Dr. Katie Bouman, Programmer Jenius di Balik Foto Pertama 'Black Hole'

Kemala Putri . April 12, 2019
black hole
Dr. Katie Bouman, Programmer Jenius di Balik Pertama Foto 'Black Hole' . Foto: New York Post
Teknologi.id - Dr. Katie Bouman, ilmuwan komputer yang lulus dari Institut Teknologi Massachusetts ( MIT) di Amerika Serikat (AS) ini adalah sosok penting dibalik foto pertama "Black Hole" dalam sejarah. Pekan ini, sosoknya menjadi perbincangan dan mendapat pujian dari seluruh dunia karena kerja kerasnya dalam mengembangkan algoritme sehingga untuk pertama kalinya dalam 2,5 abad terakhir, dia berhasil menunjukkan seperti apa lubang hitam kepada dunia. Dr. Bouman memulai pembuatan algoritma tiga tahun lalu ketika masih menjadi mahasiswa MIT. Setelah itu, dia kemudian memimpin sebuah tim. Tim itu terdiri dari Laboratorium Sains Komputer dan Kecerdasan Buatan MIT, Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, dan Observatorium Haystack MIT. Algoritma yang dibuat oleh timnya kemudian digunakan di Event Horizon Telescope (EHT), sebuah jaringan berisi delapan teleskop untuk memotret lubang hitam. EHT memiliki misi untuk menangkap citra lubang hitam di luar angkasa. Dr. Bouman bersama tim yang ia pimpin, bertugas untuk menyatukan dan memperjelas gambar yang didapatkan oleh sejumlah teleskop besar yang terpencar di Bumi, namun saling terhubung. Setelah foto diambil dan dikumpulkan oleh tim lain, tim Dr. Bouman kemudian menggunakan algoritma yang telah dibuatnya untuk merekonstruksi kumpulan data, dengan beberapa metode penyatuan foto, agar menjadi satu gambar yang jelas.
Foto pertama lubang hitam yang didapatkan lewat observasi dengan Event Horizon Telescope (EHT)
Foto pertama lubang hitam yang didapatkan lewat observasi dengan Event Horizon Telescope (EHT). Foto: EHT
Foto tersebut kemudian menjadi foto lubang hitam yang bisa dilihat di internet saat ini. Dengan kata lain, tanpa algoritma Bouman, citra lubang hitam ini mungkin masih berupa kumpulan data astronomi dan bahkan belum bisa menjadi sebuah gambar yang bermakna.

Baca juga: Awal dan Akhir dari Bintang dan Planet

Bahkan, ia tadinya mengira bahwa timnya hanya akan mendapatkan sebuah gumpalan yang tak berarti, tanpa adanya sebuah cahaya di sekitar lubang hitam, yang menjadi karakteristiknya. Lalu, seperti apa algoritma yang dibuat Bouman?

Algoritma CHIRP

Pada 2016, Dr. Bouman membuat algoritma untuk membantu program komputer melakukan pencitraan dan rekonstruksi gambar. Program yang ia namakan CHIRP (Continuous High-resolution Image Reconstruction using Patch priors) itu bisa digunakan untuk menggabungkan sejumlah data dan gambar mentah yang dihasilkan oleh teleskop-teleskop yang tersebar di berbagai belahan dunia. Sebab, tidak ada satu teleskop yang cukup kuat untuk menjangkau lubang hitam yang jaraknya mencapai 500 triliun kilometer dari Bumi itu. Maka itulah digunakan jaringan teleskop tadi. Data yang diambil dari jaringan teleskop Event Horizon kemudian disimpan di ratusan hard disk, dan dibawa ke Boston, AS dan Bonn, Jerman untuk disatukan, menggunakan algoritma buatan Bouman.
Jangkauan EHT
Teleskop Event Horizon ini akhirnya melibatkan 12 fasilitas teleskop yang tersebar di seluruh dunia. Foto: BBC
Katie dan hard disk
Katie Bouman adalah mahasiswI pasca sarjana MIT yang mengembangkan algoritma yang menyatukan data dari teleskop Event Horizon. Tanpa sumbangannya, proyek ini mustahil terwujud. Foto:BBC
Foto yang dihasilkan oleh algoritma tersebut kemudian dianalisa oleh empat tim ilmuwan berbeda, untuk memastikan kesahihan foto. "Kami adalah kumpulan yang terdiri dari astronom, ahli fisika, ahli matematika dan insinyur, dan itulah yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu yang semula diperkirakan mustahil untuk dilakukan," kata Dr. Bouman. (DWK)
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

1 Komentar