Foto: Interesting Engineering
Teknologi.id - Pada tahun lalu, SpaceX Elon Musk berkembang dari yang sebelumnya telah menerbangkan 242 satelit Starlink menjadi 1.000 satelit. Hal ini terjadi saat perusahaan tersebut menetapkan konstelasi satelit penyedia internet broadband, untuk semua orang di seluruh dunia, terutama bagi mereka yang tidak memiliki akses yang adil untuk internet berbayar.
Dilansir dari Interesting Engineering, pada hari Jumat (26/2), Elon Musk diketahui telah mengklaim bahwa Starlink akan memberikan kecepatan internet 1 Gbps, bahkan yang terbaru, Starlink mempunyai target jangka panjang yaitu memberikan kecepatan internet 10Gbps. Namun, laporan terbaru menunjukkan tingkat rata-rata unduhan masih berkisar 110 Mbps dengan kecepatan mengunggah 20 Mbps. Hal ini tentu masih jauh dari 1 Gbps apalagi 10Gbps. Jadi, akankah janji Musk untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi benar-benar terjadi?
Elon Musk janjikan internet Starlink 1 Gbps
Foto: Pikiran Rakyat
Pada 2019, perusahaan SpaceX Elon Musk berjanji untuk menawarkan internet berkecepatan tinggi hingga 1 Gbps. 10% lebih cepat dari kecepatan maksimum teoritis 5G 10 Gbps.
Diketahui, saat kecepatan pengujian beta awal dirilis, kecepatan unggah internet Starlink berkisar dari 5 Mbps hingga 18 Mbps, dengan latensi antara 31 md hingga 94 md. Secara alami, angka rendah ini dapat dikaitkan dengan jumlah satelit yang lebih rendah yang diluncurkan SpaceX yaitu hanya 600 satelit pada pertengahan 2019.
Kemudian, Starlink merilis program layanannya yaitu Starlink's "Better Than Nothing Beta”. Layanan ini dibuka untuk pengguna awal dengan harga $499 untuk perangkat keras receiver, dan $99 per bulan untuk layanan Starlink.
Setelah pengembangan banyaknya satelit yang diterbangkan, kecepatan Starlink diklaim akan meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 300 Mbps tahun ini.
Baca juga: Ini Dia Cara Mudah Buat Tanda Tangan Digital Tanpa Aplikasi
Hal ini disebabkan karena satelit SpaceX ditempatkan kira-kira setinggi 340 mil (547 km). Jauh melebihi pilihan internet tradisional untuk pasar pedesaan, seperti koneksi DSL yang sudah tua, yang kecepatan maksimumnya tidak lebih cepat dari nirkabel 3G. Satelit internet generasi lama untuk daerah pedesaan juga mengalami kelambatan broadband satelit, karena mereka ditempatkan pada ketinggian 22.236 mil (35.785 km), di orbit geosynchronous.
Untuk latensi, speedtest rata-rata latensi Starlink berada pada 41 md. Tetapi Leigh Phillips, seorang developer software di Kelowa telah menganalisis dan menempatkan layanan internet Starlink pada 29 md. Bahkan, baru-baru ini Starlink juga mengklaim bahwa latensinya menurun menjadi sekitar 20md. Ini tentu sangat kontras dengan satelit tradisional, yang dapat memiliki latensi 600 md atau lebih. Sehingga membuat game dan banyak aplikasi lain susah diakses.
Dengan terus berkembangnya kualitas internet Starlink SpaceX, janji Elon Musk untuk menyediakan kecepatan internet 1Gbps mungkin dapat direalisasikan. Tetapi, perusahaan tersebut harus menyelesaikan konstelasi satelit internetnya.
Terlepas dari janji Elon Musk, dengan meningkatnya kecepatandan jangkauan internet Starlink, kita dapat melihat banyak pelanggan yang puas karena wilayah yang sebelumnya tidak mendapatkan akses internet, perlahan mulai dapat menggunakan internet berkat Starlink.
Baca juga: Microsoft Rilis Cumulative Update Review untuk Windows 10
Jadi, kita tunggu saja kabar selanjutnya dari Starlink, ya!
(st)
Tinggalkan Komentar