Teknologi.id - Tak hanya dikenal sebagai pembuat pesawat terbang, BJ Habibie juga merupakan pencetus teori keretakan konstruksi badan pesawat atau
Crack Progression Theory.
Teori ini dicetuskan Habibie pada dekade 1960-an, memungkinkan pesawat lebih memiliki ketahanan ketika mengudara sehingga mencegah pesawat hancur selama penerbangan.
Teori yang juga dikenal sebagai Teori Habibie, Faktor Habibie, dan Fungsi Habibie ini merupakan solusi atau jawaban selama 40 tahun sejarah dunia penerbangan komersial. Bahkan, saking pentingnya rumus ini hingga diakui oleh lembaga penerbangan Eropa.
Salah satunya adalah Airbus yang merupakan perusahaan penerbangan untuk negara-negara Eropa, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Amerika. Airbus mengadopsi teori ini pada pesawat seri A300 yang mereka produksi di medio 1972 hingga 2006.
Berbekal teori yang diprakarsai presiden ke-3 RI ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu membuat pesawat utuh. Pada 1976, Habibie mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio yang kini menjadi PT Dirgantara Indonesia
Habibie juga menginisiasi pembuatan pesawat Gatotkaca N-250 yang diterbangkan pertama kali pada 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Gatotkaca N-250 merupakan pesawat baling-baling dengan rute penerbangan perintis yang memiliki kapasitas 50-70 penumpang. Meskipun pada akhirnya, pesawat ini tidak diproduksi massal karena krisis moneter yang terjadi pada 1997.
Setelah 23 tahun berlalu, sang putra, Ilham Habibie pun ikut terjun ke dunia penerbangan dengan mendirikan perusahaan pesawat terbang bernama PT Regio Aviasi Industri.
Perusahaan tersebut pun mampu membangun R-80 yang mirip dengan N250. Pesawat R-80 mampu terbang sejauh 400-800 mil laut (741-1482 km) dengan ketinggian jelajah mencapai 17.500 kaki.
BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun Rabu 11 September 2019, di RSPAD Gatot Soebroto, setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Meskipun telah pergi, karya, prestasi, serta kiprah hidup Habibie akan selalu menginspirasi dan menjadi panutan generasi penerus bangsa.
(dwk)
Tinggalkan Komentar