Mochtar Riady, Bos Lippo Group Sekaligus Sosok Dibalik Kesuksesan OVO

Silviya Zukhruf Aini . November 24, 2023

ovo

Foto: IDX Channel

Teknologi.id - Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kini dunia digital pun sudah merambah ke sektor ekonomi dengan adanya e-money atau uang elektronik. E-money merupakan alat pembayaran yang menggunakan jaringan komputer dan internet. Perbedaan antara e-money dengan uang konvensional yakni terkait aksesibilitas serta fleksibilitas e-money yang tanpa batas. Di balik perbedaannya tersebut, baik e-money maupun konvensional, tidak memiliki perbedaan dalam hal nilai tukar.

Saat ini, dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, masyarakat lebih memilih e-money sebagai alat pembayaran digital. Salah satu aplikasi yang menyediakan layanan tersebut yaitu OVO. OVO merupakan layanan dompet digital yang pertama kali diluncurkan pada Maret 2017 yang berada di bawah naungan PT Visionet Internasional. OVO menawarkan berbagai transaksi yang tersedia di sejumlah mitra OVO. 

Sosok "Tangan Dingin" Dibalik Kesuksesan OVO

Mochtar Riady, merupakan sosok dibalik lahir dan suksesnya OVO yang juga merupakan Bos Lippo Group. OVO kini menjadi salah satu dompet digital atau e-wallet terbesar di Indonesia milik Lippo Group. Pada tahun 2019, OVO telah resmi menjadi startup unicorn dengan nilai valuasi USD 2,9 miliar atau sekitar Rp 40,6 triliun.

Baca juga: Raih Pendanaan Seri A US$26 Juta, Gokomodo Jadi Solusi Rantai Pasok di Indonesia 

Keberhasilan OVO tersebut kemudian diceritakan oleh Henry Riady yang merupakan generasi ketiga Lippo Group dalam acara Jakarta CMO Club dengan topik "Business Wisdom During COVID-19 Era" yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (14/5/2020).

Henry mengungkapkan bahwa sang kakek merupakan sosok yang visioner, misalnya terkait lahirnya OVO sebagai perusahaan pembayaran digital yang tidak terlepas dari ide sang kakek, Mochtar. Menurutnya, tujuan awal dibuatnya OVO tidak menjadi perusahaan dompet digital yang banyak digunakan oleh banyak masyarakat Indonesia seperti saat ini.

Membangun OVO bukanlah pekerjaan yang mudah. Salah satu ide Mochtar ketika membuat OVO yakni membuat transaksi menjadi lebih mudah, serta menyimpan dan meminjam uang. Sebab selama ini, orang-orang yang mendapat pinjaman yaitu hanya bagi mereka yang memiliki akun di bank.

Ketika awal membuat sistem aplikasi, Henry mengaku bahwa Ahong, panggilannya kepada Mochtar, sempat marah karena rancangan aplikasinya tidak sesuai dengan rencana. Sosok Ahong di mata Henry dikenal sebagai orang yang sangat detail dalam hal perencanaan. Hal tersebut dibuktikan saat Mochtar Riady yang sedemikian rupa merancang tampilan User Interface (UI) OVO dalam selembaran kertas.

Mochtar Riady termasuk sosok yang memiliki pemikiran dan ingatan yang masih kuat, detail, dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap perkembangan teknologi meskipun sudah lanjut usia.

Baca juga: Sempat Diremehkan, Anderson Sumarli Sukses Besarkan Platform Investasi Ajaib 

Belajar dari Kegagalan MatahariMall.com

Meskipun telah sukses mendirikan OVO, Mochtar Riady juga pernah mengalami kegagalan yang terjadi pada salah satu lini bisnisnya, yaitu MatahariMall.com. MatahariMall.com sendiri merupakan Matahari Departement Store yang diadopsi menjadi toko online. Namun, bisnis tersebut gagal di tengah maraknya kesuksesan e-commerce.

Berhasilnya OVO dikarenakan Mochtar tidak mengulang kesalahan yang dilakukan oleh MatahariMall.com. Kegagalan MatahariMall.com menjadi pembelajaran bagi Lippo Group serta menjadi kunci kesuksesan membangun OVO.

Mochtar Riady dalam diskusi Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta yang diselenggarakan pada Kamis (28/11/2019), menjelaskan bahwa OVO memiliki fokus kepada para penjual, bukan pembeli dengan segmentasi bisnis yang jelas. 

Kegagalannya saat mengembangkan MatahariMall.com diharapkan menjadi pembelajaran bagi orang lain agar lebih berhati-hati. Dalam mengembangkan perdagangan melalui perangkat digital, barang yang diperjualbelikan tetap menjadi prioritas utama, sedangkan teknologi hanyalah salah satu instrumen untuk menyampaikan informasi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(sza)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar