Teknologi.id – Kisah menarik datang dari seorang anak yang mampu meraih beasiswa sampai ke negara daun maple, namanya ialah Rifky Bujana. Siswa yang baru saja lulus dari SMAN 28 Jakarta ini berhasil meraih beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di University of British Columbia melalui yayasan Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Hal yang membuat cerita ini semakin menarik dan mengundang rasa bangga masyarakat adalah bahwa latar belakang Rifky yang ternyata tidak semewah seperti yang dipikirkan orang-orang di luar sana.
Faktanya, Rifky hanyalah anak dari seorang pekerja ojek online dan selama masa pendidikannya pun ia mengandalkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang merupakan sebuah kebijakan pemerintah bagi siswa kurang mampu untuk meringankan kebutuhan pendidikan seperti seragam, buku, dan lain-lain. Namun meskipun begitu, Rifky mampu menenteng banyak prestasi di bidang fisika dan robotik selama ia masih duduk di bangku SMA.
Baca juga: 3 Tips Belajar Pemrograman Otodidak untuk Pemula
Berbagai prestasi yang telah diraihnya antara lain seperti meraih medali emas dalam Kompetisi Robot Nusantara (KRON) pada tahun 2019 dengan kategori Creative dan meraih Juara 2 pada Thamrin Olympiad and Cup Kategori Robotic Competition. Tak hanya itu, Rifky bahkan juga meraih Juara 1 Animasi VI Robotic Competition 2020, Runner Up Gameloft Student Gameday Competition, dan memiliki Silver Medal KoPSI 2021 Kategori FTR (Fisika Terapan dan Rekayasa).
Gambar: Disediakan oleh Tempo.co
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs web Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek, Rifky menjelaskan bahwa sebenarnya ia tak berani memiliki mimpi untuk bisa berkuliah di University of British Columbia (UBC), atau bahkan kampus manapun di luar negeri. Tapi, karena adanya tawaran Beasiswa Indonesia Maju dari Kementerian Pendidikan, ia pun memberanikan diri untuk mengubah tekadnya.
Baca juga: Apa Penyebab Samsung Galaxy S22 FE Diinfokan Tidak Akan Rilis?
Rifky juga bercerita jika informasi BIM tersebut ia dapatkan dua minggu sebelum penutupan. Hal ini menyebabkan Rifky hanya memiliki jangka waktu yang singkat untuk mempersiapkan segalanya. Rifky pun meminta bantuan orang disekitarnya untuk memberikan bimbingan serta dukungan agar persiapan yang dia punya lebih maksimal. Dengan hal ini, Rifky mampu menyelesaikan persiapan IELTS, wawancara, dan esai tepat waktu.
Rifky mengungkapkan bahwa dirinya sempat merasa tidak percaya diri karena menurutnya nilai rata-rata rapor yang dimiliki-nya tidak begitu tinggi. Karena kekhawatiran ini, Rifky kemudian berusaha untuk menambahkan nilai dirinya dengan menulis esai sebaik mungkin. Berbagai kendala bisa ia lewati berkat bantuan dari orang tua, guru, teman, dan motivasi yang dimiliki. Setelah Rifky menerima hasil akhir dari keputusan beasiswa kuliah di luar negeri tersebut, ia pun menyampaikan pesan yang memotivasi untuk banyak orang diluar sana.
“Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mungkin suatu saat kita gagal dalam mencapai sesuatu, namun pasti ada saatnya kita mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik, yang belum pernah kita pikirkan sebelumnya.”
(JR)
Tinggalkan Komentar