Teknologi.id - CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengajak industri teknologi untuk beralih menggunakan teknologi AI open-source yang diklaimnya sebagai masa depan teknologi, alih-alih model tertutup yang sering digunakan oleh perusahaan lain. Ajakan ini disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di akun Instagram-nya.
Langkah ini diambil setelah Meta merilis LIama 3.1 405B, model AI open-source yang diklaim memiliki kemampuan setara dengan GPT-4. Berbeda dengan model AI tertutup, LIama 3.1 405B bisa diunduh dan digunakan secara gratis oleh siapa saja yang memiliki komputer dengan spesifikasi yang memadai.
https://www.instagram.com/reel/C9xOz1gPKcy
Zuckerberg menekankan beberapa alasan utama mengapa AI open-source lebih menguntungkan dibandingkan dengan model tertutup. Pertama, AI open-source memastikan akses yang lebih luas dan merata terhadap teknologi AI di seluruh dunia.
Menurut Zuckerberg, teknologi yang terbuka memungkinkan lebih banyak orang untuk memanfaatkannya, mengurangi konsentrasi kekuasaan di tangan segelintir perusahaan besar. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar open-source, di mana pengguna tidak hanya dapat menggunakan, tetapi juga memodifikasi dan meningkatkan model yang ada.
Baca juga: Trump Ancam Penjarakan Zuckerberg, Apa Alasannya?
Dengan model AI open-source, Zuckerberg berargumen bahwa keamanan dan kemampuan teknologi secara keseluruhan akan meningkat. Ini karena lebih bnayak peneliti dan pengembang dapat memeriksa dan mengembangkan model tersebut.
Pengawasan dari berbagai pihak ini akan membantu menemukan dan memperbaiki kekurangan yang ada dari waktu ke waktu. Zuckerberg percaya bahwa kolaborasi semacam ini akan menghasilkan model AI yang lebih baik dan lebih aman.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga kekhawatiran terkait dengan pendekatan open-source. Salah satunya adalah risiko bahwa negara pesaing, seperti China, dapat dengan mudah mengakses teknologi AI yang kuat.
Meski demikian, Zuckerberg berpendapat bahwa risiko ini tetap ada, bahkan dengan model tertutup. Ia menyebut bahwa pesaing dapat mencuri kode AI dari model tertutup juga, sehingga pendekatan open-source tidak meningkatkan risiko ini secara signifikan.
Selain itu, Zuckerberg menekankan pentingnya kerja sama antara perusahaan teknologi dan pemerintah untuk memastikan bahwa keuntungan dari AI open-source dapat dimaksimalkan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan keunggulan bagi negara yang mengadopsi pendekatan ini dibandingkan dengan negara lain.
Dengan demikian, teknologi AI dapat disebarkan secara lebih merata dan aman, membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Baca juga: Mark Zuckerberg Mau Bikin AI dengan Kemampuan Serupa Otak Manusia
Meta dan Open-Source
Langkah Meta untuk mengadopsi teknologi AI open-source tidak lepas dari sejarah panjang perusahaan ini dalam mendukung open-source. Sebelumnya, Meta telah merilis berbagai bahasa pemrograman open-source yang populer, termasuk React, yang banyak digunakan di seluruh web.
Pendekatan ini mencerminkan filosofi Meta yang mengedepankan keterbukaan dan kolaborasi dalam pengembangan teknologi.
Sebagian dari penekankan Zuckerberg pada teknologi open-source juga berkaitan dengan ketidaksukaannya terhadap kontrol yang dimiliki Apple atas iOS. Sebagai pembuat iPhone, Apple memiliki kemampuan untuk mengontrol bagaimana aplikasi Meta harus diperbarui.
Dengan menggunakan teknologi open-source, Meta dapat mengurangi ketergantungan pada platform tertutup seperti iOS, dan memberikan lebih banyak kebebasan bagi pengembang dalam mengembangkan aplikasi mereka.
Pemikiran dan langkah yang diambil oleh Zuckerberg dan Meta mencerminkan visi masa depan di mana AI open-source dapat memainkan peran yang lebih besar dalam industri teknologi.
Dengan membuka akses dan memungkinkan kolaborasi yang lebih luas, teknologi AI dapat berkembang lebih cepat dan lebih aman. Ini bukan hanya tentang keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga tentang memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat global.
Baca juga: Ilmuwan Harvard Sebut Bisa Datangkan Alien ke Bumi Pakai Teknologi AI
Pendekatan AI open-source yang diusung oleh Zuckerberg juga dapat berdampak signifikan pada ekosistem teknologi secara keseluruhan. Dengan model yang terbuka, lebih banyak startup dan perusahaan kecil dapat mengakses teknologi canggih tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
Ini akan mendorong inovasi di berbagai sektor, dari kesehatan hingga pendidikan, karena pengembang dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan solusi baru yang sebelumnya tidak terjangkau. Selain itu, perusahaan yang lebih besar juga bisa mendapatkan keuntungan dari umpan balik komunitas global, yang dapat mempercepat pengembangan dan penyempurnaan teknologi AI.
Meskipun banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari AI open-source, ada juga tantangan yang harus dihadapi dalam implementasinya. Salah satu tantangan utama adalah memastikan bahwa modifikasi dan penyempurnaan yang dilakukan oleh pengguna tetap aman dan tidak disalahgunakan.
Ada risiko bahwa pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat memodifikasi AI untuk tujuan yang merugikan. Oleh karena itu, perlu ada mekanisme pengawasan dan regulasi yang tepat untuk menghindari penyalahgunaan teknologi ini.
Zuckerberg menyadari tantangan ini dan menekankan pentingnya kerja sama antara perusahaan teknologi, pemerintah, dan komunitas global untuk menciptakan kerangka kerja yang aman dan efektif bagi pengembangan AI open-source.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(bmm)
Tinggalkan Komentar