Pentingnya Literasi Anak, Imbangi Majunya Teknologi Informasi

Nurul Afifah . April 03, 2022



Foto: pikist


Teknologi id – Semenjak mewabahnya virus corona di China yang pertama sekali terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei hingga saat ini terus berkembang dengan cepat. 


Pada awal Maret 2020, wabah Covid-19 sudah mulai menyebar di Indonesia. Bahkan kita semua tidak menyangka bahwa wabah Covid-19 ini akan masuk ke Indonesia. Sehingga, disaat melihat perkembangan penyebaran virus ini yang begitu masif, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan salah satunya melakukan social distancing kepada masyarakat Indonesia. 


Dengan berlakunya kebijakan social distancing, semua kegiatan dilakukan secara Dalam Jaringan atau dapat biasa disingkat dengan Daring. Salah satu kegiatan yang terpengaruh adalah pada dunia pendidikan. Proses pembelajaran ini bagi siswa dan mahasiswa dialihkan menjadi belajar dirumah dengan menggunakan salah satu strategi yang tepat yaitu dengan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (dalam jaringan) atau yang dikenal dengan istilah Moda daring.


Baca juga: Teknologi.id Merayakan Hari Literasi Internasional 2020 dengan Pelatihan Menulis Bagi Perusahaan Rintisan


Dengan adanya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, perlu didukung dengan adanya teknologi digital yang kian hari kian berkembang. 

Dampak Perkembangan Teknologi

Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Endah Sri Rejeki, mengatakan, tidak hanya memberikan dampak positif, dengan adanya perkembangan teknologi dan informasi juga memberikan dampak negatif bagi anak.


Salah satu dampak negatifnya adalah berupa tak ada jaminan kita mendapat kebenaran informasi di tengah maraknya kabar bohong atau hoaks."Dampak positifnya yakni literasi informasi yang dapat diakses cepat, mudah dan murah. Sementara dampak negatifnya yakni tidak ada yang menjamin keabsahan atau kebenaran informasi karena maraknya berita hoax," yang disampaikan Endah pada Rakornas Perpustakaan 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (30/3/2022).


Baca juga: Kominfo Gandeng WhatsApp Luncurkan Program Literasi Privasi dan Keamanan Digital


Dia juga menyebutkan dampak negatif lainnya dari perkembangan teknologi dan informasi. Dampak negatif itu berupa membuat penggunanya terisolasi dari interaksi sosial secara langsung karena kecanduan gawai. Dari penggunaan media secara daring, anak - anak belajar konflik, terutama dalam politik.

Upaya Pemerintah dalam Perkembangan Teknologi

Dengan dampak negatif yang terhitung tidak sedikit, pemerintah turut membantu dengan mengembangkan program Perpustakaan Nasional dan juga membina sejumlah perpustakaan kabupaten/kota yang memiliki layanan perpustakaan anak dan ekstensifikasi layanan melalui mobil perpustakaan keliling. Hal ini perlu dilakukan guna pembudayaan kegemaran membaca dan literasi anak terbangun dengan baik.


Endah berpikir dengan informasi layak, anak dapat membangun kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan sosial anak. Dia juga menambahkan, Negara akan menjamin setiap anak berhak dan dapat mengakses informasi dari sumber yang beragam, dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, spiritual dan moral serta kesehatan fisik dan mental.


Maka dari itu, Pusat Informasi Sahabat Anak (PISA) sangat diperlukan dengan tujuan meningkatkan kesempatan anak dalam menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya. Itu dilakukan demi pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan. Itu juga memberikan lingkungan informasi yang sehat bagi anak diperlukan karena lingkungan informasi anak selama ini tidak selamanya positif.


Baca juga: TikTok dan Kemendikbud Jalin Kerjasama Tingkatkan Literasi Digital Generasi Milenial


PISA juga dinilai harus menjadi pusat informasi dengan fokus pada penyediaan informasi terintegrasi, yakni informasi, tempat bermain, tempat peningkatan kreativitas, dan tempat konsultasi, yang dibutuhkan oleh anak-anak, dengan pendekatan pelayanan yang ramah anak. Hal itu berupa perpustakaan anak, mobil baca, dan pojok informasi anak digital.


Sementara itu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Pusat Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Marsekal Pertama TNI Budi Leman, berujar, dia mendukung transformasi digital yang dilakukan Perpustakaan Nasional melalui strategi keamanan siber nasional (SKSN).


"Pemerintah berperan melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan informasi elektronik dan transaksi elektronik yang mengganggu ketertiban umum," ujar dia.


Hal tersebut meliputi penetapan strategi keamanan siber nasional yang merupakan bagian dari strategi keamanan nasional, termasuk bagian dari pembangunan budaya keamanan siber serta penyelenggaraan penanganan tanggap darurat


(na)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar