Penelitian NASA: Batu di Mars Ungkap Jejak Kehidupan Mikroba?

Bagas Daru Baruna . March 18, 2025

NASA di Mars
Foto: www.dw.com


Teknologi.id - NASA kembali membuat gebrakan besar dalam eksplorasi luar angkasa dengan menemukan bukti yang diduga terkait kehidupan di Planet Mars. Temuan ini berasal dari batuan yang ditemukan oleh wahana penjelajah Perseverance pada 21 Juli 2024 di Kawah Jezero, Mars. Batu yang dijuluki Cheyava Falls atau Air Terjun Cheyava ini diyakini mengandung tanda-tanda kimia yang mungkin terbentuk akibat aktivitas biologis miliaran tahun lalu.

Tim ilmuwan NASA mengungkapkan bahwa batu Air Terjun Cheyava ditemukan di tepi utara lembah sungai purba Neretva Vallis, yang memiliki lebar sekitar 400 meter. Hasil analisis menunjukkan bahwa permukaan batu tersebut memiliki pola unik berupa bintik-bintik hitam, biru, dan kehijauan, yang oleh peneliti disebut sebagai "biji poppy", serta bercak-bercak kecil berwarna gelap yang dijuluki "bintik macan tutul".

Struktur dan komposisi kimia batu ini menarik perhatian ilmuwan karena mengandung zat besi dan fosfat dengan tingkat oksidasi serta warna kemerahan yang berbeda. Temuan ini mengindikasikan adanya proses kimia yang mirip dengan proses biologis yang terjadi di Bumi.

Menurut Joel Hurowitz, wakil kepala peneliti NASA, di Bumi reaksi serupa sering dikaitkan dengan respirasi bahan organik yang digerakkan oleh mikroba. Ini menandakan bahwa miliaran tahun lalu, mungkin pernah ada kehidupan mikroba di bawah permukaan tanah Mars.

Air sebagai Faktor Pendukung Kehidupan di Mars

Keberadaan air di Mars telah lama menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Temuan batu Air Terjun Cheyava semakin memperkuat teori bahwa air pernah mengalir di Planet Merah tersebut. Batu ini memiliki urat-urat kalsium sulfat, yang menunjukkan bahwa air pernah meresap dan mengalir melalui batuan tersebut.

Dikutip dari Business Today (17/3/2025), ilmuwan menduga bahwa Sungai Neretva Vallis di Mars terbentuk akibat aliran air deras yang mengarah ke Kawah Jezero. Lumpur yang mengandung senyawa organik kemungkinan diendapkan ke dalam lembah tersebut sebelum mengeras menjadi batuan seperti yang ditemukan oleh Perseverance.

Fakta bahwa batu ini tidak mengalami proses kristalisasi ulang akibat paparan panas ekstrem juga memperkuat dugaan bahwa perubahan struktur batuan terjadi pada suhu rendah, sebuah kondisi yang lebih mendukung kehidupan berbasis air.

Baca Juga: Ini Daftar 15 Bank dan Dompet Digital yang Mendukung QRIS Tap

Implikasi dari Temuan Ini

Jika dugaan bahwa batu Air Terjun Cheyava terbentuk akibat aktivitas biologis terbukti benar, maka ini akan menjadi salah satu penemuan paling penting dalam sejarah sains. Bukti kehidupan mikroba di luar Bumi akan mengubah pemahaman manusia tentang bagaimana kehidupan dapat muncul di berbagai belahan alam semesta.

Namun, para ilmuwan tetap berhati-hati dalam menarik kesimpulan. Untuk memastikan bahwa temuan ini benar-benar merupakan jejak kehidupan, NASA berencana untuk membawa sampel batu tersebut ke Bumi melalui misi Mars Sample Return yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun 2030. Proses ini akan memungkinkan para peneliti melakukan analisis mendalam menggunakan peralatan laboratorium yang lebih canggih dibandingkan yang tersedia di Mars.

Menurut Amy Williams, seorang astrobiolog dari University of Florida yang terlibat dalam penelitian ini, menemukan bukti kehidupan di luar Bumi akan menjadi penemuan yang mengubah paradigma manusia dalam memahami asal-usul kehidupan. Oleh karena itu, ilmuwan ingin memastikan bahwa kesimpulan ini benar-benar akurat sebelum diumumkan secara resmi.

Baca Juga : AC Pertama Xiaomi Rilis di Indonesia, Ini Harganya

Masa Depan Eksplorasi Mars

Penemuan ini semakin menegaskan pentingnya eksplorasi lebih lanjut ke Mars. Jika bukti kehidupan di Mars dapat dikonfirmasi, langkah berikutnya adalah memahami bagaimana kehidupan di sana berkembang dan mengapa akhirnya menghilang.

Selain itu, temuan ini juga menjadi dorongan besar bagi misi eksplorasi manusia ke Mars di masa depan. Jika kehidupan mikroba pernah ada di sana, kemungkinan masih ada sisa-sisa bentuk kehidupan yang dapat bertahan di bawah permukaan Mars, tempat yang lebih terlindung dari radiasi matahari.

NASA dan badan antariksa lainnya, seperti ESA (European Space Agency) dan CNSA (China National Space Administration), semakin giat dalam merencanakan misi eksplorasi Mars. Dengan teknologi yang terus berkembang, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam beberapa dekade ke depan, manusia dapat melakukan penelitian langsung di Planet Merah.

Kesimpulan

Temuan batu Air Terjun Cheyava di Planet Mars oleh NASA menjadi bukti awal yang menarik mengenai kemungkinan adanya kehidupan mikroba miliaran tahun lalu. Struktur unik dan komposisi kimianya menunjukkan tanda-tanda aktivitas biologis yang menyerupai proses yang terjadi di Bumi. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah kehidupan benar-benar pernah ada di sana.

Jika terbukti benar, temuan ini akan mengubah cara pandang manusia terhadap kehidupan di luar Bumi dan membuka cakrawala baru dalam eksplorasi alam semesta. Misi Mars Sample Return yang direncanakan NASA akan menjadi kunci untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti terkait temuan ini.

Eksplorasi Mars terus berlanjut, dan mungkin dalam beberapa tahun ke depan, kita akan mendapatkan jawaban definitif tentang misteri kehidupan di Planet Merah.

Baca juga Artikel lainnya Google News

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar