Tolak Serahkan Hadiah GPU RTX 5060, Anak Magang Pilih Tinggalkan Perusahaan

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 08, 2025

Foto: Gemini

Teknologi.id – Sebuah kisah perselisihan yang melibatkan aset teknologi dan etika perusahaan baru-baru ini menjadi viral di media sosial Tiongkok. Kasus ini berpusat pada seorang karyawan magang muda di sebuah perusahaan teknologi di Shanghai yang dipaksa untuk menyerahkan hadiah yang ia menangkan—yaitu kartu grafis (GPU) Nvidia GeForce RTX 5060—kepada manajemen perusahaan. Alih-alih tunduk pada tekanan, anak magang tersebut mengambil keputusan yang mengejutkan: ia memilih mengundurkan diri (resign) dari pekerjaannya demi mempertahankan hak atas hadiah pribadinya tersebut.

Insiden ini telah memicu perdebatan sengit mengenai batas antara aset perusahaan dan keberuntungan individu, menyoroti praktik-praktik manajemen yang dianggap serakah dan merugikan karyawan di tingkat bawah.

Foto: Lampost

Hadiah Durian Runtuh dari Perjalanan Dinas

Peristiwa ini bermula pada 14 November lalu. Karyawan magang yang identitasnya tidak disebutkan tersebut ditugaskan oleh perusahaannya untuk melakukan perjalanan dinas ke luar kota guna menghadiri acara tahunan Nvidia Roadshow. Karena ini merupakan perjalanan dinas, seluruh biaya akomodasi dan transportasi ditanggung penuh oleh perusahaan.

Di tengah acara tersebut, seperti layaknya acara promosi teknologi besar, diadakan sesi undian atau giveaway. Karyawan magang tersebut, yang mungkin hanya mencoba peruntungannya, berpartisipasi dalam undian tersebut. Dewi fortuna ternyata berpihak kepadanya; ia berhasil memenangkan hadiah utama, yaitu satu unit GPU Nvidia GeForce RTX 5060.

Bagi seorang anak magang, hadiah berupa komponen hardware premium ini adalah "durian runtuh." Di pasaran, GPU RTX 5060 memiliki nilai yang cukup tinggi, diperkirakan mencapai sekitar 3.000 yuan atau setara dengan Rp6,7 juta. Nilai ini tentu signifikan, jauh melebihi potensi gaji bulanan seorang karyawan magang.

Baca juga: Nvidia Rilis RTX 5090D V2 Khusus China, Spesifikasi Dipangkas Demi Patuh Regulasi AS

Tuntutan Aneh dari Manajemen Perusahaan

Sayangnya, euforia kemenangan itu hanya bertahan singkat. Begitu kembali ke kantor, kabar mengenai hadiah yang dimenangkan oleh anak magang tersebut telah "dicium" oleh manajemen dan departemen keuangan.

Alih-alih memberikan selamat, pihak perusahaan, termasuk tim Human Resources (HR) dan petinggi, mulai menekan sang karyawan magang. Mereka menuntut agar kartu grafis Nvidia RTX 5060 itu diserahkan kepada perusahaan.

Argumen yang dilontarkan oleh manajemen perusahaan cukup kontroversial. Mereka mengklaim bahwa hadiah tersebut secara hukum adalah "aset perusahaan." Dasar klaim mereka adalah: tanpa tiket perjalanan dinas yang dibiayai oleh perusahaan, karyawan tersebut tidak akan pernah bisa menghadiri acara Nvidia Roadshow dan, akibatnya, tidak akan pernah memenangkan undian. Oleh karena itu, hadiah tersebut dianggap sebagai hasil dari investasi dan fasilitas yang diberikan perusahaan.

Anak magang tersebut, yang merasa tuntutan itu tidak masuk akal, menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Ia berargumen bahwa memenangkan undian adalah hasil dari keberuntungan pribadinya semata, bukan bagian dari tugas pekerjaan yang telah ditentukan atau produk dari kinerja yang ia berikan selama di perusahaan.

Ultimatum dan Keputusan Tegas untuk Mundur

Situasi dengan cepat memanas dan menjadi tegang. Petinggi perusahaan turun tangan, mencecar si anak magang dengan tekanan psikologis. Puncaknya, staf HR mengeluarkan ultimatum keras: jika anak magang tetap menolak menyerahkan kartu grafis tersebut, ia dipersilakan untuk "mencari perusahaan lain," secara efektif mengancam status magangnya. 

Di bawah tekanan yang tidak etis tersebut, si karyawan magang tidak butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Malam itu juga, ia mengajukan surat pengunduran diri. Ia memilih kehilangan status magangnya, yang mungkin hanya memberikan upah minimum, daripada harus melepaskan hak pribadinya atas barang senilai jutaan rupiah. Ia meninggalkan perusahaan dengan membawa serta Nvidia GeForce RTX 5060 miliknya.

Warganet Membela dan Opini Hukum Menguatkan

Kisah ini dengan cepat menyebar dan menjadi trending topic di media sosial Tiongkok. Reaksi warganet hampir serentak: mayoritas berdiri di belakang anak magang tersebut. Mereka mengecam perusahaan tersebut sebagai entitas yang "serakah" dan "konyol" karena meributkan barang seharga 3.000 yuan dari seorang karyawan level magang.

Salah satu komentar sarkas yang paling banyak mendapat dukungan merangkum keanehan logika perusahaan: "Jika karyawan itu justru kena denda 50.000 yuan karena melanggar lalu lintas saat perjalanan dinas, apakah perusahaan mau bertanggung jawab dan membayarkannya?"

Baca juga: Bos Nvidia ‘Manusia Rp 2.600 Triliun’ Semprot Karyawan yang Enggan Pakai AI

Secara hukum, posisi anak magang ini juga dinilai kuat. Seorang pengacara yang dimintai pendapatnya menegaskan bahwa hadiah yang didapat dari undian atau lotre melekat pada individu yang memenangkan, bukan pada entitas yang mungkin membiayai perjalanannya. Kecuali jika kontrak kerja secara spesifik mencantumkan klausul mengenai "hadiah undian" yang secara eksplisit harus diserahkan kepada perusahaan, manajemen tidak memiliki dasar hukum yang kuat untuk menyita barang tersebut.

Insiden ini menjadi pengingat pahit tentang pentingnya batasan etika dalam hubungan kerja. Keputusan berani si anak magang untuk melepaskan kesempatan kerja daripada menyerahkan hak pribadinya disambut sebagai kemenangan moral kecil melawan serakahnya korporasi.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar