Foto: Merdeka.com
Teknologi.id - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Sayangnya, hal tersebut tidak serta-merta membuat nelayan kita memiliki pendapatan yang memadai. Nilai pendapatan yang tergolong rendah, yaitu kurang dari USD 84/bulan membuat masyarakat menjauh dari industri perikanan selama 10 tahun terakhir.
Baca Juga: 9 Tren Teknologi di Dunia Industri Tahun 2021
Untuk membantu mendongkrak penjualan hasil tangkapan nelayan, hadirlah platform e-commerce baru bernama Aruna. Platform ini telah membantu 15.000 nelayan untuk memasarkan hasil tangkapan secara online.
Penggagas dari startup Aruna ini adalah Utari Octavianty, seorang inovator dan alumni dari program Royal Academy of Engineering, Leaders in Innovation Fellowship di Inggris, sebagaimana dikutip dari rilis Kedubes Inggris dan dilansir dari detikINET, Kamis (14/1).Dibesarkan dalam komunitas nelayan di sepanjang pantai Kalimantan membuat Utari menyadari sejak kecil bahwa ada banyak masalah yang mengganggu industri perikanan Indonesia. Tidak hanya persoalan pembayaran terhadap nelayan yang rendah, tetapi juga permasalahan rantai pasokan yang tidak efisien, data dan kontrol kualitas yang buruk, dan kenaikan harga yang tinggi.
Oleh karena itu, Utari ikut mendirikan Aruna untuk mengatasi masalah di industri perikanan dengan menggunakan inovasi dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan di Indonesia.
Awalnya, Aruna dimaksudkan untuk menjadi platform data perikanan. Seiring berjalannya waktu ,platform ini berkembang hingga menjadi salah satu platform e-commerce perikanan terintegrasi terkemuka di Indonesia. Melalui Aruna, para nelayan dapat menjual hasil tangkapannya dengan harga yang layak, yang berfungsi sebagai platform lelang ikan digital dan pasar produk makanan laut.
"Platform ini memastikan bahwa ada transparansi di seluruh proses perdagangan. Nelayan dapat langsung melihat nilai sebenarnya dari hasil tangkapan mereka. Saat ini, sekitar 15.000 nelayan dari 15 lokasi di Indonesia telah bergabung dengan Aruna dan menikmati peningkatan pendapatan sebesar 20%," kata Utari Octavianty.
Sebagian besar bisnis Aruna kini berfokus pada ekspor produk perikanan ke Cina, Amerika Serikat, dan negara-negara Asia di sekitarnya. Namun, adanya pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19, membuat Utari memutuskan untuk mengadaptasi model bisnis Aruna dan fokus pada pasar lokal.
Agar produk ikan yang dipasarkan semakin kaya, Aruna kemudian berkolaborasi dengan platform e-commerce grosir lokal untuk menambahkan produk ikan ke katalog mereka. Dengan demikian, pelanggan kini dapat membeli produk langsung dari nelayan Aruna di toko online 'Seafood by Aruna' yang tersedia di e-commerce seperti Tokopedia, Bulakapak dan Shopee.
April 2019 silam, platform Aruna memenangkan Alipay-NUS Enterprise Social Innovation Challenge. Keberadaan platform ini terus menarik perhatian masyarakat dan akhirnya diakui secara global. Utari ingin agar cakupan layanan yang bisa diberikan Aruna lebih luas dan dapat meningkatkan akses nelayan Indonesia terhadap sumber daya dasar lain seperti listrik, air bersih, dan internet.
Baca Juga: Setelah Menikah Anda Repot Mengatur Keuangan?
Lebih lanjut, Utari ingin memberdayakan platform Aruna untuk meningkatkan peluang kapasitas nelayan Indonesia dengan menawarkan pelatihan penangkapan ikan secara berkelanjutan, pengolahan ikan, pengelolaan keuangan, dan tutorial tentang cara menggunakan aplikasi Aruna.
(rf)
Tinggalkan Komentar