CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap di Prancis, Ini Kasus yang Menjeratnya

Teknologi.id . August 26, 2024
pavel durov ceo telegram ditangkap
Foto: KriptoSlate


Teknologi.id - Pendiri sekaligus CEO Telegram, Pavel Durov, menjadi sorotan dunia setelah penangkapannya oleh pihak berwenang Prancis pada Sabtu, 24 Agustus 2024. Peristiwa ini terjadi di Bandara Le Bourget, Prancis, ketika Durov baru saja mendarat dengan jet pribadinya dari Azerbaijan.

Penangkapan tersebut dilakukan oleh berbagai otoritas Prancis, termasuk Air Transport Gendarmerie (GTA), Cyberspace Gendarmerie Command (COMCyberGEND), National Anti-Fraud Office (ONAF), dan Border Police (PAF). Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Prancis maupun Rusia, meskipun Durov memiliki dwi-kewarganegaraan Rusia dan Prancis.

Dugaan Pelanggaran yang Membayangi Telegram

Namun, sejumlah media dari Prancis dan Rusia telah mengonfirmasi bahwa penangkapan ini terkait dengan dugaan pelanggaran yang dilakukan melalui platform Telegram. Telegram sendiri dikenal sebagai aplikasi pesan instan yang menekankan privasi dan keamanan pengguna, dengan fitur-fitur seperti enkripsi end-to-end pada percakapan rahasia dan enkripsi client-server pada pesan biasa. Fitur-fitur ini menjadikan Telegram populer di berbagai wilayah, termasuk Eropa, Asia Selatan, dan Timur Tengah, dengan lebih dari 800 juta pengguna aktif bulanan pada tahun 2024.

Baca juga: Dukung Konten Kreator, Telegram Buat Fitur Tambahan Penghasil Uang

Kontroversi dan Tuduhan Terhadap Telegram

Meski demikian, Telegram juga sering digunakan untuk aktivitas ilegal, seperti perdagangan narkoba, penipuan, hingga promosi terorisme. Pemerintah Prancis menganggap Durov bertanggung jawab atas kurangnya moderasi pada platformnya, yang memungkinkan kejahatan-kejahatan tersebut berlangsung tanpa kendali. Dalam konteks inilah OFMIN (Office Français de la Modernisation et de l'Innovation Numérique), sebuah lembaga Prancis yang bertanggung jawab atas modernisasi layanan publik melalui inovasi digital, mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Durov.

Langkah OFMIN: Misi Penangkapan Durov

Surat penangkapan ini sebelumnya dikeluarkan oleh OFMIN sebagai bagian dari penyelidikan awal terhadap dugaan pelanggaran serius yang terjadi di Telegram. Pelanggaran tersebut meliputi penipuan, perdagangan narkoba, perundungan siber, kejahatan terorganisasi, dan promosi terorisme.

Menurut salah satu sumber yang dekat dengan kasus ini, "Sudah cukup (membiarkan) impunitas Telegram." Hal ini menegaskan bahwa penegak hukum Prancis tidak lagi ingin membiarkan Telegram menjadi platform yang bebas dari pengawasan hukum.

Menariknya, Durov sebenarnya sudah lama menyadari bahwa dirinya diburu oleh aparat Prancis. Karena itu, ia menghindari bepergian ke negara-negara Eropa dan lebih memilih untuk tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, di mana Telegram juga berkantor pusat. Dubai dipilih oleh Durov karena negara ini dianggap netral dan tidak bersekutu dengan negara adidaya mana pun, sehingga memberikan rasa aman bagi operasional Telegram.

Namun, entah mengapa, pada Sabtu malam itu, Durov tetap mendarat di Prancis, meskipun mengetahui bahwa dirinya adalah orang yang dicari oleh aparat di sana. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk kemungkinan bahwa penerbangan tersebut hanya singgah (transit) di Prancis, atau ada alasan lain yang memaksa Durov untuk mendarat di negara tersebut. Bagaimanapun, keputusannya untuk mendarat di Prancis berujung pada penangkapannya.

Baca juga: Solusi Cerdas Mengatasi Kecepatan Download Lambat di Telegram

Masa Depan Durov di Tangan Hukum Prancis

Saat ini, Durov ditahan oleh polisi Prancis dan diperkirakan akan didakwa secara resmi pada 25 Agustus. Tuduhan yang akan dihadapinya sangat serius, termasuk keterlibatan dalam terorisme, narkotika, penipuan, pencucian uang, dan penyebaran konten pedofilia. Dengan tuduhan-tuduhan berat seperti ini, peluang Durov untuk dibebaskan selama penyelidikan sangat kecil, terutama karena ia dianggap memiliki sumber daya yang cukup besar untuk melarikan diri.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi dapat memberikan kemudahan dan keamanan dalam berkomunikasi, namun tanpa pengawasan yang tepat, teknologi tersebut juga bisa disalahgunakan untuk kejahatan. Keamanan digital dan privasi memang penting, tetapi tidak boleh mengorbankan keselamatan dan keamanan publik. Kini, dunia menunggu kelanjutan dari kasus ini, apakah Pavel Durov akan menghadapi hukuman atas dugaan pelanggaran yang terjadi melalui platform Telegram, ataukah ada perkembangan lain yang mungkin terjadi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar