Plant Heroes: Aplikasi Karya Mahasiswi RI yang Dipuji Langsung oleh CEO Apple

Mohammad Owen . June 11, 2025

Sherly Phangestu plant heroes apple

Sumber: BINUS

Teknologi.id - Di era digital yang semakin berkembang, para pengembang aplikasi muda dari seluruh dunia berlomba menciptakan solusi teknologi yang tidak hanya canggih, tapi juga menyentuh sisi manusiawi. Di antara deretan talenta global itu, nama Sherly Phangestu kini jadi sorotan. Mahasiswi Indonesia berusia 22 tahun ini sukses mengharumkan nama bangsa dengan meraih predikat Distinguished Winner Swift Student Challenge 2025, ajang bergengsi yang diadakan oleh Apple bagi para talenta muda pengembang aplikasi dari seluruh dunia.

Baca juga: Apple Kembangkan Teknologi Kontrol iPhone dengan Pikiran

Lewat karya inovatif berjudul Plant Heroes, Sherly berhasil membuktikan bahwa aplikasi edukasi bisa dikemas secara menyenangkan, mendalam, dan penuh empati, sampai-sampai menarik perhatian Tim Cook, CEO Apple.

Plant Heroes: Mengajarkan Botani, Menumbuhkan Empati

Plant Heroes bukan sekadar aplikasi biasa. Aplikasi ini mengajak anak-anak untuk belajar tentang proses pertumbuhan tanaman melalui permainan yang penuh warna, narasi yang bersahabat, dan interaktivitas yang tinggi. Namun, di balik kemasan yang ceria itu, tersembunyi filosofi mendalam: anak-anak juga tumbuh seperti tanaman.

Dalam aplikasi ini, anak-anak diajak menyiram tanaman, memberi pupuk, menyingkirkan hama, dan melihat hasilnya dari waktu ke waktu. Setiap tindakan memiliki dampak, yang secara tak langsung mengajarkan bahwa perhatian dan kasih sayang adalah kunci pertumbuhan—baik bagi tanaman maupun manusia.

"Belajar itu tak harus membosankan. Aku ingin anak-anak tahu bahwa mereka bisa tumbuh kuat seperti pohon yang dirawat dengan baik," ujar Sherly saat diwawancarai media di Apple Park. 

Dari Belajar Otodidak hingga Apple Developer Academy

Kesuksesan Sherly tentu tidak terjadi dalam semalam. Bakat dan ketertarikannya pada dunia teknologi sudah muncul sejak usia dini. Berawal dari rasa penasaran terhadap bagaimana aplikasi di ponsel bekerja, Sherly mulai mengeksplorasi dunia coding secara mandiri. Ia belajar melalui berbagai sumber daring, seperti tutorial YouTube, forum-forum pemrograman, hingga platform belajar mandiri seperti Codecademy dan Udemy.

Meskipun belum memiliki latar belakang teknis secara profesional, Sherly menunjukkan determinasi kuat dalam mengasah kemampuannya. Ia tidak segan mencoba membuat aplikasi-aplikasi kecil untuk menguji ilmu barunya. Keingintahuannya yang besar membuatnya terus belajar dan mengutak-atik berbagai bahasa pemrograman, seperti Swift, Python, hingga JavaScript.

Seiring waktu, semangat belajarnya membuahkan hasil. Sherly pun memutuskan untuk melanjutkan studi di bidang Teknologi Informasi demi memperkuat dasar akademisnya. Namun titik balik dalam perjalanan teknologinya datang ketika ia berhasil lolos seleksi masuk ke Apple Developer Academy Jakarta, salah satu program pelatihan bergengsi dari Apple yang bertujuan menyiapkan generasi pengembang masa depan.

Di lingkungan akademi tersebut, Sherly tidak hanya memperdalam pengetahuan teknis, tapi juga belajar bagaimana mengembangkan aplikasi yang human-centric, berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat. Kurikulum Apple Developer Academy memang dirancang bukan sekadar mengajarkan coding, tapi juga desain UX/UI, pemikiran kreatif, kolaborasi tim, dan soft skill penting lainnya.

Selama mengikuti program intensif tersebut, Sherly bergabung dengan tim yang kemudian melahirkan aplikasi Chamelure, sebuah aplikasi terapi visual berbasis gim untuk anak-anak penderita amblyopia, atau mata malas. Aplikasi ini bukan sekadar permainan biasa, tapi juga dirancang berdasarkan pendekatan medis dan psikologis agar anak-anak bisa menjalani terapi secara menyenangkan di rumah.

Proyek ini menjadi bukti nyata bahwa Sherly memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu kesehatan, terutama yang melibatkan kelompok rentan seperti anak-anak. Ia menunjukkan bahwa seorang pengembang aplikasi tidak hanya dituntut jago secara teknis, tetapi juga harus peka terhadap masalah sosial dan mampu menciptakan solusi berbasis teknologi yang berdampak langsung.

Dedikasi dan kemampuan Sherly selama di Apple Developer Academy tak luput dari perhatian. Ia menjadi contoh inspiratif bagi peserta lainnya dan terus mendorong batas kemampuannya hingga akhirnya melahirkan Plant Heroes, aplikasi yang membawanya ke panggung internasional dan mendapat pengakuan langsung dari CEO Apple, Tim Cook.

Dengan pondasi kuat dari pengalaman belajar otodidak dan pembinaan formal di Apple Developer Academy, Sherly kini menjadi salah satu pengembang muda yang patut diperhitungkan, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat global.

Tim Cook: “Saya Tak Sabar Melihat Apa yang Akan Dia Lakukan Selanjutnya”

Keberhasilan Sherly tidak hanya membuatnya diundang ke Apple Park, tetapi juga membawa pertemuan langsung dengan CEO Apple, Tim Cook. Dalam komentarnya, Tim Cook menyampaikan kekagumannya terhadap aplikasi Plant Heroes, yang menurutnya berhasil mengubah cara anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan dan inovatif.

“Saya selalu tertarik melihat bagaimana teknologi bisa mengubah pengalaman belajar. Plant Heroes berhasil melakukannya dengan pendekatan baru yang luar biasa,” ujar Tim Cook dalam pidatonya.

Baca juga: Trump Ancam Apple dengan Tarif 25% Jika Tidak Produksi iPhone di AS

Bermimpi Lebih Besar: Teknologi untuk Kesehatan dan Aksesibilitas

Bagi Sherly, penghargaan ini bukan garis akhir, melainkan titik awal dari perjalanan panjang di dunia pengembangan aplikasi. Ia bermimpi menciptakan lebih banyak aplikasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, terutama yang berkaitan dengan aksesibilitas dan solusi kesehatan.

“Saya ingin membuat lebih banyak aplikasi yang bisa mendukung aksesibilitas dan solusi kesehatan, terutama untuk masyarakat yang membutuhkan,” ucapnya dengan penuh tekad.

Dengan semangat, empati, dan kecintaan terhadap teknologi, Sherly menjadi contoh nyata bagaimana anak muda Indonesia bisa bersaing di panggung global, bukan hanya karena kepintarannya, tetapi juga karena kepekaannya terhadap masalah nyata di masyarakat.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

1 Komentar