foto: Getty Images
Teknologi.id - Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan bahan bakar minyak untuk segala jenis kendaraan menjadi permasalahan utama. Pasalnya, semakin menipisnya persediaan bahan bakar mengharuskan para perusahaan dan peneliti mencari alternatif penggantinya. Bill Gates mendukung upaya startup yang didanainya untuk membuat alkohol menjadi bahan bakar dasar untuk pesawat jet. Tentunya inovasi ini diharapkan dapat menjadi alternatif dan lebih ramah lingkungan. Bebas emisi menjadi cita-cita agar lingkungan pun menjadi lebih bersih
Baru-baru ini, Bill Gates mendirikan Breakthrough Energy dan mengumumkan bahwa pendanaan proyek Catalyst pertamanya akan datang dalam bentuk hibah sebesar $50 juta atau setara dengan Rp780 Miliar. Dana hibah ini diberikan untuk pabrik bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF/Sustainable Aviation Fuel)) Freedom Pines Fuels milik LanzaJet di Soperton, Georgia.
Breakthrough Energy Catalyst adalah program yang menyatukan bisnis dan organisasi nirlaba untuk mendanai proyek skala komersial pertama yang mempercepat penerapan teknologi penting. Direktur Eksekutif Breakthrough Energy & Managing Partner, Rodi Guidero, mengatakan bahwa “Breakthrough Energy Catalyst adalah cara baru bagi sektor swasta untuk mempercepat transisi energi bersih dengan mendanai proyek-proyek yang akan memastikan solusi iklim penting masuk ke pasar sesuai dengan waktu yang dibutuhkan dunia." Jadi, proyek ini disinyalir selain berusaha memenuhi kebutuhan dunia, aspek lingkungan dan iklim pun menjadi pertimbangan dalam pembuatan bahan bakar.
Dilansir dari Interesting Engineering, Guidero juga menambahkan bahwa pabrik bahan bakar penerbangan berkelanjutan LanzaJet yang baru dapat memainkan peran penting dalam mendekarbonisasi penerbangan dengan menunjukkan bagaimana pekerjaan dan bisnis ekonomi energi bersih dapat memberdayakan masyarakat. Guidero dan tim juga sangat berterima kasih kepada Catalyst yang memahami kepemimpinan iklim berarti mendukung teknologi yang akan menghilangkan emisi. Persoalan pemecahan tantangan iklim juga didukung oleh mobilisasi ekonomi dunia untuk membangun masa depan yang bersih dari emisi.
Baca juga: Investasi Pusat Data di RI Bisa Tingkatkan Pendapatan Negara hingga USD 6,3 Miliar
Proyek Freedom Pines Fuels LanzaJet akan menjadi pabrik SAF skala komersial pertama perusahaan. Ini juga akan menjadi pabrik pertama di dunia yang membuat alkohol jet SAF, yang diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca setidaknya 70% dibandingkan dengan bahan bakar jet fosil. Proyek ini ditargetkan selesai pada tahun 2023.
Proyek ini dapat berpotensi menjadi masalah besar karena sekitar 2 persen hingga 3 persen emisi gas rumah kaca dunia berasal dari penerbangan setiap tahunnya. Bahan bakar penerbangan berkelanjutan adalah bahan bakar "drop-in" sehingga menjadi cara penting untuk dengan cepat mengurangi emisi karbon dari penerbangan menggunakan pesawat yang sudah digunakan di seluruh dunia. Setelah beroperasi penuh, pabrik ini akan menjadi bagian penting dalam meningkatkan produksi SAF dan membawa bahan bakar berkelanjutan yang lebih murah ke pasar. Pabrik ini diharapkan dapat menghasilkan 9 juta galon SAF dan 1 juta galon diesel terbarukan setiap tahun.
LanzaJet menggunakan alkohol dari produk seperti tebu dan limbah jagung untuk menghasilkan bahan bakar. Perusahaan mengatakan pelepasan karbonnya akan berkurang setidaknya 70 persen dibandingkan dengan bahan bakar jet biasa. Bill Gates mendirikan Breakthrough Energy Fund pada 2015 untuk mempromosikan inovasi dan investasi dalam teknologi energi bersih. Perusahaan minyak, maskapai penerbangan dan perusahaan perdagangan minyak lainnya termasuk Suncor Energy Inc., British Airways dan Shell juga mendanai perusahaan tersebut.
Dengan adanya inovasi dan pendanaan produksi bahan bakar energi bersih terbarukan ini, lingkungan yang bebas emisi pun diharapkan dapat meningkat. Tujuan dari pendanaan ini juga tidak lepas karena ingin mempercepat proses produksi sehingga tidak perlu menunggu terlalu lama lagi untuk menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Harapannya produksi bahan bakar berbasis alkohol ini dapat tersalurkan dengan baik setiap tahun dan digunakan secara masif oleh perusahaan-perusahaan lain pula.
Diperkirakan pada tahun depan produksi bahan bakar ini dapat terdistribusi dengan baik dan segera digunakan untuk transportasi penerbangan, khususnya pesawat jet.
Baca juga: Demi Tangani Kejahatan di Dunia Virtual, Interpol Luncurkan Kantor Metaverse Sendiri
(LA)
Tinggalkan Komentar