Senjata Canggih Milik TNI yang Membuat Indonesia Disegani

Muhammad Iqbal Mawardi . February 25, 2021

Foto: Airspace

Teknologi.id – Tentara Nasional Indonesia (TNI) setiap tahunnya terus meningkatkan kekuatan pertahanan militernya dengan menambah jenis senjata canggih baru. Predikat sebagai salah satu negara terkuat di Asia Tenggara membuktikan bahwa kekuatan militer Indonesia bukan kaleng-kaleng.

PT Pindad sebagai produsen senjata militer Indonesia telah memproduksi berbagai macam senjata militer yang canggih. Nah, berikut senjata-senjata canggih milik Indonesia yang dapat membuat negara lain segan untuk menyerang Indonesia.

1. Raytheon AGM-65K2

Foto: Indomiliter

Raytheon AGM-65K2 adalah salah satu rudal andalan Indonesia yang dipasang pada pesawat tempur F-16. Rudal ini memiliki diameter 300 mm dan panjang 2,49 meter.

Raytheon AGM-65K2 diproduksi oleh Amerika dan telah digunakan oleh 30 negara di dunia. Hingga sekarang produksi rudal ini sudah mencapai 70.000 unit sejak pertama kali dibuat di tahun 1972. Rudal ini menjadi senjata andalan Indonesia yang dioperasikan oleh Skadron Udara bersama 10 unit F-16 serta 24 F-16 C/D.

2. RBS-15 MK3

Foto: Indomiliter

Ini adalah salah satu rudal multi platform yang sangat hebat. Rudal ini bisa dipasang di truk, pesawat tempur hingga kapal perang militer.

Untuk RBS-15 MK3 ini Indonesia memasangnya pada Kapal Cepat Rudal atau KCR dengan nama Klewang. Hingga saat ini Indonesia telah memiliki 4 unit peluncur rudal RBS-15 MK3 yang bisa membuat menjadi senjata andalan Indonesia.

3. Meriam Caesar 155

Foto: Militermeter

Meriam CAESAR (CAmion Equip d’un System d’ARtillerie) ini diproduksi oleh Nexter System di Perancis. Meriam ini memiliki ukuran 155 mm dan dipasang pada truk 6X6. Dibutuhkan 3 sampai 5 orang untuk mengoperasikan senjata ini.

Baca juga: Begini Cara Sembunyikan Akun Telegram dari Orang Tak Dikenal

Meriam Caesar 155 memiliki jarak tembak sekitar 42 KM menggunakan Extended Range dan Full Bore (ERFB) shell. Sistem ini terintegrasi dengan sistem yang sepenuhnya terkomputerisasi dan terkontrol otomatis.


4. Roket ASTROS

Foto: Militermeter

ASTROS (Artillery Saturation Rocket System) termasuk roket multipel yang diproduksi perusahaan Avibras di Brasil. Roket ASTROS memiliki desain modular dan memiliki roket dengan kaliber mulai dari 127 mm hingga 300 mm. Senjata ini diletakkan pada Tectran VBT-2028 66 untuk meningkatkan mobilitas.

5. Meriam GS M109

Foto: Indomiliter

TNI AD juga membeli meriam GS M109 dari Belgia. Senjata ini berjenis Self Tracked Propelled Howitzer. Pasukan bisa lebih leluasa menentukan tata letak pengaturan ruang M109. Mesinnya dari meriam ini ada di sebelah kanan, dan ruang pengemudi ada di sebelah kiri. Pengemudi dilengkapi dengan tiga unit periskop, untuk membantu memantau kondisi malam hari.

6. Tank Harimau

Foto: Airspace

Tank medium Harimau buatan PT Pindad memiliki Meriam dan senapan mesin Kaliber 7,62 milimeter dengan bobot 30-35 ton. Selain itu, tank ini dilengkapi dengan BMS (Battlefield Management System) yang terintegrasi penuh untuk mendukung situasi tempur modern.

Tank Harimau memiliki kecepatan 70 kilometer per jam di jalan raya dan dilengkapi dengan sistem proteksi 4569 Level 5 untuk standar NATO.

7. Skyshield Gun Missile 35 mm MK-2

Foto: Bombastis

Alutsista buatan Oerlikon Contraves Rheinmetall, Swiss ini merupakan perisai pertahanan udara jarak pendek milik TNI AU yang sangat canggih. Senjata ini mempunyai jangkauan peluru sejauh 4 KM dengan kecepatan 1000 peluru per menit. Jarak kecepatan amunisi rata-rata 1.050 meter per detik, sedangkan maksimal peluru sebanyak 252 butir.

Baca juga: 5 Teknologi Militer Ini Sangat Canggih Namun Tak Berguna

Adi Arriansyah, seorang pengamat teknologi militer di Indonesia, menyebut senjata-senjata canggih itu menjadi salah satu tumpuan Indonesia sehingga mampu menempati peringkat 16 sebagai negara dengan militer terkuat di dunia.

"Kepemilikan senjata-senjata militer yang canggih dan peringkat 16 sebagai negara dengan militer terkuat di dunia ini membuktikan bahwa kekuatan militer Indonesia bukan kaleng-kaleng dan tidak bisa dipandang sebelah mata," ujar Adi Arriansyah.

(MIM)


author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar