Sekarang nelayan Gorontalo dapat memanfaatkan aplikasi yang bisa membantu mereka berlayar langsung ke lokasi titik ikan. Hanya dengan media ponsel pintar, posisi ikan akan langsung terdeteksi. Aplikasi yang bernama Smart Fisheries dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo bersama PT. Media Rekayasa Lintas (Marlin). Melalui Dinas Perikanan dan Kelautan, dibangun command center bagi pusat layanan Smart Fisheries.
Di Command Center dapat terlihat pergerakan nelayan yang menggunakan aplikasi ini apakah pergi melaut atau tidak. Termasuk bisa juga melihat keberadaan ikan di seluruh dunia, kondisi cuaca serta pelabuhan perikanan seluruh Indonesia. Nelayan diberikan fasilitas berupa ponsel tablet khusus untuk aplikasi Smart Fisheries. Tablet Android buatan dalam negri tersebut hanya bisa digunakan untuk Smart Fisheries.
Aplikasi Smart Fisheries dilengkapi dengan fitur navigasi nelayan. Jika nelyan mengklik menu command center, maka akan terlihat posisi (gambar) ikan yang berada di laut lepas. Ketika gambar ikan diklik, akan muncul titik koordinat posisi ikan baik lintang maupun garis bujur, tempratur, kecepatan angin, arah angin, kelembapan, suhu air, dan termasuk juga tinggi ombak.
Aplikasi tersebut telah diuji coba oleh Lembaga Penerbangan Antarikasa Nasional (LAPAN). Bahkan tingkat keakuratannya mencapai 90%. Memang sebelumnya Pemprov Gorontalo dan LAPAN telah melakukan kerja sama serupa, tetapi berbentuk SMS Gateway. Di program tersebut LAPAN mengirimkan koordinat posisi ikan ke Dinas Perikanan dan Kelautan. Lalu SMS terus diteruskan kepada nelayan. Hal itu membuat produksi ikan nelayan meningkat. Tetapi itu hanya SMS Gateway yang menginfokan koordinat. Nah, dalam aplikasi ini fitur yang disediakan lebih lengkap lagi.
Tetapi pengguna aplikasi tersebut wajib membeli gawai standar Smart Fisheries yang harganya kurang lebih RP 3,5 juta. Aplikasi tersebut diklaim sangat membantu nelayan. Karena dengan mengetahui posisi ikan nelayan tidak perlu lagi putar-putar di laut lepas untuk mendapatkan ikan. Hal tersebut juga menjadikan hemat BBM, hemat waktu, hemat tenaga, dan hasilnya juga sudah pasti.
Biaya pada aplikasi tersebut hanya karena lisensi atau hak paten Smart Fisheries yang dikembangkan Marlin. Hal itu sangat penting karena pengguna atau nelayan yang menggunakan tablet Smart Fisheries itu terdaftar. Itu artinya tidak sembarang orang bisa menggunakan aplikasi ini. Karena jika sembarangan bisa jadi digunakan oleh nelayan asing dan hal tersebut akan sangat merugikan.
Sumber: Dirangkum dari Liputan6.com
Tinggalkan Komentar