Teknologi.id - Pada Selasa (17/9), Lebanon diguncang oleh ledakan besar yang melibatkan ratusan pager, menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan korban jiwa. Insiden ini menimbulkan pertanyaan besar: mengapa Hizbullah, kelompok bersenjata Lebanon, masih menggunakan pager?
Alasan Hizbullah Menggunakan Pager
Sejak konflik dengan Israel meningkat, Hizbullah menghadapi tantangan dalam menjaga kerahasiaan komunikasi mereka. Pada Februari 2024, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, memerintahkan anggotanya untuk berhenti menggunakan smartphone. Alasannya, Israel dianggap dapat memanfaatkan teknologi smartphone untuk melakukan pengawasan dan intelijen. Untuk menghindari risiko ini, Hizbullah memutuskan beralih ke pager.
Baca juga: Fakta Ledakan Pager Lebanon: Dubes Jadi Korban, Israel Diduga Jadi Dalang
Apa Itu Pager?
Pager adalah perangkat komunikasi yang telah ada sejak lama, namun popularitasnya menurun seiring dengan berkembangnya teknologi ponsel pintar. Pager berfungsi mengirimkan pesan teks pendek melalui gelombang radio khusus, berbeda dari telepon seluler yang menggunakan internet. Pesan-pesan dikirim melalui frekuensi radio unik untuk setiap perangkat pager.
Penggunaan Pager di Industri Kesehatan
Meskipun pager sudah jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, perangkat ini masih populer di beberapa industri, terutama di bidang kesehatan. Rumah sakit dan tenaga medis sering menggunakan pager untuk komunikasi darurat selama operasi atau situasi mendesak, karena pager dapat berfungsi di area tanpa sinyal seluler dan memiliki daya tahan baterai yang lebih lama. Di Amerika Serikat, sekitar 2.200 rumah sakit masih menggunakan pager, dan Spok, sebuah perusahaan penjual pager, mencatat penjualan yang signifikan di AS dan Australia pada Juni 2024.
Potensi Bahaya Pager
Meskipun pager dianggap lebih aman dari peretasan dibandingkan dengan smartphone, ada potensi bahaya yang perlu diperhatikan. Profesor Vir Phoha dari Syracuse University menjelaskan bahwa meski pager umumnya aman, ada kemungkinan perangkat tertentu dapat dimodifikasi menjadi alat peledak dan dikendalikan dari jarak jauh. Meskipun skenario ini jarang terjadi dan sangat menantang, peretas dapat mencoba membuat baterai pager meledak dengan menyisipkan kode berbahaya atau memasukkan bahan peledak selama proses pembuatan.
Kronologi Ledakan Pager di Lebanon
Menurut Hizbullah, pager-pager yang digunakan oleh anggotanya meledak secara bersamaan pada pukul 3.30 sore waktu setempat. Ledakan ini terjadi di area-area padat yang memiliki kehadiran Hizbullah. Banyak anggota melaporkan bahwa pager mereka tiba-tiba memanas sebelum meledak. Meskipun Hizbullah dan pemerintah Lebanon menuduh Israel sebagai pelaku, hingga kini Israel belum memberikan komentar resmi mengenai insiden ini.
Dengan memahami konteks dan bahaya penggunaan pager, kita bisa lebih mengerti mengapa Hizbullah masih memilih perangkat komunikasi yang sudah ketinggalan zaman ini, serta dampak yang bisa ditimbulkannya dalam situasi darurat seperti yang terjadi baru-baru ini.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar