MiMo-7B: Gebrakan AI Xiaomi yang Jago Coding dan Matematika, Siap Saingi OpenAI!

Mohammad Owen . May 06, 2025

Xiaomi MiMo-7B

Sumber: Xiaomitime

Teknologi.id - Brand Xiaomi bukan hanya rajin bikin gawai kece serta murah meriah. Kini, raksasa teknologi asal Tiongkok ini resmi ikut terjun ke medan perang kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI). Pada 30 April 2025, Xiaomi memperkenalkan MiMo-7B, model AI pertama mereka yang langsung jadi bahan pembicaraan di komunitas teknologi.

Baca juga: Xiaomi Siap Luncurkan Chipset Flagship “Xring” pada Mei 2025

Sekilas, angka "7B" pada nama MiMo-7B menunjukkan jumlah parameternya berkisaran 7 miliar. Mungkin terdengar kecil jika dibandingkan dengan model AI lain seperti OpenAI o1-mini (100 miliar parameter) atau Qwen-32B-Preview milik Alibaba (32 miliar). Tapi jangan salah, MiMo-7B justru membuktikan bahwa ukuran bukan segalanya. Dengan "isi otak" yang lebih ramping, performanya justru bisa bikin takjub, bahkan menyaingi para raksasa AI yang lebih dulu eksis.

AI Gesit yang Jago Mikir!

Apa yang bikin MiMo-7B beda dari yang lain? Fokus utamanya bukan sekadar menjawab cepat, tapi berpikir secara masuk akal. Xiaomi membekali model ini dengan kemampuan reasoning yang lebih kuat. Dalam dunia AI, reasoning itu penting banget, karena model jadi bisa “menalar” dulu sebelum kasih jawaban, bukan asal tembak informasi mentah-mentah.

Xiaomi melatih MiMo-7B menggunakan 25 triliun token, yaitu potongan data teks yang jadi bahan pelajaran AI dalam memahami bahasa. Nah, dari angka segede itu, 200 miliar token difokuskan khusus buat latihan bernalar. Jadi, MiMo-7B dibiasakan menghadapi pertanyaan sulit sejak masa “sekolah” alias training-nya.

Lebih hebatnya lagi, Xiaomi nggak puas dengan metode pelatihan biasa. Mereka memakai pendekatan multi-token prediction, yang memungkinkan AI menghasilkan beberapa token sekaligus dalam satu waktu. Hasilnya? Proses berpikir dan merespons jadi lebih cepat, tapi tetap akurat. Ini semacam kemampuan multitasking buat AI dan jarang banget ditemukan di model sekelasnya.

Pelatihan Ekstra Canggih: AI yang Diajari Kayak Atlet Olimpiade

Bukan Xiaomi namanya kalau nggak total. Mereka pakai metode reinforcement learning (RL) untuk menyempurnakan performa MiMo-7B. Lebih tepatnya, mereka menggunakan teknik bernama Test Difficulty Driven Reward. Konsepnya mirip kayak ngasih hadiah ke siswa yang berhasil jawab soal-soal sulit. Jadi, AI ini makin semangat “belajar” dan berkembang dari waktu ke waktu.

Selain itu, Xiaomi juga menerapkan strategi Easy Data Re-Sampling untuk menjaga pelatihan tetap stabil. Metode ini memastikan data yang gampang tetap dipakai berulang agar model bisa benar-benar menguasainya, tanpa melupakan tantangan yang lebih rumit.

Untuk mendukung semua proses ini, mereka bikin sistem efisiensi GPU bernama Seamless Rollout. Dengan sistem ini, waktu idle atau nganggur dari GPU bisa ditekan habis-habisan. Efeknya? Kecepatan pelatihan bisa naik lebih dari dua kali lipat. Hemat waktu, hemat tenaga, hasil maksimal.

Uji Performa: MiMo-7B Gak Cuma Modal Nama

Kalau bicara AI, kita nggak bisa percaya begitu aja tanpa bukti. Xiaomi tahu itu. Makanya, mereka langsung menguji MiMo-7B di berbagai benchmark internasional. Hasilnya? Bikin geleng-geleng kepala.

  • Di AIME 2024 (kontes matematika tingkat tinggi), MiMo-7B-RL mencatat skor 68,2%. Sebagai perbandingan, o1-mini hanya dapat 63,6%, sedangkan Qwen-32B-Preview terpaut jauh di 50%.

  • Di LiveCodeBench v5 (standar pengujian kemampuan coding), MiMo-7B-RL dapat 57,8%, unggul dari o1-mini (53,8%) dan Qwen-32B-Preview (41,9%).

  • Bahkan di tes MATH-500 yang super teknis, MiMo-7B-RL mencatat 95,8%! Angka yang luar biasa tinggi untuk model 7 miliar parameter.

Untuk pengujian umum seperti DROP, GPQA, atau MMLU-Pro, skornya memang belum spektakuler, berkisar di angka 50-an persen. Tapi mengingat ini adalah rilisan perdana, capaian ini udah cukup solid buat membuktikan potensi jangka panjangnya.

Bukan Cuma Pamer: Xiaomi Bagi-Bagi Gratis

Salah satu hal yang bikin Xiaomi makin disukai developer dan peneliti AI adalah keputusan mereka untuk merilis MiMo-7B secara open source. Artinya, siapa pun bisa mengakses, menguji, atau bahkan membangun sistem sendiri dengan bantuan model ini.

Xiaomi membagikan MiMo-7B lewat platform Hugging Face dan dokumentasinya tersedia di GitHub. Tersedia dalam empat versi:

  1. Base: versi dasar, cocok buat developer yang mau eksplorasi dari nol.

  2. SFT (Supervised Fine-Tuning): versi yang sudah disesuaikan dengan data pelatihan tambahan.

  3. RL-Zero: hasil pelatihan awal dengan reinforcement learning.

  4. RL: versi paling matang dan performa terbaik dari semuanya.

Langkah ini terbilang berani, apalagi di tengah kompetisi AI yang makin ketat. Tapi Xiaomi tampaknya paham bahwa membangun ekosistem itu jauh lebih penting dari sekadar menutup akses.

Masa Depan AI Xiaomi: Bakal Jadi Otak di Mi Series?

Menariknya, meskipun MiMo-7B sudah diluncurkan, Xiaomi belum langsung menyuntikkan AI ini ke produk-produknya. Saat ini, fitur-fitur AI di smartphone Xiaomi, seperti HyperAI, masih menggunakan layanan pihak ketiga seperti Google Gemini. Tapi dengan lahirnya MiMo-7B, bukan nggak mungkin dalam waktu dekat kita bakal melihat fitur AI buatan sendiri yang terintegrasi penuh dalam ekosistem Xiaomi.

Bayangin aja kalau MiMo-7B nanti dimasukkan ke dalam Mi Assistant, Smart TV, atau produk rumah pintar Xiaomi. Interaksi bakal makin pintar, respons lebih cepat, dan semuanya bisa jalan tanpa perlu koneksi ke cloud asing. Ini bisa jadi langkah Xiaomi menuju kemandirian teknologi yang selama ini jadi visi besar mereka.

Baca juga: Samsung dan Xiaomi Mau Kolaborasi Bikin Mobil Listrik

AI Lokal Rasa Global

MiMo-7B membuktikan bahwa Xiaomi nggak main-main dalam mengembangkan teknologi AI. Meski ini adalah model pertama mereka, pendekatannya matang, hasilnya solid, dan potensinya luar biasa. Dengan ukuran parameter yang lebih kecil, tapi hasil yang bisa menyaingi model raksasa, MiMo-7B cocok banget buat implementasi di perangkat edge seperti smartphone, robot pintar, atau perangkat IoT.

Dan yang paling menarik? Model ini gratis, terbuka, dan bisa dijadikan landasan buat pengembangan AI lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia. Xiaomi mungkin baru mulai di dunia AI, tapi jelas mereka sudah tahu ke mana harus melangkah.

Kalau kamu suka bahas perkembangan AI dan teknologi terbaru, jangan kaget kalau MiMo-7B bakal sering muncul di berbagai proyek open-source dan penelitian ke depannya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mo)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar