Teknologi.id - Lima tahun lalu atau tahun ketiga
memasuki pasar Indonesia, vivo telah menunjukkan komitmen bisnis jangka panjang
dengan membangun pusat produksi mandiri di Cikupa, Tangerang, Banten.
Lokasi tersebut dijadikan basis
produksi pertama vivo di Asia Tenggara, vivo mengelola seluruh rantai produksi
dan pengujian untuk terus menyediakan produk dan layanan berkualitas tinggi
kepada pengguna di Indonesia.
Sejalan dengan pengembangan
portofolio produk berbagai seri dan pertumbuhan pengguna vivo di Indonesia, vivo
melakukan ekspansi pabrik untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi.
Berawal dari satu unit gedung,
pusat produksi vivo kini mencakup dua kompleks dengan kapasitas produksi
ratusan ribu unit per bulan pada tahun 2020.
Smartphone buatan vivo Indonesia
telah melalui proses produksi yang diawasi oleh para ahli. Fasilitas sentra
produksi mandiri mengakomodasi vivo dalam memenuhi persentase Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN).
Hal tersebut menjadi perpanjangan
tangan vivo dalam menjaga komponen dan produk akhir secara keseluruhan yang
dipastikan selalu dalam standar kualitas untuk semua pengguna.
Proses Produksi Ketat dengan Pengujian Multi-level
Di area produksi vivo di Cikupa,
ada dua bagian untuk setiap lini, yaitu perakitan dan pengujian.
Perakitan bagian dilakukan secara
cepat dengan standar waktu tertentu untuk menyelesaikan setiap bagian pekerjaannya.
Selain itu, setiap komponen yang
dirakit diperiksa dengan mesin pengujian super kompleks yang terintegrasi
dengan jaringan intranet untuk melacak hasil secara online.
Sistem ini juga memastikan bahwa
hanya produk yang lolos tahap pertama dari pos uji yang dapat melanjutkan ke
pos uji berikutnya.
Serangkaian pengujian dilakukan
pada tahap pengujian, termasuk pengujian konsumsi energi, audio, MMI (kartu
SIM/inframerah/sensitivitas/tombol/sensor gravitasi/kompas).
Dilanjutkan dengan pengujian
kamera, pengujian komunikasi radio atau jaringan, GPS dan pengujian Wi-Fi.
Area pengujian lainnya
dikhususkan untuk pengujian reliabilitas/keandalan smartphone (Aging).
Terdapat deretan rak di dalam
ruangan dengan ratusan slot yang dilengkapi dengan jalur pengisian untuk
menguji daya tahan baterai setiap unit smartphone yang dihasilkan dari
rangkaian lini produksi.
Setelah itu, smartphone tersebut
menjalani uji fitur, antara lain uji kamera depan dan belakang, sensor
autentikasi sidik jari, dan fitur lain yang disematkan.
Uji fitur ini merupakan tahap
akhir dari rangkaian pengujian sebelum smartphone memasuki tahap pengemasan.
Bagi vivo, tahap pengemasan juga
merupakan bagian penting dari proses produksi smartphone.
Pengemasan dengan bahan
berkualitas merupakan sentuhan akhir vivo dalam mengapresiasi inovasi produk
yang dilakukan melalui serangkaian proses kompleks di pabrik.
Setiap smartphone vivo akan
diperiksa ulang di antaranya untuk buku manual tambahan, penimbangan unit, dan
penyegelan produk akhir untuk pengemasan.
Memastikan Standar Kualitas yang Terbaik
Struktur hardware dari setiap seri smartphone vivo harus diuji di Lab
Kontrol Kualitas (QC Lab) secara intensif sebelum dan saat diproduksi massal.
“Melalui ekspansi basis produksi
serta fasilitas QC Lab independen, kami ingin memenuhi kebutuhan konsumen setia
vivo di Tanah Air dengan rangkaian produk berkualitas yang telah melalui uji
dengan standarisasi global,” kata Edy Kusuma, Senior Brand Director vivo
Indonesia.
Sampel smartphone akan melalui
serangkaian pengujian ekstensif, seperti memeriksa daya pada penggunaan tinggi
(menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan), ketahanan terhadap suhu panas
(50oC -75oC) dan suhu dingin (hingga -20oC),
serta uji paparan air.
Selain itu, dengan melakukan
simulasi kondisi colokan dan cabut port pengisian daya, sampel ponsel cerdas
harus melalui ribuan uji ayunan, uji colokkan dan cabut kabel pengisi daya
secara manual dan otomatis oleh penguji profesional.
Selanjutnya di area QC Lab,
smartphone juga menjalani uji jatuh menggunakan mesin tertentu yang akan
memutar unit ratusan kali untuk menguji ketahanan hardware.
Uji jatuh pada tahap ini adalah
jatuh bebas atau tanpa menyesuaikan posisi dan letak jatuhnya. Setiap kali
melewati puluhan kali uji jatuh bebas, dilakukan pengecekan kondisi unit
sebelum pengujian untuk putaran selanjutnya.
Selain jatuh bebas, berbagai
jenis mesin uji jatuh juga akan menguji ketahanan setiap sisi desain smartphone
yang dijatuhkan ribuan kali di setiap sisi.
“Ini merupakan salah satu bentuk
komitmen kami dalam memberikan pengalaman produk yang memuaskan bagi konsumen
dari tahap produksi hingga purnajual,” kata Edy.
(fpk)
Tinggalkan Komentar