Iklan di Instagram Terasa “Nyambung” dengan Obrolan? Ini Penjelasan Bos Instagram

Teknologi.id . October 03, 2025
Foto: FindArticles


Teknologi.id - Pernah merasa aneh ketika membicarakan sebuah produk dengan teman, lalu tiba-tiba iklan produk itu muncul di feed Instagram Anda? Banyak orang percaya bahwa Instagram “mendengarkan” percakapan lewat mikrofon ponsel. Mitos ini sudah lama beredar di kalangan pengguna, bahkan sampai dipertanyakan oleh keluarga Adam Mosseri, bos Instagram.

Namun Mosseri menegaskan, Meta sama sekali tidak menggunakan mikrofon untuk menyadap pengguna demi menargetkan iklan.

“Kami tidak mendengarkan Anda. Menggunakan mikrofon demi iklan akan menjadi pelanggaran privasi besar,” ujar Mosseri dalam video Reels terbaru di akun Instagram pribadinya. Ia juga menambahkan, jika mikrofon benar-benar aktif, indikator lampu di bagian atas layar akan menyala dan baterai ponsel cepat habis. Video Reels berdurasi hampir dua menit itu diberi caption: “Membongkar mitos – Saya bersumpah, kami tidak mendengarkan mikrofon Anda.”

Baca juga: Viral Tren Video "Rasio Geprek" Instagram 5210 x 1080, Begini Cara Membuatnya

Pernyataan ini sekaligus membantah rumor lama yang menyebut Instagram selalu “menguping” percakapan pengguna. Bahkan sejak 2016, Meta (dulu Facebook) sudah menegaskan melalui blog resmi bahwa perusahaan tidak pernah menggunakan mikrofon untuk menentukan iklan atau konten di News Feed. Pada 2018, CEO Meta, Mark Zuckerberg, juga membantah hal yang sama saat bersaksi di hadapan Kongres AS.

Mengapa Iklan Bisa Terasa “Tepat Sasaran”?

Banyak pengguna tetap merasa iklan muncul sesuai dengan percakapan mereka. Menurut Mosseri, hal ini bisa dijelaskan melalui beberapa faktor:

  1. Riwayat Pencarian dan Interaksi Online
    Bisa jadi pengguna atau teman yang terlibat dalam percakapan memang pernah mencari atau mengklik produk tersebut secara online. Data interaksi ini bisa memengaruhi algoritma Instagram untuk menampilkan iklan yang relevan.

  2. Data dari Pengiklan
    Instagram bekerja sama dengan pengiklan yang membagikan data kunjungan situs. Dengan demikian, produk yang pernah dicari atau dikunjungi oleh pengguna bisa muncul kembali di feed Instagram.

  3. Algoritma Berbasis Minat dan Profil Serupa
    Iklan juga ditampilkan berdasarkan profil pengguna yang memiliki minat serupa. Misalnya, jika banyak orang dengan minat hiking melihat produk tertentu, algoritma bisa menampilkan iklan yang sama ke pengguna lain dengan minat serupa.

  4. Faktor Psikologis
    Kadang, iklan sebenarnya sudah muncul di layar pengguna sebelum percakapan terjadi, tetapi tidak disadari. Baru setelah topik dibahas dalam percakapan, pengguna merasa iklan itu muncul secara “nyambung”. Mosseri menyebut fenomena ini sebagai internalisasi cepat oleh otak manusia.

  5. Kebetulan
    Terakhir, ada kalanya kemunculan iklan hanya kebetulan belaka. Meski terdengar sederhana, hal ini terjadi cukup sering karena algoritma menampilkan banyak iklan secara terus-menerus.

AI Jadi Sumber Baru Penargetan Iklan

Meskipun Instagram tidak menyadap mikrofon, Meta kini memiliki cara lain untuk menargetkan iklan: interaksi pengguna dengan AI Meta. Misalnya, jika pengguna berbincang dengan Meta AI tentang hobi mendaki, iklan perlengkapan hiking bisa muncul di Instagram dan Facebook. Meta menyebut interaksi dengan AI akan menjadi “sinyal baru” untuk meningkatkan rekomendasi konten dan iklan.

Kebijakan ini akan mulai diterapkan secara global pada 16 Desember 2025, kecuali di negara dengan aturan privasi ketat seperti Uni Eropa, Inggris, dan Korea Selatan. Topik sensitif seperti pandangan politik, kesehatan, atau keyakinan agama tidak akan digunakan untuk menargetkan iklan, sehingga pengguna tetap terlindungi dari penyalahgunaan data sensitif.

Baca juga: Apakah Caption Panjang di Instagram Buat Postingan Lebih Viral? Ini Penjelasan Bos IG

Apa Artinya bagi Pengguna?

Penjelasan ini menegaskan bahwa iklan yang terasa relevan dengan obrolan sehari-hari lebih banyak dipengaruhi oleh algoritma canggih, data dari pengiklan, interaksi dengan konten serupa, dan percakapan pengguna dengan AI, bukan karena ponsel “disadap”.

Meski begitu, privasi tetap menjadi perhatian penting. Dengan semakin banyak data pribadi yang bisa dikumpulkan oleh AI dan algoritma, pengguna disarankan untuk:

  • Mengatur preferensi iklan di akun Instagram agar iklan yang muncul lebih relevan dan nyaman.

  • Memahami pengaturan privasi, termasuk akses data lokasi, microphone, dan interaksi dengan aplikasi pihak ketiga.

  • Bijak menggunakan interaksi dengan AI, karena percakapan dengan chatbot Meta bisa memengaruhi rekomendasi iklan yang diterima.

Dengan cara ini, pengguna tetap bisa menikmati pengalaman Instagram yang personal tanpa khawatir soal pelanggaran privasi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(dwk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar