Foto: The Intercept
Teknologi.id - Akhir-akhir ini terungkap alat untuk pengumpulan, analisis, dan pengelolaan
data digital yang bernama Cellebrite Universal Forensic Extraction Device
(UFED).
Cellebrite merupakan perangkat
keras dan aplikasi perangkat lunak buatan perusahaan digital intelijen Israel.
Alat ini bisa mengambil data-data
dari perangkat elektronik, seperti ponsel, komputer, tablet, kartu penyimpan
data (memory card), sampai perangkat keras penyimpan data (hard disk).
Alat seperti itu biasanya sulit
untuk didapatkan tetapi rupanya komunitas peretasan menemukan model yang lebih
baru dari Cellebrite UFED sekarang telah dijual di marketplace Ebay.
Pada 2019, harga yang dipatok untuk versi baru Cellebrite UFED sebesar 6.000 dolar AS atau sekitar Rp86,9 juta.
Baca juga: Microsoft Beri Hadiah untuk Hacker Sebesar Rp432 Juta, Mau?
Sedangkan menurut Thomas Brewster
dari Forbes, Cellebrite UFED versi yang lebih lama memasuki pasar barang bekas
dengan harga lebih murah sekitar 100 dolar AS atau Rp 1,4 juta.
Dengan harga semurah itu maka
banyak orang yang mampu membelinya, apalagi alat ini bisa dibeli oleh siapapun
tidak harus lembaga ataupun orang-orang tertentu.
Sebelumnya, akun Twitter Hacker
Fantastic menunjukkan demo penggunaan Cellebrite UFED. Cara pakai peranti
tersebut ternyata mudah dan tidak perlu keahlian khusus.
Dilansir Suara dari Nymag, Rabu
(07/4/2021), Cellebrite memperoleh jutaan penjualan dari lembaga pemerintah
federal tak lama setelah larangan perjalanan Trump diberlakukan pada 2019.
Di sisi lain, Forbes menemukan
catatan dari Cellebrite yang memohon kepada pelanggan untuk mengembalikan unit
alih-alih menjualnya kembali.
Tetapi permohonan tersebut tampaknya tidak dihiraukan dengan terbukti banyaknya alat peretasan ponsel yang sekarang beredar.
Baca juga: Marak DM Instagram yang Bisa Retas Akun, ini Cirinya
Dalam wawancara dengan Matthew
Hickey, seorang peneliti keamanan siber dan salah satu pendiri Hacker House,
mengungkapkan bahwa perangkat tersebut belum dibersihkan sebelum dikembalikan
ke pasar.
Sehingga alat tersebut sebenarnya
tidak aman untuk digunakan. Hickey menemukan bahwa unit bekas tersebut berisi
informasi tentang perangkat apa yang dicari, kapan digeledah, dan jenis data
apa yang dihapus.
Selain itu, nomor pengenal seluler seperti kode IMEI juga dapat diketahui. Hickey yakin ia bisa mendapatkan lebih banyak informasi pribadi, seperti daftar kontak atau obrolan, tetapi ia memutuskan tidak melakukannya.
Baca juga: Bobol Sistem Air Minum, Hacker Racuni 15.000 Orang
Hickey juga dapat menemukan kata
sandi admin perangkat dengan relatif cepat dan percaya bahwa peretas terlatih
dapat menggunakan Cellebrite UFED untuk membobol smartphone orang lain.
Selain itu di Indonesia,
Cellebrite bahkan pernah digunakan oleh pemerintah. Hal tersebut dijelaskan
oleh CEO Digital Forensic Indonesia Ruby Alamsyah.
Yang mengatakan bahwa mekanisme
penyedotan data digital yang dilakukan kepada terdakwa ujaran kebencian, Jumhur
Hidayat, menggunakan perangkat lunak buatan Israel tersebut.
(fpk)
Tinggalkan Komentar