Update Kondisi Alex, Pasien Ke-2 Implan Chip Otak Neuralink Bisa Main Game!

Bunga Melssa Maurelia . August 26, 2024

Sumber: Tribun Ekspres


Teknologi.id  - Perusahaan teknologi Neuralink, yang dipimpin oleh Elon Musk, terus membuat kemajuan besar dalam pengembangan chip implan otak yang revolusioner.

Terbaru, Neuralink memberikan pembaruan tentang pasien kedua mereka, yang dikenal dengan nama "Alex", yang telah berhasil menggunakan implant chip otak untuk memainkan game populer, Counter-Strike 2.

Pembaruan ini menandai pencapaian penting dalam teknologi yang berpotensi mengubah kehidupan jutaan orang dengan gangguan motorik dan cacat tubuh lainnya.

Baca juga: Proyek Neuralink Sukses Tanam Chip ke Otak, Elon Musk Mau Ciptakan Manusia Super?

Latar Belakang Alex dan Kondisinya 

Alex mengalami cedera tulang belakang parah yang menyebabkan hilangnya kendali atas sebagian besar anggota tubuhnya. Sebelum mendapatkan chip implan otak dari Neuralink, satu-satunya cara Alex bisa memainkan Counter-Strike 2 adalah dengan menggunakan alat kendali khusus yang disebut QuadStick.

QuadStick adalah alat yang dirancang untuk pengguna dengan keterbatasan fisik, memungkinkan mereka untuk mengontrol permainan dengan gerakan mulut.

Namun, meski dengan bantuan alat ini, Alex menghadapi keterbatasan yang signifikan, seperti tidak mampu melakukan gerakan dan menembak secara bersamaan—sebuah keterbatasan yang secara drastis mengurangi pengalaman bermain gamenya.

Chip Otak Neuralink Jadi Harapan Baru untuk Alex

Setelah mendapatkan chip implan otak dari Neuralink, hidup Alex berubah. Teknologi ini memungkinkan Alex untuk mengendalikan mouse pada laptopnya dengan otaknya, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.

Dengan chip ini, Alex dapat mengarahkan senjata di Counter-Strike 2 dengan presisi yang jauh lebih tinggi, sambil tetap menggunakan QuadStick untuk bergerak dalam permainan. Ini adalah peningkatan besar dalam kemampuan bermain Alex, memberikan harapan baru untuk mereka yang mengalami kondisi serupa.

Neuralink telah menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan teknologi ini. Pasien pertama mereka, Noland Arbaugh, juga berhasil menjalani implantasi chip otak, tetapi menghadapi masalah setelah operasi.

Sekitar 85 persen elektroda berbasis benang yang terhubung dengan otaknya mengalami pergeseran, meskipun Arbaugh masih bisa menggunakan implan tersebut secara efektif. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi Neuralink untuk lebih berhati-hati dalam mengatasi tantangan teknis ini.

Pada Alex, Neuralink telah melakukan berbagai mitigasi untuk menghindari masalah serupa. Pengurangan pada beberapa aspek teknologi telah diterapkan, dan sejauh ini tidak ada elektroda yang terlepas. Hal ini menandakan kemajuan yang signifikan dalam stabilitas dan efektivitas implan chip otak tersebut.

Lebih dari Sekadar Bermain Game

Selain kemampuannya memainkan game Counter-Strike 2, Alex juga menggunakan chip otak Neuralink untuk melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kontrol motorik halus. Salah satu kegiatan yang ia lakukan adalah mengembangkan desain 3D.

Misalnya, Alex mampu merancang tempat untuk pengisi daya elektrik dari implannya dan kemudian mencetaknya menggunakan printer 3D. Ini adalah pencapaian besar yang memberikan Alex rasa kebebasan dan kreativitas yang sebelumnya mungkin tak terbayangkan.

“Memikirkan sebuah ide, menuangkannya ke dalam bentuk desain, dan akhirnya memiliki barang fisik sebagai produk jadi, membuat saya merasa seperti membangun sesuatu kembali,” ujar Alex seperti yang dikutip Euronews pada Senin, 26 Agustus 2024.

Ini tidak hanya sekedar pencapaian teknologi, tetapi juga memberikan dampak psikologis yang positif bagi pasien, membantu mereka merasakan kontrol dan kreativitas dalam hidup mereka kembali.

Neuralink berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan teknologi ini. Saat ini, mereka sedang bekerja untuk memberikan kontrol yang lebih baik atas mouse dan kontrol video game melalui chip otak, yang akan memberikan pengalaman bermain game yang lebih mendalam dan interaktif bagi pasien.

Baca juga: Elon Musk Prediksi Tak Ada Ponsel di Masa Depan, Bakal Digantikan Chip Neuralink

Dengan kemajuan ini, Neuralink tidak hanya berfokus pada pasien dengan gangguan motorik, tetapi juga melihat potensi untuk aplikasi yang lebih luas di berbagai bidang lain, termasuk pendidikan, industri kreatif, dan bahkan pengendalian perangkat pintar sehari-hari.

Namun, dibalik semua potensi ini, terdapat tantangan besar yang harus dihadapi. Dari segi teknis, menjaga stabilitas elektroda dan memastikan bahwa chip ini dapat berfungsi dengan baik dalam jangka panjang adalah prioritas utama.

Selain itu, aspek etika dari teknologi ini juga termasuk di kalangan ilmuwan dan masyarakat luas. Bagaimana privasi data otak akan dijaga? Apa dampak psikologis jangka panjang bagi pengguna? Pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan jawaban sebelum teknologi ini dapat diterapkan secara luas.

Baca Berita dan Artikel lain di Google News

(bm)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar