Teknologi.id - Konflik di Jalur Gaza telah menarik perhatian dunia. Salah satu sorotan utamanya adalah penggunaan bom pintar oleh Israel dalam serangannya terhadap Palestina. Bom pintar ini adalah senjata canggih yang memungkinkan Israel untuk mencapai target dengan presisi tinggi.
Militer Israel baru-baru ini memamerkan persediaan bom udara ke darat dalam video yang beredar di internet. Salah satu jenis bom yang digunakan adalah GBU-31(V)1/B, yang disinyalir merupakan seri bom Mk-84 dengan dilengkapi teknologi panduan JDAM (Joint Direct Attack Munition). Bom ini memiliki berat sekitar 907,2 kg dan menggunakan panduan inersia serta GPS.
Yang perlu diingat adalah GBU-31(V)1/B tidak hanya dimiliki oleh Israel, tetapi juga digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Bom ini dapat dibawa oleh berbagai jenis pesawat, termasuk F-15E Strike Eagle, F-16 Fighting Falcon, F-35 Lightning II, A-10 Thunderbolt II, serta pesawat pembom strategis seperti B-1B Lancer, B-2A Spirit, dan B-52 Stratofortress.
Cara Kerja Bom Pintar Israel
Bom yang dilengkapi dengan JDAM digunakan dalam serangan udara terhadap target darat. Saat bom tersebut dilepaskan dari pesawat tempur, sistem pemandu aktif dengan menggerakkan sirip pada badan bom, yang memungkinkan bom mencapai target dengan bantuan Sistem Pemosisi Global (GPS) dari Google.
Koordinat target bisa ditentukan sebelum pesawat pembawa bom lepas landas. Perangkat JDAM memiliki toleransi akurasi sekitar 5 meter. Bom yang dilengkapi JDAM dapat ditembakkan dari ketinggian yang sangat rendah maupun tinggi.
Baca juga: Hamas Punya Terowongan Rahasia yang Diprediksi Bisa Kalahkan Teknologi Israel
Penggunaan bom-bom ini oleh Israel dalam serangannya terhadap Jalur Gaza telah memunculkan kekhawatiran internasional. Sejak awal pengeboman pada tanggal 8 Oktober, lebih dari 6.000 bom dengan total berat lebih dari 4.000 ton telah dijatuhkan di Gaza. Dampaknya sangat mengerikan, dengan lebih dari 1.400 warga Palestina tewas, dan setidaknya 1.300 orang dari pihak Israel juga dilaporkan tewas dalam serangan militan Hamas Palestina.
Selain korban jiwa, konflik ini telah membawa konsekuensi yang menghancurkan. Gaza menghadapi pengepungan total, termasuk pembatasan akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar. Pasukan Israel juga bersiap untuk kemungkinan serangan darat. Akibatnya, banyak warga Gaza telah kehilangan tempat tinggal mereka.
Menurut kantor kemanusiaan PBB, serangan udara Israel telah merusak lebih dari 1.000 rumah dan merusak parah 560 rumah lainnya, membuat mereka tidak dapat dihuni. Lebih dari 12.600 rumah juga mengalami kerusakan akibat serangan ini. Selain itu, kekurangan air yang serius mengancam lebih dari 650.000 orang di Gaza, dan sistem pembuangan limbah juga rusak, menciptakan masalah lingkungan dan kesehatan yang serius.
Pemakaman di Gaza pun sulit diakses akibat serangan udara Israel, membuat keluarga yang berkabung terpaksa menguburkan jenazah mereka di kuburan informal yang mereka gali di lahan kosong.
Baca juga: Perang Lawan Hamas Bakal Bikin Teknologi dan Industri Israel Lumpuh, Kok Bisa?
Sistem kesehatan Gaza juga berada di ambang keruntuhan total karena pengepungan selama 16 tahun. Rumah sakit di wilayah itu menghadapi kekurangan bahan bakar dan obat-obatan penting. Hal ini mengakibatkan rumah sakit berisiko menjadi tempat mayat, mengingat pasokan medis dan tempat tidur hampir habis.
Sementara beberapa negara mendukung Israel dalam konflik ini, negara lain seperti Rusia, Iran, China, dan Korea Utara justru mendukung Palestina dan mengecam tindakan Israel.
Konflik di Jalur Gaza adalah masalah serius yang memerlukan penyelesaian berkelanjutan demi kesejahteraan semua pihak yang terlibat.
Penggunaan bom pintar Israel, seperti JDAM, dalam serangannya telah meningkatkan presisi serangan dan menghindari pertahanan musuh, membuatnya menjadi alat efektif dalam konflik ini. Solusi damai menjadi semakin mendesak untuk mengakhiri penderitaan yang telah lama berlangsung.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar