Peneliti Pakai Laser Berkekuatan Tinggi untuk Kendalikan Petir

Cahyaning Tyas Agpri . January 18, 2023

Foto: Engadget

Teknologi.id - Peneliti Eropa berhasil menguji sistem yang menggunakan laser level terawatt untuk mengarahkan petir ke tiang setinggi 26 kaki, dan masih bisa mencakup area yang jauh lebih luas. Hal ini tentunya bisa bermanfaat untuk melindungi fasilitas roket hingga pembangkit listrik dari sambaran petir.

Dikabarkan akan menjadi perangkat yang tidak terbatas pada jarak, perangkat ini dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan penangkal petir yang hanya memiliki jangkauan pendek dan hanya bisa melindungi area kecil saja. Teknologi yang diberi nama Laser Lighting Rod (LLR) ini sudah diuji dan terbukti bisa menjangkau radius hingga 580 meter.

Baca juga: Google Translate Offline Kini Mendukung 33 Bahasa Baru, Ada Bahasa Jawa dan Sunda

Merupakan salah satu fenomena paling ekstrim, petir tentunya memberikan ketakutan tersendiri bagi setiap orang. Dengan melepas elektrostatik jutaan volt dan ratusan ribu ampere, petir sering menjadi dalang dari pemadaman listrik, kebakaran hutan, hingga kerusakan infrastuktur.

Maka dari itu, teknologi LLR ini digadang-gadang bisa memberikan perlindungan dengan sangat efektif menangkal petir dalam cuaca buruk sekalipun ada awan yang menghalangi laser. 

Jean-Pierre Wolf yang merupakan penulis studi sekaligus rofessor di Departemen Fisika Terapan di Fakultas UGINE mengatakan, "ketika laser berkekuatan sangat tinggi dipancarakan ke atmosfer, filamen cahaya yang sangat kuat terbentuk di dalam sinar. Filamen ini mengionisasi molekul nitrogen dan oksigen di udara, yang kemudian melepaskan elektron yang bebas bergerak dan menjadi konduktor listrik," Dikutip dari CNN Indonesia.

Baca juga: Trading Forex dan Saham: Manakah yang Lebih Aman Resiko?

Mengutip Engadget, Rabu (18/1/2023), eksperimen teknologi ini menghabiskan biaya yang tidak sedikit yaitu sebesar US$2,17 miliar atau setara dengan RP32,88 triliun. Walaupun tidak murah, teknologi ini diharapkan bisa mengurangi resiko kejadian yang tidak diinginkan, seperti tersambarnya roket dan situs peluncuran milik Nasa pada November 1969 atau tersambarnya towor SLS rocket baru milik NASA pada 2022 lalu.

(cta)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar