Buka Lockscreen Smartphone Pakai Napas? Jepang Tawarkan Caranya!

Lusita Amelia . September 30, 2022

foto: Asurion.com

Teknologi.id - Setiap harinya teknologi terus mengalami perkembangan dan pembaruan. Terlebih lagi perkembangan smartphone yang terus memperbarui fitur-fitur untuk menarik konsumen. Tentunya dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Layar smartphone dilengkapi dengan berbagai fitur, seperti kunci layar, panggilan telepon darurat, hingga pintasan aplikasi. Kunci layar atau lockscreen smartphone saat ini sudah canggih dengan dapat menggunakan kode angka atau huruf, menganalisis sidik jari, hingga memindai biometrik wajah. Baru-baru ini negara Jepang mengeluarkan inovasi teknologi untuk membuka lockscreen smartphone dengan napas manusia. Bagaimana fitur ini bekerja?

Inovasi ini dikembangkan oleh para peneliti di Jepang karena melihat fitur lockscreen yang ada sekarang memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, kode sandi dapat diretas dengan mudah karena umumnya pengguna memiliki pola tertentu yang sangat umum. Selain itu, lockscreen dengan pengenal wajah dapat dimanipulasi dengan menggunakan topeng walau bukan pemiliknya yang membuka smartphone mereka. Dengan demikian, masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan smartphone. Para peneliti di Universitas Kyushu dan Universitas Tokyo, Jepang, mengembangkan metode baru untuk membuka  lockscreen smartphone menggunakan napas manusia. 

Teknologi ini menggunakan konsep yang bernama "hidung elektronik". Konsep ini melibatkan sistem sensor penciuman untuk menganalisis bau di udara dan mengidentifikasi komponen bau tersebut. Para peneliti meyakini bahwa napas yang dikeluarkan oleh manusia dapat mengidentifikasi otentikasi biometrik. Dilansir dari Scienblog, Chaiyanut Jirayupat mengatakan bahwa "Bau manusia muncul sebagai kategori baru otentikasi biometrik, yang pada dasarnya menggunakan komposisi kimia unik Anda untuk mengonfirmasi siapa Anda."

Mungkin kalian akan bertanya, bagaimana perangkat smartphone dapat membedakan napas yang dikeluarkan oleh setiap individu? Layaknya sidik jari, setiap orang memiliki pola yang berbeda pada sidik jari yang dimiliki. Begitu pula dengan napas yang dikeluarkan oleh seseorang. Komposisi napas manusia memiliki kompleksitas yang tinggi. Misalnya, ketika sedang makan, napas yang dikeluarkan akan memiliki susunan yang berbeda dibandingkan ketika hanya sedang berdiam. Menurut para peneliti, napas yang dikeluarkan dapat juga mengidentifikasi beberapa penyakit yang diidap seseorang, diabetes misalnya. 

Baca juga: Neighborhood Vibe: Fitur Terbaru Google untuk Berpergian!

Dilansir dari Tekno Kompas, para peneliti menemukan ada setidaknya 28 senyawa dalam setiap embusan nafas. Sensor bau ini memiliki 16 saluran dan setiap salurannya digunakan untuk mengidentifikasi beberapa bau yang dapat diterima oleh hidung. Data dari sensor itu kemudian diteruskan ke machine learning untuk dianalisis komposisi kimia dari napas setiap orang. Setelah selesai dari machine learning, susunan ini akan digunakan untuk menyusun profil yang akan dipakai untuk membedakan setiap orang.

Tingkat akurasi pengenal napas untuk membuka lockscreen ini diklaim mencapai 97,8 persen. Gizchina mengatakan bahwa pengenal wajah memiliki tingkat akurasi sampai 99,97 persen, sementara pemindai sidik jari tingkat akurasinya 98,6 persen. Angka ini menunjukkan adanya potensi yang besar untuk pengenal napas manusia pembuka lockscreen smartphone. Akan tetapi, sayangnya, tingkat akurasi ini belum sepenuhnya dapat dikembangkan secara maksimal. Hal ini lantaran sampel yang digunakan baru berjumlah 20 orang dan belum dapat dibuat secara umum pada smartphone. 

Penelitian ini memerlukan proses dan pendalaman lebih lanjut untuk dapat digunakan di setiap perangkat smartphone kalian. Inovasi ini tentunya merupakan terobosan baru karena akan mempermudah pengguna dalam menggunakan smartphone. Terkadang, saat membuka lockscreen smartphone dengan sidik jari, ada hambatan yang umum terjadi. Misalnya, tangan seseorang sedang basah atau terluka sehingga tidak dapat mengidentifikasi pola yang sudah tercantum sebelumnya.

Begitu pula dengan lockscreen smartphone menggunakan biometrik wajah. Ketika corona virus masih merajalela, setiap orang diharuskan menggunakan masker sehingga akan menyulitkan pengguna saat harus membuka layar smartphone. Hal ini lantaran wajah yang sudah disimpan di data berbeda ketika saat menggunakan masker. Apabila masker dilepas, besar potensi seseorang untuk tertular virus Covid-19. 

Bagaimana menurutmu dengan inovasi baru ini? Tentunya inovasi-inovasi yang dikembangkan akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi kalian dalam menggunakan smartphone. Harapannya adalah inovasi membuka lockscreen dengan napas ini dapat segera digunakan di setiap smartphone sehingga tidak perlu repot lagi memasukkan kode sandi atau sidik jari.

Baca juga: HP Rusak Sabrila Diganti Presiden Jokowi

(LA) 




author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar