Foto: BISNIS.com
Teknologi.id - Startup fintech berbasis syariah asal Indonesia, ALAMI, dikabarkan telah menerima investasi dan menutup pendanaan pra-seri B yang dipimpin oleh East Ventures.
Didirikan pada tahun 2019 atau kini sudah berumur tiga tahun, ALAMI berhasil mendistribusikan dana lebih dari 200 juta dollar atau setara dengan 3 triliun rupiah.
Dilansir dari Tech in Asia ID (10/10), CEO sekaligus Pendiri dari ALAMI yaitu Dima Djani mengatakan bahwa mereka melihat adanya potensi jangka panjang dalam finansial berbasis syariah. Potensi disebut dilihat berdasarkan jumlah demografi penduduk Muslim Indonesia sebanyak 230 juta penduduk.
ALAMI sendiri merupakan platform peer-to-peer untuk menjadi perantara antara penyedia dana dan penerima dana dalam membantu bisnis dan UMKM secara sistem syariah yang aman dan transparan.
Pra-Seri B ALAMI Juga Didukung oleh Investor Lama
Pendanaan Pra-Seri B ini dikumpulkan oleh ALAMI dengan jumlah yang tidak disebutkan nominalnya.
East Ventures menjadi pemimpin dalam putaran pendanaan ALAMI kali ini.
Investor lama ALAMI yaitu: AC Ventures, Quona Capital, dan FEBE Ventures, juga mendukung kembali dan ikut dalam pendanaan kali ini.
Capria Ventures, Firma investasi yang berbasis di Amerika Serikat, juga ikut dalam putaran kali ini dan mengukuhkan investasi langsung di kawasan Asia Pasifik untuk pertama kalinya.
Baca juga: 15 Startup yang Sedang Naik Daun di 2022, Menurut LinkedIn
Masuk ke Ranah Bank Digital, ALAMI Akuisisi Bank
ALAMI juga dikabarkan telah mengakuisisi BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) Cempaka Al-Amin pada Maret 2021 kemarin.
Langkah yang diambil ALAMI ini menjadi bagian dalam strategi startup fintech berbasis syariah tersebut untuk masuk ke ranah bank digital.
BPRS Cempaka Al-Amin melakukan re-branding menjadi Bank Hijra setelah diakuisisi oleh ALAMI.
Melalui POJK No. 25/2021 tentang Penyelenggaraan Produk BPR/S, ALAMI mendapatkan persetujuan dari OJK sejak Januari 2022 untuk mengoperasikan aplikasi mobile banking Bank Hijra.
Strategi ALAMI dalam peluncuran aplikasi mobile banking Bank Hijra ini dijelaskan oleh CEO Alami Group Dima Djani. Dilansir dari Bisnis.com (3/7), Ia menjelaskan bahwa adanya kesulitan terkait adopsi teknologi dan digitalisasi layanan menjadi salah satu dari sekian banyaknya hambatan dalam perkembangan BPRS di Indonesia yang kurang maju.
(ai)
Tinggalkan Komentar