Teknologi.id - Dia adalah Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan di Department of Mechanics and Information, Chukyo University, Jepang, salah satu ilmuwan Indonesia yang ikut terlibat dalam pembuatan robot Gundam raksasa di Jepang
Pitoyo bercerita, technical leader dari proyek ini, Shuji Hashimoto--profesor fisika teknik di Waseda Univesity--merupakan mentornya. Konsentrasi penelitian Hashimoto adalah human information processing.
"Riset di lab beliau terdiri dari 4 grup, yakni robotik, image processing, sound and musical processing, dan neural network and artificial intelligence," ujar Pitoyo. "Dialah yang mengajak saya untuk ikut dalam proyek ini."

Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf tiruan dari Chukyo University Jepang asal Indonesia, menjadi salah satu pakar dalam proyek Gundam 40th Anniversary. Kredit: gundaminfo

Pitoyo Hartono, profesor bidang jaringan saraf buatan dari Chukyo University, Jepang, yang tergabung dalam tim ilmuwan Gundam Global Challange. Proyek ini akan membangun robot Gundam setinggi 18 meter. Kredit: Tempo
Memerlukan robot untuk penelitian
Pitoyo sebenarnya fokus pada bidang neural network, minat terbesarnya adalah mengungkap bagaimana kecerdasan bisa muncul pada manusia dan alam. Untuk itu, Pitoyo berpendapat bahwa, untuk memunculkan "kecerdasan" perlu ada media fisik (misalnya badan) untuk berinteraksi secara fisik dengan lingkungan sekitar. Karena itu, kata dia, memerlukan robot dalam penelitian. Dia tidak pernah membuat humanoid dan tidak pernah membuat robot yang tidak lebih dari 50 centimeter. "Saya tidak tahu pertimbangan Prof. Hashimoto mengajak saya, yang sebenarnya bukan ahli mekanika," ujar Pitoyo. Menurut dia, Hashimoto punya banyak murid lain yang sangat ahli dalam bidang robotika. "Saya hanya bisa menebak, bahwa beliau ingin ada persepsi yang lebih luas dalam mengartikan robot, dan memberi filosofi yang lebih luas untuk tantangan ini," kata Pitoyo.
Patung Gundam RX-78-2 seukuran asli yang berada di Tokyo, Jepang. Kredit: cnet.com

Patung Gundam Unicorn seukuran asli yang berada di Tokyo, Jepang. Kredit: cnet.com

Tinggalkan Komentar