Teknologi.id - HijUp, tempat bagi para muslimah untuk memenuhi kebutuhan fesyennya dan menjadi pionir e-commerce modest fashion di Indonesia. Melalui platform ini, muslimah dapat menemukan berbagai macam koleksi hijab, tunik, gamis, dan berbagai aksesoris model terkini. HijUp juga menjadi wadah bagi para desainer-desainer fashion muslim di Indonesia.
Dibalik berjalannya HijUp hingga saat ini, Diajeng Lestari menjadi dalang dalam kesuksesan HijUp untuk membantu para muslimah. Menurutnya, para muslimah juga bisa tampil cantik, trendi, dan modis. Apalagi bagi para muslimah yang bekerja dan harus tampil untuk banyak orang.
Awal Mula dan Inspirasi Bisnis Diajeng Lestari
Sebelum membangun HijUp Diajeng Lestari adalah lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dari Universitas Indonesia (UI). Setelah lulus kuliah, ia bekerja sebagai karyawan swasta di suatu perusahaan di Jakarta. Semasa ia bekerja, ia merasa kesulitan dalam mencari pakaian dan hijab yang cocok untuk digunakannya saat pergi bekerja. Dari keresahan tersebutlah, Diajeng memulai bisnis HijUp.
Dengan modal Rp5juta di tahun 2011, ia mulai menjual busana-busana muslimah. Selama Diajeng Lestari membangun bisnisnya, ia memanfaatkan ruangan sempit seluas 3 meter, merangkap berbagai posisi dari Direktur, Manajer, hingga office girl, juga mendapatkan penolakan dari investor yang masih ragu untuk menanamkan modal pada bisnis yang dijalankan oleh ibu rumah tangga.
Perjalanan Bisnis yang Tidak Mudah
Bahkan, meskipun ia yang juga merupakan istri dari seorang pebisnis sekaligus founder startup e-commerce ternama Bukalapak, Ajeng dan bisnisnya tetap dipandang sebelah mata dan belum diyakini sepenuhnya untuk memiliki dampak bagi para rekan-rekan bisnisnya.
Sebenarnya, Diajeng Lestari memang sudah memiliki darah pengusaha dalam dirinya. Ibunya juga berprofesi sebagai pengusaha. Dulu, Ajeng seringkali membantu ibunya mengikuti bazaar dan berjualan di berbagai bazaar. Sejak saat itulah, Ajeng mulai mencintai dunia bisnis.Pentingnya
Survei dan Analisis
Empat tahun pertama Ajeng menjalankan HijUp, ia terus berfokus dalam melakukan survei dan mencari tahu seperti apa produk marketing yang tepat. Bahkan, survei ini dilakukan hingga ke Malaysia dan Singapura.
Dari survei itu, ia mendapati bahwa kualitas produk adalah hal yang diutamakan bagi kalangan menengah ke atas dan kenyamanan menjadi penilaian penting bagi kalangan menengah ke bawah dalam memilih suatu produk.
Hal ini dilakukan terus menerus dan akhirnya membuktikan keberhasilan HijUp hingga saat ini yang telah bertahan selama 10 tahun. Namun, seperti bisnis pada umumnya, tantangan bisnis terus dihadapi seperti saat masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Podcast Spectrum Talks Ep 2: Cerita Kehidupan Entrepreneur Wanita CEO HijUp Diajeng Lestari
Adaptasi Selama Pandemi
Setiap tantangan hadir, HijUp mengatur kembali strategi yang dilakukannya untuk terus beradaptasi. Sejak pandemi, perilaku konsumen berubah menjadi lebih tertarik berbelanja online. Ini menjadi keunggulan bagi HijUp karena sejak awal memang sudah beroperasi secara digital. Tapi tidak menjadikan HijUp berpuas diri, justru HijUp juga melakukan penetrasi melalui sosial media dan juga marketplace dengan menyesuaikan harga produk dan tetap menjaga kualitas produk yang dijual.
Keputusan Besar untuk Pertumbuhan
Banyak strategi yang dilakukan dan perubahan yang harus terjadi setelah Ajeng melakukan analisis menyeluruh terhadap bisnisnya. Keputusan besar yang dilakukan seperti PHK massal hingga 70% dari karyawan yang ada, menyederhanakan teknologi yang diaplikasikan pada bisnis ini dan menginvestasikan lebih pada tenant yang memberikan profit lebih. Hal-hal ini merupakan langkah besar yang harus diambil untuk menghindari kegagalan bisnis.
Membangun Brand Equity
Sebagai pebisnis, Ajeng meyakini bahwa suatu merek perlu membangun brand equity yang kuat agar dapat memiliki pelanggan setia dan keuntungan hingga aset yang kuat bagi bisnis tersebut. Cara yang dilakukan HijUp dalam membangun brand equity salah satunya dengan turut andil dalam berbagai gelaran fashion terkenal seperti London Modest Fashion Week di tahun 2018. HijUp membawa lima desainer muslimah ternama Indonesia seperti Dian Pelangi, Ria Miranda, Aidijiuma, Vivi Zubaedi dan Jenahara. Acara yang diikuti ini menjadi investasi bagi bisnis HijUp di masa mendatang.
Hingga saat ini, HijUp telah meraup kesuksesan yang sangat besar. Di dalam negeri, HijUp telah memiliki offline store di kota Jakarta, Pekanbaru, Jambi, Samarinda, Yogyakarka, Kediri, Surabaya, dan Lombok. Tak hanya itu, HijUp juga sudah sukses mengirim berbagai koleksinya ke 50 negara di dunia seperti Amerika Serikat, SIngapura, Malaysia, India, Maroko, Aljazair, Australia, hingga Inggris. Penetrasi pasar yang terus menerus HijUp kembangkan menunjukkan keseriusan dan memberikan kesuksesan besar bagi bisnis ini.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(SG)
Tinggalkan Komentar