BRIN-APRSAF Membawa Kolaborasi Teknologi Antariksa Memaksimalkan Potensi Ekonomi

Nanda Apriliani . October 09, 2023

Teknologi.id - Kawasan Asia Pasifik sedang bergerak maju dalam pemanfaatan teknologi keantariksaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertindak sebagai tuan rumah penyelenggaraan Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) ke-29, bekerja sama dengan Pemerintah Jepang melalui Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dan Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) dengan tujuan untuk mempercepat pemanfaatan teknologi keantariksaan melalui kemitraan regional.

Dalam pernyataannya, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menyoroti kontribusi signifikan teknologi keantariksaan terhadap pembangunan berkelanjutan. “Space ekonomi dan teknologi keantariksaan ke depan di estimasi akan menjadi teknologi kunci masa depan dan berkontribusi terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan. Salah satunya, melalui kontribusi terhadap penciptaan pendapatan nasional (Gross Domestic Product/GDP), peningkatan kesejahteraan masyarakat, tenaga kerja, efisiensi, peningkatan kualitas lingkungan, dan sebagainya,” kata Laksana Tri Handoko dalam acara Asia-Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF) pada 21 September.

Laksana Tri Handoko menekankan pentingnya fokus pada tata kelola antariksa yang kuat. "Kita harus secara kolektif fokus pada aspek-aspek penting dalam memperkuat peran tata kelola antariksa," ujarnya. Otorisasi dan pengawasan yang ditingkatkan terhadap badan antariksa, serta partisipasi aktif sektor swasta dalam kegiatan antariksa, dianggap sebagai elemen krusial dalam memastikan keselarasan dan efisiensi.

Sorotan Pemikiran terhadap Pentingnya Teknologi Antariksa di Indonesia.

Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, Laksana Tri Handoko menggaris bawahi pentingnya teknologi antariksa dalam membantu mencapai berbagai tujuan domestik. Data dari citra satelit yang diperoleh melalui teknologi penginderaan jauh sangat penting untuk berbagai keperluan, termasuk potensi bencana, pertanian, kehutanan, dan faktor keamanan.

Sementara aktivitas antariksa selama ini banyak berfokus pada aspek ilmiah dan eksplorasi, Handoko menekankan pergeseran arah ke arah memberikan dampak ekonomi yang nyata. "Aktivitas antariksa sebagian besar selama ini lebih ke arah scientific dan eksplorasi, tapi ke depan akan diarahkan untuk memberikan dampak ekonomi," jelas Handoko.

Indonesia, melalui BRIN, memiliki rencana ambisius untuk mengembangkan konstelasi satelit sendiri, termasuk satelit mikro dan nano. Hal ini memperlihatkan tekad Indonesia untuk berperan aktif dalam pemanfaatan teknologi antariksa, tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga sebagai produsen yang dapat berkontribusi secara signifikan.

Baca juga: BRIN Mau Bikin Satelit untuk Pemetaan Wilayah RI, Bakal Lebih Detail dari Google Maps

APRSAF membuka peluang bagi negara-negara anggotanya untuk melakukan data sharing dan kolaborasi yang lebih dalam. Melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman, diharapkan kemitraan kerja dalam skala regional dapat mempercepat pencapaian tujuan ekonomi keantariksaan.

Melalui APRSAF, Indonesia mendorong kolaborasi teknologi antariksa, memandangnya sebagai kunci untuk mengakselerasi pemanfaatan potensi ekonomi. Dengan komitmen dan kemitraan yang kuat, masa depan teknologi antariksa di kawasan Asia Pasifik tampak semakin cerah.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(SS)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar