Teknologi.id - Dalam era teknologi yang penuh tantangan ini, banyak startup teknologi yang terperangkap dalam kondisi yang disebut sebagai "Tech Winter." Situasi ini ditandai dengan kesulitan mendapatkan pendanaan, persaingan yang semakin ketat, dan penurunan daya beli pasar. Namun, di tengah kesulitan ini, peluang untuk bertahan dan berkembang tetap ada, khususnya bagi startup yang mampu beradaptasi dengan cepat dan terus berinovasi. Salah satu tokoh yang memiliki pemahaman mendalam mengenai tantangan ini adalah Juan Intan Kanggrawan, seorang ahli dalam Data, Digital Product, dan Digital Transformation, yang telah memiliki pengalaman luas dalam berbagai peran strategis di perusahaan teknologi besar, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Baca juga: Brian Marshal: Visi di Balik Kesuksesan SIRCLO Mendorong Digitalisasi UKM Indonesia
Latar Belakang Juan Intan Kanggrawan
Juan Kanggrawan memiliki lebih
dari 15 tahun pengalaman di dunia transformasi digital, bekerja di berbagai
perusahaan besar di Indonesia dan luar negeri. Berikut adalah beberapa posisi
penting yang pernah dijabat oleh Juan selama karirnya:
- ilmuOne
Data (Singapore & Jakarta)
Chief of Advisory (Transformation, Digital Solutions) - GovTech
Indonesia: Ministry of Education
Head of Digital Products & Tribe/Operation - Jakarta
Smart City (Jakarta)
Pre-sale Lead, Assistant VP (Analytics) - Traveloka
(Singapore)
Assistant Director (Analytics Products) - Sense
Infosys (Singapore)
Analytics Lead, Senior Data Product Manager - Icon
Business Solutions (Singapore)
Head of Research & Data Analytics
Dengan pengalaman yang mencakup
sektor publik dan swasta, Juan memiliki pandangan unik mengenai bagaimana
teknologi dapat digunakan untuk memberikan solusi berbasis data, serta
bagaimana startup dapat beradaptasi dengan cepat untuk bertahan di tengah krisis
seperti Tech Winter.
Menghadapi Tantangan di Era Tech Winter
Menurut Juan, Tech Winter adalah
fenomena yang muncul akibat berbagai faktor, di antaranya ketidaksesuaian
antara ekspektasi investasi besar dari venture capital dan kenyataan
di lapangan. Juan menekankan bahwa dalam periode ini, banyak startup menghadapi
kesulitan dalam mendapatkan pendanaan, sehingga mereka terpaksa melakukan
pemangkasan biaya, termasuk PHK massal dan pengurangan operasional.
Selain itu, kemunculan teknologi
disruptif seperti kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap
industri secara signifikan. Juan juga menyoroti kebutuhan akan efisiensi
operasional yang semakin mendesak setelah fenomena "talent war", di
mana gaji talenta teknologi melonjak tinggi dan menjadi tidak berkelanjutan
bagi perusahaan startup.
Strategi Bertahan dan Tumbuh
di Tech Winter
Meskipun tantangan besar
menghantui startup di era ini, Juan meyakini bahwa peluang untuk bertahan dan
berkembang masih ada. Ia menjelaskan pentingnya inovasi yang relevan dan
bermanfaat. Startup yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar dan mengembangkan
solusi yang memiliki nilai nyata akan selalu menemukan peluang. Ada tiga pilar
utama yang harus dipahami oleh setiap startup untuk bertahan:
- What (Apa): Mengenali kebutuhan pasar
dan pengguna. Startup harus mampu mengidentifikasi masalah yang belum
terpecahkan dan menciptakan solusi yang relevan bagi konsumen.
- How (Bagaimana): Mengidentifikasi
elemen pendukung yang diperlukan, seperti data, talenta, dan layanan yang
dapat mempercepat inovasi. Proses ini harus didukung dengan perencanaan
yang matang dan eksekusi yang tepat.
- Who (Siapa): Menentukan target pasar
dengan jelas. Startup perlu memahami siapa audiens yang menjadi sasaran
mereka, agar dapat menciptakan produk yang sesuai dan dapat diterima oleh
pasar.
Juan memberikan contoh sukses
dari Singapura, di mana inisiatif Smart Nation dan Digital
Government berhasil mengintegrasikan teknologi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kunci keberhasilan tersebut adalah pemahaman mendalam tentang
pengguna, pembangunan infrastruktur teknologi yang kuat, dan eksekusi berbasis
data serta kolaborasi lintas sektor.
Empati dalam Inovasi Produk
Digital
Sebagai seorang ahli transformasi
digital, Juan juga menekankan pentingnya empati dalam pengembangan
produk digital. Ia mengutip contoh perusahaan seperti Tiket.com dan Traveloka,
yang berhasil menciptakan platform digital dengan layanan terpadu yang
memudahkan pengguna. Tiket.com, misalnya, mampu menggabungkan layanan
transportasi, akomodasi, dan tiket acara dalam satu aplikasi, yang memberikan
kenyamanan lebih bagi pengguna.
Tidak hanya itu, empati juga tercermin dalam desain produk yang memperhatikan berbagai demografis pengguna. Juan mencontohkan aplikasi MyBCA yang memahami tantangan pengguna senior, sehingga aplikasi tersebut dirancang dengan antarmuka yang mudah diakses dan tidak membingungkan pengguna lama.
Baca juga: Maria Regina Anggit: Hubungkan Pemilik dengan Pencari Kos Lewat Mamikos
Kesempatan di Asia Tenggara dan Digitalisasi Lintas Sektor
Sebagai ahli yang telah bekerja
di banyak negara, Juan melihat Asia Tenggara, termasuk negara-negara
seperti Indonesia, Filipina, dan Thailand, sebagai pasar yang
sangat potensial untuk startup teknologi. Dengan ekonomi yang berkembang pesat
dan populasi urban yang besar, pasar di kawasan ini menawarkan peluang besar
bagi pengembangan perusahaan digital.
Namun, Juan juga menyoroti
tantangan yang ada, seperti disparitas pendapatan dan ekspektasi pasar yang
berbeda. Oleh karena itu, startup perlu memiliki strategi yang matang, seperti
memahami karakteristik kota-kota besar dengan GDP tinggi dan menggunakan
pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi lokal.
Dalam konteks ini, Juan juga
mengingatkan pentingnya digitalisasi lintas sektor, terutama di sektor-sektor
yang masih memerlukan transformasi digital, seperti pendidikan, kesehatan,
dan pemerintahan. Sektor-sektor ini menawarkan peluang besar bagi startup
yang mampu menciptakan solusi inovatif.
Juan Intan Kanggrawan, dengan
pengalaman luas dan pemahaman mendalam tentang dunia teknologi, memberikan
pandangan yang sangat relevan bagi startup yang ingin bertahan dan berkembang
di era Tech Winter. Ia menekankan bahwa untuk tetap relevan, startup perlu
fokus pada inovasi yang bermanfaat, memahami kebutuhan pasar, dan mampu
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.
Bagi Juan, keberhasilan sebuah
startup tidak hanya bergantung pada investasi besar, tetapi juga pada kemampuan
untuk memahami pengguna, memanfaatkan teknologi yang ada, dan menciptakan
produk yang memiliki dampak positif bagi masyarakat. Dengan mengikuti
prinsip-prinsip tersebut, startup dapat menghadapi tantangan besar di era ini
dan tumbuh dengan kokoh di masa depan.
Baca Berita dan Artikel yang lain
di Google
News
(emh)
Tinggalkan Komentar