Foto: Reuters
Teknologi.id - Dalam upaya strategis untuk menghadapi militan Hamas di Gaza, dilaporkan bahwa Israel telah menerapkan taktik membanjiri terowongan bawah tanah.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, IDF telah memulai proses memompa air laut ke dalam sistem terowongan Hamas, meskipun dengan skala yang terbilang kecil. Pada bulan ini, terungkap bahwa IDF telah memasang lima pompa air besar yang memiliki kemampuan membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediterania di sekitar kamp pengungsi Shati di Kota Gaza.
THE GREAT FLOOD OF 2023
IDF started flooding the Hamas tunnel system.
From the river to the sea? pic.twitter.com/4b2CvIYdFd
Operasi ini masih dalam tahap awal dan efektivitasnya masih menjadi pertimbangan, sesuai dengan informasi dari pejabat Amerika Serikat. Taktik membanjiri ini menjadi salah satu dari beberapa metode yang sedang dipertimbangkan untuk menetralisir terowongan Hamas, bersama dengan opsi serangan udara, penggunaan bahan peledak cair, serta pengiriman anjing, drone, dan robot ke dalam terowongan.
Komentar IDF, Biden, dan Ahli Lingkungan
Herzi Halevi, Kepala IDF, mengakui bahwa ide membanjiri terowongan adalah "ide bagus," walaupun ia enggan memberikan komentar yang lebih spesifik.
Presiden Joe Biden memberikan tanggapan terhadap laporan tersebut, menyatakan kekhawatiran tentang potensi korban sipil. "Terkait dengan pembanjiran terowongan, ada pernyataan bahwa tidak ada sandera di terowongan ini, tapi saya tidak mengetahui fakta-faktanya," kata Biden. Ia menekankan tragedi kematian warga sipil dan mengakui niat Israel untuk menguatkan kata-kata dengan tindakan.
Para ahli lingkungan memberikan peringatan terkait konsekuensi jangka panjang dari tindakan tersebut terhadap air tanah di Gaza. Pembanjiran terowongan berpotensi merusak akuifer dan tanah, dengan risiko bocornya air laut dan zat berbahaya ke dalam air tanah yang dapat mempengaruhi lingkungan dan fondasi bangunan.
Baca juga: Yaman Ancam Incar Kapal Tujuan Israel Jika Gaza Tak Terima Bantuan Makanan
Profesor Eilon Adar dari Institut Penelitian Air Zuckerberg di Universitas Ben-Gurion menyoroti potensi kerusakan ekologis pada akuifer Gaza. Ia memberikan peringatan bahwa memompa jutaan meter kubik air laut ke dalam terowongan dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kualitas air tanah, yang mungkin berlangsung selama beberapa generasi.
Terowongan Hamas, yang melintasi ratusan kilometer dan berada sekitar 30 meter di bawah permukaan, menjadi sulit untuk dipetakan. Teknologi Israel yang ada memiliki keterbatasan dalam konteks ini.
Meskipun pembanjiran terowongan bukanlah konsep baru, mengingat Mesir pernah menggunakan strategi serupa pada tahun 2015 di sepanjang perbatasan selatan Gaza, namun operasi Israel saat ini menimbulkan kekhawatiran terkait implikasi politik, moral, dan lingkungan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(tqhf)
Tinggalkan Komentar