Foto: New York Post
Teknologi.id - Neuralink, perusahaan teknologi otak yang dimiliki oleh Elon Musk, dilaporkan mengalami kemunduran setelah perangkat yang ditanamkan pada pasien manusia pertamanya mengalami masalah teknis.
Dalam sebuah posting blog, startup Neuralink yang dimiliki oleh Elon Musk mengumumkan bahwa mereka telah menarik sejumlah benang penghubung chip dari otak subjek Noland Arbaugh karena memperlambat kecepatan dan efektivitas data implan.
"Dalam minggu-minggu setelah operasi pada pasien Noland Arbaugh pada bulan Januari, beberapa benang bertabur elektroda yang berada di jaringan otak mulai ditarik dari jaringan tersebut, sehingga mengakibatkan perangkat tersebut tidak berfungsi dengan baik," seperti yang dikutip dari Bloomberg pada Kamis (9/5).
Neuralink menyatakan bahwa mereka mengganti pencabutan tersebut dengan melakukan sejumlah perbaikan perangkat lunak, yang menghasilkan peningkatan kinerja yang cepat dan berkelanjutan yang kini menggantikan kinerja awal Arbaugh.
Kronologis masalah terhadap pasien
Pada bulan Januari, Neuralink menanamkan perangkat tersebut pada Noland Arbaugh, seorang pasien berusia 29 tahun, sebagai bagian dari penelitian keamanan.
Arbaugh adalah seorang pasien yang telah mengalami lumpuh sejak tahun 2016 akibat kecelakaan saat menyelam. Pada bulan Januari, dia menjadi subjek penanaman chip sebagai bagian dari uji coba yang disebut PRIME Study, singkatan dari Precise Robotically Implanted Brain-Computer Interface. Tujuannya adalah untuk meneliti keamanan implan dan robot bedahnya, serta menguji fungsionalitas perangkatnya, seperti dilaporkan oleh teknologi.id dari CNN Business (10/5).
Perusahaan itu kemudian melakukan siaran langsung video dengan Arbaugh saat menggunakan BCI pada bulan Maret. Dalam postingan blog bulan April, Neuralink menyatakan bahwa operasinya berjalan dengan sangat baik. Namun, beberapa minggu setelah operasi, sejumlah benang penghubung telah ditarik dari otak Arbaugh. Hal ini mengakibatkan jumlah elektroda yang efektif menjadi lebih sedikit, yang mengganggu kemampuan perusahaan untuk mengukur kecepatan dan akurasi Link.
Neuralink tidak mengungkapkan jumlah benang yang ditarik dari jaringan tersebut, dan perusahaan juga tidak segera menanggapi permintaan komentar dari CNBC.
Akhirnya, beberapa ahli, termasuk seorang yang ahli dalam bidang implan otak, menyatakan bahwa komplikasi yang dialami oleh Arbaugh mungkin disebabkan oleh fakta bahwa benang tersebut terhubung ke perangkat yang ada di dalam tulang tengkorak, bukan di permukaan jaringan otak.
“Satu hal yang gagal diapresiasi oleh para insinyur dan ilmuwan adalah seberapa banyak otak bergerak di dalam ruang intrakranial,” Ujar Eric Leuthardt, ahli bedah saraf di Washington University School of Medicine di St Louis.
“Hanya menganggukkan kepala atau menggerakkannya secara tiba-tiba dapat menyebabkan gangguan beberapa milimeter," tambah dia.
Baca juga: Wow! Penerima Implan Chip Otak Neuralink Bisa Main Game Civilization VI Lewat Pikiran
Fakta Neuralink
Menurut laporan dari decrypt.co, Pendekatan Neuralink telah menimbulkan kekhawatiran baik di dalam maupun di luar perusahaan, terutama terkait perlakuan terhadap subjek uji awal.
Pengawas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengungkapkan keprihatinan tentang kurangnya pengendalian kesejahteraan hewan di Neuralink selama inspeksi di laboratorium perusahaan di California pada tahun 2021 dan 2022. Selain itu, berdasarkan catatan perusahaan yang dikaji oleh Reuters, sejak tahun 2018, Neuralink telah melakukan euthanasia terhadap sekitar 1.500 hewan dalam upayanya untuk berhasil menghubungkan otak ke antarmuka komputer.
Meskipun demikian, perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari FDA untuk memulai uji coba pada manusia, dan telah mulai merekrut subjek uji pada manusia pada akhir September. Akhirnya, Neuralink melaporkan bahwa mereka telah berhasil memasangkan chip ke manusia pertama yang masih hidup pada bulan Januari, yang merupakan pasien bernama Arbaugh.
Seperti yang diketahui, ahli-ahli dari Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab telah secara konsisten mendorong Neuralink untuk menghentikan semua eksperimen pada hewan dan manusia, dan lebih memusatkan perhatian pada pengembangan antarmuka otak-komputer yang non-invasif.
Baca juga: Elon Musk Klaim Pasien Implan Otak Sukses Kendalikan Mouse dengan Pikiran
Solusi yang dilakukan Neuralink
Sebagai langkah solusi, Neuralink menyatakan bahwa mereka telah memodifikasi algoritme perekaman, meningkatkan antarmuka pengguna, dan berupaya meningkatkan teknik menerjemahkan sinyal menjadi gerakan kursor, menurut postingan blog tersebut.
Walaupun Neuralink mempertimbangkan untuk menghapus implan tersebut, namun menurut laporan dari The Wall Street Journal, masalah tersebut tidak menimbulkan risiko langsung terhadap keselamatan Arbaugh. Meskipun beberapa benang telah ditarik dari jaringan otak Arbaugh, Neuralink mengonfirmasi bahwa dia menggunakan sistem BCI perusahaan tersebut selama sekitar delapan jam sehari selama seminggu, dan sering kali sebanyak 10 jam sehari pada akhir pekan.
Neuralink bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan sistem BCI, dan teknologi semacam itu telah dipelajari dalam lingkungan akademis selama beberapa dekade. Hingga saat ini, Neuralink masih harus melalui serangkaian uji keamanan dan kemanjuran yang panjang sebelum memenuhi syarat untuk mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk mengkomersialkan teknologi tersebut.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ny)
Tinggalkan Komentar