Foto: Ilustrasi Kejahatan Siber (Freepik)
Teknologi.id - Bocornya data 1,3 miliar nomor HP pengguna Tanah Air yang diyakini berasal dari server Kominfo menjadi sorotan publik. Sontak, berbagai opini netizen mengenai keamanan data pribadinya menjadi pertanyaan dan menuntut pejabat terkait untuk menjawabnya.
Dengan kebocoran data yang sering terjadi di Indonesia, banyak netizen berpikir bahwa mereka harus segera memeriksa kebocoran data nomor HP tersebut. Lagi pula, kebocoran data ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Karena di tangan yang salah, nomor ponsel itu bisa digunakan untuk berbagai hal. Beberapa di antaranya adalah profiling pengguna, spam call, penipuan, dan banyak lagi.
Jadi bagaimana cara memeriksa nomor ponsel yang bocor di internet? Caranya juga cukup mudah, kamu bisa mencoba mengakses website: https://periksadata.com/simcardkominfo/.
Di laman ini, kamu akan ditampilkan sebuah kolom entry tempat memasukkan nomor ponsel. Setelah itu, klik tombol "Periksa Sekarang". Kamu juga ada ditampilkan teks bertuliskan di bawah ini.
WAH SELAMAT! Data kamu tidak termasuk di dalam sampel yang diberikan oleh pelaku sebanyak 2 juta data. Tetapi data kamu mungkin telah bocor bersama dengan 1,3 miliar data pendaftaran nomor ponsel lainnya.
Foto: Tangkapan layar Periksa Data (Periksa Data)
Sebagai informasi, Periksa Data hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat agar secara berkala dapat mengecek apakah masyarakat telah menjadi korban kebocoran data.
Selain itu, Periksa Data juga mengajak masyarakat untuk mengambil sikap dengan menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang bertanggung jawab atas kasus pembobolan data di Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kominfo) juga akhirnya angkat bicara melalui siaran pers yang dipublikasikan. Kominfo mengatakan pihaknya melakukan riset internal. Saat hasil pencarian tersedia, Kementerian Komunikasi dan Informatika belum memiliki aplikasi yang menyediakan data registrasi prabayar dan pascabayar.
"Berdasarkan pengamatan atas penggalan data yang disebarkan oleh akun Bjorka, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak berasal dari (server) Kementerian Kominfo," kata pihak Kominfo.
Baca juga : Perusahaan China Ini Menunjuk Robot Humanoid Sebagai CEO
Meskipun demikian, Kementerian Kominfo saat ini sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap sumber data dan masalah lain terkait dengan dugaan kebocoran data.
Kebocoran data pribadi warga negara Indonesia kembali terjadi dan mulai menyebar di Internet. Kali ini, bocoran data tersebut kabarnya berasal dari registrasi kartu SIM prabayar beberapa operator seluler di Tanah Air.
Berdasarkan tangkapan layar akun Bjorka di forum breached.to yang dibagikan oleh akun Twitter @SRifqi, data yang didapat berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Dijelaskan bahwa data 87 GB ini berisi NIK, nomor ponsel, operator seluler yang digunakan, dan tanggal registrasi. Bagi yang ingin membeli data yang bocor tersebut, Bjorka menjual 1,3 miliar data registrasi SIM prabayar seharga USD50.000. Sebagai contoh atau sampel untuk membuktikan kebenarannya, penjual membagikan 2 juta sampel data pendaftarannya secara gratis.
Diketahui bahwa pemerintah sebenarnya telah memberlakukan peraturan di mana pengguna ponsel harus mendaftarkan nomor ponsel mereka bersama dengan kartu identitas dan kartu keluarga.
(aka)
Tinggalkan Komentar