Teknologi.id – Neuralink resmi mengumumkan keberhasilan
mereka menanamkan implan otak kepada pasien ke 12. Dengan keberhasilan ini,
Neuralink membuktikan kelayakan teknologinya yang memungkinkan otak manusia mengirimkan
sinyal langsung kepada komputer atau perangkat lain untuk membantu pasien lumpuh
dan gangguan saraf menjalani kehidupan sehari-hari.
Neuralink dan Teknologi Implan Otak
Neuralink merupakah sebuah perusahaan startup neuroteknologi
yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2016. Perusahaan ini terletak di
Pioneer Building, San Fransisco, California.
Neuralink berfokus pada pengembangan teknologi kesehatan
manusia khususnya pada implan otak untuk membantu pasien yang mengalami
kelumpuhan. Teknologi yang dikembangkan yaitu Brain-Computer Interfaces (BCI)
atau teknologi antarmuka otak-komputer dengan menanamkan chip pada otak
manusia.
Teknologi ini bertujuan agar pasien yang mengalami
kelumpuhan dapat menggunakan otaknya secara maksumal dengan mengendalikan
komputer atau perangkat seluler. Uji coba implan otak dimulai pada tahun 2024 dengan
pasien pertamanya Noland Arbaugh.
Meskipun Neuralink berada di Amerika Serikat, tetapi
Neuralink juga membuka studi aktif di beberapa negara seperti Canada, Inggris
Raya (United Kingdom), dan Uni Emirat Arab.
Di tanggal 31 Juli, Neuralink meluncurkan studi
klinisnya di Inggris Raya dan bermitra dengan University College London
Hospitals Trust dan Newcastle Hospitals. Sedangkan di Canada, Neuralink
berhasil menyelesaikan 2 operasi implan otak sebagai prosedur pertama di luar
Amerika Serikat.
Neuralink juga menawarkan bagi pasien penderita kelumpuhan akibat cedera tulang belakang dan penyakit sistem syaraf (ALS) yang ingin berpartisipasi dalam penelitian nya untuk mengunjungi dan mendaftar pada situs website Neuralink.
Baca Juga: Eli Lilly Luncurkan TuneLab, Platform AI untuk Percepat Penemuan Obat Baru
Cara Kerja Implan Otak Neuralink
Cara kerja dari “Link” sendiri berupa sebuah chip
yang ditanam pada otak manusia. chip ini menggunakan benang tipis dan
dilengkapi dengan 1.024 elektroda yang dapat merekam aktivitas neutron, sel
saraf yang dalam mengendalikan fungsi tubuh.
Dengan merekam dan mengkode sinyal saraf dari
neutron, chip ini memungkinkan pengguna untuk mengendalikan perangkat melalui
pikiran. Elon Musk menamai implan ini dengan sebutan “telepati”, sebab dengan
melakukan implan dapat membantu pasien untuk menggunakan perangat atau komputer
melalui pikirannya.
Pasien-Pasien yang Mendapatkan Implan Otak dari
Neuralink
Melalui akun media sosial resmi X (twitter)
@neuralink, pada selasa 9 September mereka mengumumkan bahwa sudah ada 12 orang
yang menggunakan implan Neuralink.
“kini terdapat 12 orang di seluruh dunia
yang menggunakan implan Neuralink. Secara keseluruhan, mereka telah menggunakan
perangkat tersebut selama 2.000 hari dan telah mengumpulan lebih dari 15.000
jam penggunaan. Kami berharap dapat terus mengeksplorasi kemungkinan antarmuka
saraf dengan semua peserta kami” tulis Neuralink dalam unggahannya.
Jumlah ini meningkat dari bulan juni lalu ketika
mitra Neutralink yaitu Barrow Neurological melalui akun media sosial X nya
@BarrowNeuro mengumumkan ada 7 orang yang
telah menerima implan N1. Implan N1 ini adalah sebuah perangkat Brain Computer
Interface (BCI) yang memungkinkan sesorang dengan kelumpuhan disebabkan cedara
sumsum tulang belakang di leher atau stroke dapat mengendalikan komputer dengan
pikiran mereka.
4 dari 7 pasien yang mendapatkan implan N1 yaitu:
1. Noland
Seseorang yang mengalami
cedera tulang belakang. Setelah menggunakan perangkat Neuralink, ia
berpartisipasi sebagai peserta studi dan menggunakan perangkat untuk bermain
gim video dan menemukan tujuan hidupnya.
2. Alex
Sebelum ia mengalami cedera tulang belakang, Alex
bekerja untuk merakit komponen mesin di sebuah bengkel. Setelah mendapatkan implan
N1, ia kembali bekerja untuk merancang komponen mesin 3D dengan bantuan CAD
(computer-aided design). Alex juga terlibat dalam studi CONVOY dan menggunakan
implan N1 untuk mengendalikan lengan robot.
3. Brad
Orang pertama yang menerima implan N1 pada kasus
ALS (Amyotrophic Laateral Sclerosis)
4. Mike
Seperti Brad, Mike mengalami ALS dan mendapatkan implan
N1. Melalui implan tersebut dan bantuan perangkat lunak CAD, Mike dapat
melanjutkan pekerjaanya sebagai pekerja survei dari rumah.
Selain itu melalui projek miami, Neuralink juga
berhasil melakukan implan otak kepada seorang veteran militer Amerika Serikat
yang lumpuh akibat kecelakaan sepeda motor, RJ.
RJ berhasil menerima implan pada bulan April 2025
dan merupakan peserta kelima dalam studi PRIME (Precise Robotically Implanted
Brain-Computer Interface) dan orang pertama yang di implan dalam “The Miami
Project to Cure Paralysis dan Departemen Bedah Saraf di University of Miami
Health System.
“Mereka mengembalikan semangat saya. Mereka
telah mengembalikan tujuan hidup saya. Sekarang saya, bisa bangkit dan
menyalakan kembali semangat itu untuk orang-orang berikutnya yang akan datang”
ucap RJ.
Baca Juga: Vaksin Kanker Buatan Rusia Enteromix Lulus Uji Klinis, Diklaim 100% Efektif
Risiko dan Tantangan Etis penggunaan Implan Otak
Sebelumnya, ditahun 2022 ketika Neuralink
mengajukan izin untuk melakukan implan pertamanya pada Badan pengawas Obat dan
Makanan AS (FDA), FDA menolak izin tersebut. kemudian dua tahun kemudian, pada
2024, FDA mengizinkan Neuralink untuk melakukan uji klinis pada manusia.
Meskipun Neuralink menjanjikan secara teknologi,
tetapi ada kekhawatiran pada dampak sosial. Maka dari itu, para peneliti
neuroteknologi berpendapat bahwa keamanan dan transparansi dalam uji klinis tetap
menjadi pertimbangan penting.
Baca artikel dan berita lainnya di Google News.


Tinggalkan Komentar