Kusumo Martanto, Kolaborasikan Budaya Indonesia dan Luar Negeri untuk Besarkan Blibli

Nadhira Adesta Ramadhanti . October 04, 2023

Foto: Blibli


Teknologi.id - Nama Blibli pasti sudah tak asing di telinga konsumen dunia e-commerce Indonesia. Berdiri sejak 2011, Blibli berfokus pada B2B, B2C, dan B2B2C (Business to Business to Consumer). Blibli menyuguhkan berbagai pilihan produk dari bermacam brand untuk kebutuhan sehari-hari hingga keperluan gaya hidup. Tak hanya itu, Blibli kini telah menjadi sebuah ekosistem perdagangan omnichannel tersendiri yang mengintegrasi berbagai fitur untuk memberikan pengalaman belanja terbaik bagi pelanggan mereka.


Di balik suksesnya Blibli adalah sosok pendirinya, Kusumo Martanto, yang telah memiliki rekam jejak jauh sejak sebelum Blibli.


Kusumo merupakan alumni teknik industri Iowa State University, Amerika Serikat. Selepasnya lulus pada tahun 1995, ia melanjutkan studi di Georgia Institute of Technology.


Karir Kusumo pun turut dimulai di Amerika Serikat. Ketika pendidikannya rampung, ia bekerja di perusahaan penerbangan Honeywell yang saat itu masih bernama Allied Signal Inc. Tak lama kemudian, Kusumo melanjutkan jejak karirnya sebagai product manager di i2 Technologies pada tahun 1999. 4 tahun kemudian, ia naik pangkat menjadi senior product manager. Dalam pekerjaan ini, ia bertugas untuk mengembangkan, mengonsep, hingga meluncurkan produk-produk.


Baca Juga: Blibli Melantai di BEI, Sempat Naik 7,2 Persen di Hari Pertama


Pada tahun 2006, Kusumo pindah ke Intel Corporation, di mana ia bekerja sebagai Enterprise Business Architect. 2 tahun kemudian, ia diemban tugas sebagai program manager.


Barulah setelahnya Kusumo bergabung dengan PT Djarum sebagai Business Development and Diversification Manager. Setahun kemudian ia naik jabatan menjadi COO dalam GDP Venture, anak perusahaan PT Djarum. Dengan rekam jejaknya yang pesat, pada tahun 2011 ia pun turut andil dalam berdirinya Blibli dan menjadi CEO.


Sebagai seorang pemimpin di Blibli, Kusumo menerapkan budaya yang diberi nama RESPECT (Risk-Taking, Excellence, Serving, Passionate & Proud, Encourage, Growth & Innovation, Customer Focus, and Teamwork). Ia mengkombinasikan budaya dari dalam maupun luar negeri. Mengutip Indonesia Industry Outlook, Kusumo mengungkapkan bagaimana keberhasilan Blibli tak luput dari strategi di tengah pasar online yang kian populer. Kusumo menyebutkan mereka menyasar sektor unit kecil dan menengah agar mendapat hati semua kalangan belanja online.




Foto: Blibli


Mengutip Bisnis.com, Kusumo juga menyebutkan bagaimana dalam industri ritel, dunia fisik dan digital tidak dapat dipisahkan, melainkan harus saling terintegrasi. Blibli bermula dari menyediakan layanan perorangan, hingga kemudian merambah ke Business to Business (B2B). Dari sana mereka melangkah lebih jauh dalam layanan omnichannel hingga menciptakan pengalaman jual-beli yang seamless, inovatif, dan konsisten.




Foto: Blibli


Selain itu, Blibli juga berupaya menciptakan ekosistem terintegrasi yang menyelaraskan berbagai macam platform. Mereka mengolah data besar untuk meningkatkan layanan, sehingga mampu bersaing dengan perusahaan e-commerce lainnya.


Blibli kini sudah memiliki lebih dari 100.000 mitra usaha, didukung 15 mitra logistik, 20 gudang, dan 32 hub yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Anak perusahaan Blibli pun mulai menjamur, antara lain mencakup Tiket.com, Supra Boga Lestari, Blibli OMG, dan banyak lagi.


Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(nar)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar