Teknologi.id - Baru beberapa waktu lalu Elon Musk menghebohkan dunia dengan keberhasilannya membeli Twitter dengan harga senilai USD 44 miliar (Rp 643,8 triliun), kini sang CEO Tesla dan SpaceX itu kembali membuat geger setelah mengatakan akan menunda pembelian platform microblogging tersebut.
"Deal Twitter untuk sementara ditangguhkan, (ada) detail tertunda untuk perhitungan bahwa akun spam/palsu memang mewakili kurang dari 5% pengguna," kata Elon Musk melalui akun Twitter pribadinya.
Still committed to acquisition
Elon Musk mengaitkan penundaan pembelian Twitter tersebut dengan laporan Reuters pada 2 Mei 2022, tentang masalah spam dan akun palsu di Twitter. Dalam laporan keuangan kuartal 1, Twitter mengatakan jumlah akun palsu atau spam kurang dari 5% total pengguna aktif pada 3 bulan pertama 2022.
Pihak Twitter mengatakan angka sampel tersebut masih masuk akal. Meskipun begitu, data ini tidak diverifikasi secara independen dan ada kemungkinan jumlahnya lebih tinggi dari yang diungkapkan.
Belum diketahui secara detail apa hubungan laporan data Twitter tersebut sehingga membuat Elon Musk meminta penundaan pembelian Twitter. Namun, dalam cuitan berikutnya, Elon Musk menegaskan akan tetap berkomitmen untuk membeli Twitter.
Baca juga: Elon Musk Ingin Tarik Biaya untuk Setiap Tweet yang Viral?
Sebagaimana diberitakan, sebelumnya pada 26 April lalu Elon Musk sudah setuju untuk membeli Twitter senilai USD 44 miliar (Rp 643,8 triliun).
Di hadapan para investor, Elon Musk menyampaikan rencana bisnisnya terkait Twitter, bahwa dirinya ingin meningkatkan pendapatan tahunan Twitter dari USD 5 miliar, menjadi USD 26,4 miliar pada tahun 2028 nanti.
Selain itu, Elon Musk juga menargetkan adanya peningkatan jumlah pengguna dari 217 juta di akhir 2021 menjadi 600 juta di 2025 dan 931 juta pengguna pada 2028 seperti dilaporkan The New York Times.
Menariknya, Elon mengungkap akan mempersiapkan produk baru misterius, yang sementara ini dinamai produk X. dan diberi target 104 juta pengguna pada 2028 nanti.
Sementara itu, Elon Musk juga menginginkan adanya pendapatan rata-rata dari tiap pengguna menjadi USD 30,22 di tahun 2028, dari sebelumnya USD 24,83 di tahun 2021.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Elon juga berencana untuk melakukan bongkar pasang pegawai, ada yang akan dipecat pun direkrut. Tujuan akhirnya adalah memiliki 11.072 pegawai pada 2025.
Sebagai informasi, saat ini Twitter mempekerjakan 7.500 pegawai. Rencananya akan ada 1.725 pegawai baru di 2022, namun 893 pegawai akan diberhentikan di 2023, sebelum ada pembukaan lowongan kerja lagi.
Elon kabarnya ingin memangkas sebagian orang lama di Twitter dan memasukkan banyak talenta baru di bagian engineering
(dwk)
Tinggalkan Komentar