Foto: Ahvalnews
Teknologi.id - Akhir-akhir ini, Turki mengembangkan pesawat nirawak (drone/UAV) tempur untuk memperkuat militernya. Saat melawan Suriah tahun lalu, Turki menurunkan dua drone yaitu Anka-S dan Bayraktar-TB2.
Dikutip dari CNN Indonesia hari Selasa 09 Februari 2021, Bayraktar TB-2 merupakan pesawat nirawak jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar Makina.
Drone ini memiliki daya jelajah lebih dari 150 kilometer dengan daya tahan terbang selama 24 jam dan bisa terbang dengan ketinggian maksimal 22.500 kaki.
Baca juga: Rudal Balistik Milik Korea Utara ini Bisa Jangkau Indonesia?
Drone memiliki kecepatan maksimum 220 kilometer per jam dengan kecepatan jelajah 130 kilometer per jam. Beban maksimal yang dapat diangkut yaitu seberat 55 kilogram.
Untuk dimensinya, drone ini memiliki panjang 6,5m, rentang sayap 12m dan berat lepas landas maksimum 630kg. Bayraktar TB2 menggunakan desain monokok yang mengintegrasikan struktur v-tail terbalik.
Bahan dasar yang digunakan badan pesawat ini yaitu serat karbon, kevlar, dan komposit hibrida. Setiap sistem Bayraktar TB2 terdiri dari enam kendaraan udara, dua stasiun kontrol tanah (GCS), tiga terminal data tanah (GDT), dua terminal video jarak jauh (RVT) dan peralatan pendukung di darat.
Baca juga: Rudal Avangard Milik Rusia Diklaim Tidak Bisa Dihentikan
Sedangkan Anka-S adalah drone yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) untuk Angkatan Bersenjata Turki. Drone ini digunakan untuk misi pengawasan, pengintaian, pelacakan hingga intelijen.
Anka-S merupakan salah satu varian dari Anka drone UAV. akhir-akhir ini drone Anka-S ramai diperbincangkan karena digunakan Turki untuk melawan Suriah.
Anka-S mampu mengangkut beban hingga 200 kilogram sehingga mampu digunakan untuk berbagai misi. Sayap pada drone ini dapat digunakan untuk mengangkut senjata.
Baca juga: Teknologi Terbaru China, Drone WJ-700, Apa Keunggulannya?
Senjata yang dapat diangkut seperti Rokestan Smart Micro Munition (MAM-L) yang diluncurkan dengan rudal. Bisa juga untuk membawa peluru kendali (rudal) CIRIT 2.75in yang bisa digunakan untuk menyerang kendaraan lapis baja ringan, personel, hingga tempat penampungan militer.
Anka-S UAV ditenagai oleh mesin turboprop PD170, yang dikembangkan oleh Turkish Engine Industries (TEI). Untuk daya tahan terbang, pesawat tak berawak ini mampu tahan lebih dari 24 jam dan dapat terbang pada ketinggian maksimum 30.000 kaki.
Anka-S UAV dapat dioperasikan dalam mode kontrol otonom dan remote. Jika menggunakan mode otonom maka komputer kontrol penerbangan di pesawat akan memandu pesawat ke setiap titik lewat yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam mode kendali jarak jauh, UAV diterbangkan oleh operatornya dari stasiun kontrol tanah menggunakan komputer digital.
(fpk)
Tinggalkan Komentar