diingat bahwa mereka yang cukup berani untuk membuat keputusan ini harus mempertimbangkan berbagai gaya hidup di Bulan yang menyertainya.
Salah satunya berencana untuk menghasilkan listrik dalam kondisi cuaca dan suhu ekstrim. Akibatnya, biaya beberapa penyedia energi mungkin memaksa orang untuk mempertimbangkan beberapa alternatif.
"Cara paling efisien untuk menghasilkan listrik di Bulan adalah dengan membeli reaktor nuklir kecil seharga USD 1,3 miliar," kata Money dalam studi tersebut.
Alternatifnya, warga Bulan bisa berinvestasi untuk 34 panel surya yang akan menghasilkan cukup listrik untuk satu rumah dan hanya membutuhkan biaya USD 23.616 sebagai perbandingannya dengan nuklir kecil.
Tak cukup sampai di situ, begitu sampai di Bulan, manusia juga harus belajar bertahan hidup di sana, yang artinya mereka harus menanam makanannya sendiri. Dengan rata-rata rumah tangga empat orang, dibutuhkan total tujuh rumah untuk menghasilkan 1,1 ton makanan di Bulan. Tentu saja, dengan banyak tanaman, sejumlah besar air diperlukan.
Oktober lalu, NASA mengumumkan bahwa ada air di permukaan Bulan yang diterangi matahari. Sumber air ini mudah diakses melalui sistem pipa ruang. Namun, jumlah itu tidak cukup untuk mengairi berton-ton tanaman.
Baca juga: Daftar 5 HP Paling Dicari Pada Bulan Juli 2022
“Untuk hidup nyaman selama setahun, dibutuhkan 5,9 ton air untuk mengatur pertumbuhan tanaman dan hidrasi pribadi dalam sebuah rumah tangga,” kata Money.
Tak lupa, panduan tersebut mencatat bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan air dalam jumlah besar adalah dengan memurnikan dan menggunakan kembali limbah air.
Kotoran bulan yang dibawa kembali ke Bumi dari misi sebelumnya mengandung Helium-3. Kandungan ini diklaim oleh China untuk mengatasi krisis energi global. Studi terbaru menunjukkan bahwa Helium-3 juga dapat digunakan untuk menggerakkan rumah di Bulan.
"Pengembangan pemanfaatan ion helium-3 yang ditemukan di kerak atas Bulan pada akhirnya akan memicu reaksi fusi nuklir non-radioaktif dan menghasilkan energi yang lebih bersih dan aman dalam jumlah yang lebih besar daripada yang ada di Bumi saat ini." kata studi tersebut.
(aka)