Pengendara Mobil Mewah Arogan di Jalan, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Muhammad Iqbal Mawardi . May 24, 2022

Foto: Instagram (@ahmadsahroni88)

Teknologi.id – Baru-baru ini ramai di sosial media keributan di jalan yang melibatkan pengendara mobil Pajero dengan pengendara lain. Dan ini sudah terjadi berulang kali. Terakhir, peristiwa arogansi itu terjadi di Gerbang Tol Tomang arah Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu 22 Maret lalu.

Saat itu, pengendara mobil Toyota Yaris, Yohanes Aditya Sutanto terlibat keributan dengan pengemudi mobil Mitsubishi Pajero Pajero William Yani. Kabarnya, keributan itu terjadi pukul 10.11 WIB. Dalam video yang viral di sosial media, terlihat William menarik baju Yohanes. Ia juga sempat menamparnya sebelum kembali ke mobilnya dan meninggalkan lokasi.

Keributan itu terjadi karena pengendara Pajero yang menyerobot antrean tol pengendara Yaris. Ini dibuktikan dalam rekaman kejadian yang diunggah oleh anggota DPR dari NasDem Ahmad Sahroni.

Lalu, mengapa pengendara mobil mewah seperti Pajero, Fortuner, hingga BMW cenderung lebih arogan dan sering berlaku seenaknya ketika berada di jalan? Hal ini ternyata dijelaskan secara psikologi.

Baca juga: Tesla Bangun Pabrik di Batang, Indonesia

Sebuah studi psikologi yang diterbitkan di jurnal PNAS mengungkapkan bahwa individu kelas atas (upper-class) punya kecenderungan lebih untuk berbuat sesuatu yang tidak etis ketimbang individu kelas bawah (lower-class). 

Terdapat beberapa analisis yang peneliti lakukan dalam studi ini, salah satunya yakni bagaimana individu kelas atas tersebut berperilaku di atas mobil.

Berdasarkan pengamatan, pengendara dengan mobil mewah cenderung lebih sering memotong antrean sebelum persimpangan, ketimbang menunggu gilirannya. 

Selain itu, hasil riset juga mengatakan pengemudi kalangan kelas atas ini cenderung memotong jalan pejalan kaki yang mencoba menyeberang persimpangan.

Di penelitian yang berbeda, Jan-Erik Lönnqvist selaku Profesor Psikologi Universitas Helsinki, menyimpulkan bahwa pengemudi mobil mewah cenderung egois, mengabaikan hak pejalan kaki, dan lebih berpotentsi melanggar peraturan lalu lintas.

“Saya sudah memperhatikan bahwa siapa yang melewati lampu merah, tidak memberi jalan kepada pejalan kaki dan berkendara dengan ceroboh dan sangat cepat adalah mengemudikan mobil mewah Jerman,” ucap Jan-Erik Lönnqvist, Profesor Psikologi Universitas Helsinki.

Studi yang dilakukan Lönnqvist ini menyurvei hampir 2000 pemilik mobil di Finlandia. Pemilik mobil tersebut diberi pertanyaan mulai dari merk mobil, kebiasaan mengemudi dan total kekayaan. Kemudian studi dilanjutkan dengan penilaian kepribadian menggunakan five-factor model.

Five-factor model ini menggunakan lima kategori sifat kepribadian, yaitu keterbukaan, kecenderungan kepada emosi negatif (neuroticism), kesadaran, keramahan, dan ekstraversi.

Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa individu yang mengemudi secara agresif, arogan, dan sering melanggar aturan lalu lintas sering berasal dari kalangan dengan mobil mewah.

Perilaku ini dijelaskan dengan kepemilikan mobil mewah sebagai status sosial yang tinggi. Hal ini secara langsung berkaitan dengan kepribadian egois dan sentris, khususnya di kalangan pria.

(MIM)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar