Siapa tak kenal nama Bukalapak? Perusahaan e-commerce ini berdiri sejak 2010 dengan tujuan utama memfasilitasi para pelaku UMKM agar memiliki akses modal, teknologi, dan infrastruktur yang mumpuni. Saat ini Bukalapak telah berkembang menjadi platform yang lebih luas atau all-commerce yang mencakup bisnis online to offline (O2O), business to business (B2B), finansial, hingga logistik. Bukalapak kini memiliki lebih dari 110 juta pengguna dan 15 juta mitra UMKM.
Di balik inovasi dan kesuksesan Bukalapak adalah sosok pendirinya, Achmad Zaky. Kisahnya berawal dari Sragen, kota di mana ia lahir pada 24 Agustus 1986. Zaky lahir dari sepasang guru SMP yang berharap ia bisa bekerja di bidang pemerintahan. Namun minatnya kemudian berkata lain. Teknologi sudah jadi bagian dari dunia Zaky sejak ia di sekolah dasar. Saat itu Zaky dibelikan sebuah komputer dan banyak disuguhkan buku-buku yang membahas pemrograman seperti Basic dan Fortran. Minat Zaky dalam bidang komputer pun berlanjut hingga ia mewakili sekolahnya, SMA Negeri 1 Solo, dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang komputer hingga tingkat nasional. Selepas lulus SMA pada tahun 2004, Zaky melanjutkan studi ke Institut Teknologi Bandung dan diterima masuk jurusan Teknik Informatika. Selama masa studinya di ITB, Zaky bergabung dalam berbagai organisasi seperti ShARE Global Student Think-Tank dan Amateur Radio Club (ARC) ITB. Baca Juga: Berkat Investasi di Allo Bank, Bukalapak Untung Bersih Sebesar Rp8,59 T di Semester I Pada masa kuliahnya pula, Zaky mulai menapai rekam jejak minat berbisnisnya. Contohnya saja, mengutip Tech in Asia, pada tahun kedua kuliah, ia sempat berbisnis menjual mi dengan harga terjangkau. Namun saat itu timnya belum punya banyak pengalaman sehingga bisnis mereka tidak berlanjut. Setahun berikutnya, Zaky mulai membangun software bernama Deft Technology. Software inilah yang membawanya pada kemenangan dalam Indosat Wireless Innovation Contest pada tahun 2007. Tahun berikutnya, tim Zaky juga menyabet Merit Award dari Indonesia ICT Awards. Software ini Zaky kembangkan menjadi sebuah perusahaan yang diberi nama baru Suitmedia. Rupanya, Bukalapak bermula sebagai side project dari usaha ini. Zaky bersama rekan-rekannya, Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono, semula hanya menjadikan Bukalapak sebagai bagian dari portfolio mereka untuk dipamerkan pada klien. Saat itu pula mereka mengerjakan segalanya dari kos-kosan. Gagasan proyek Bukalapak berakar dari keresahan terkait kesejahteraan para pengusaha kecil. Foto: Achmad Zaky (Instagram) Dari sanalah proyek Bukalapak menarik perhatian investor Batavia Incubator. Menyadari adanya kesempatan yang bisa mereka isi dalam dunia e-commerce, Zaky pun mengembangkan proyek ini penuh waktu sejak 2010. Pada tahun 2011, tercatat sudah ada sekitar 10.000 pedagang yang bergabung dengan Bukalapak. Di tengah masa awal Bukalapak ini, Zaky menikah dengan Diajeng Lestari, yang kemudian mendirikan perusahaan Hijup dan didukung pula oleh Zaky lewat Bukalapak. Awalnya, Bukalapak paling terkenal di kalangan penghobi sepeda. Saat itu sepeda lipat dan fixed-gear sedang sangat populer. Tren inipun digunakan Bukalapak untuk menjadikan platform mereka wadah menjual berbagai jenis sepeda dan aksesorisnya. Pada 2013, pedagang yang bergabung dengan Bukalapak kian membludak hingga 80.000 jumlahnya. Pada tahun 2014, Bukalapak mulai menjadi lahan investasi bagi banyak perusahaan, salah satunya GREE Ventures. Pada tahun berikutnya, bergabung pula EMTEK sebagai investor. Dan pada 21 Juli 2016, Zaky dianugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya oleh Presiden Joko Widodo di Jambi. Penghargaan dari negara ini diberikan atas jasa dan darma bakti penerimanya kepada bangsa dan negara. Pada tahun 2018, Bukalapak resmi menyandang status unicorn dan tercatat sebagai unicorn keempat di Indonesia. Saat itu, jumlah UMKM yang sudah bergabung dengan Bukalapak sudah mencapai 4 juta. Foto: Bukalapak Dua tahun berselang, Zaky melepas jabatannya sebagai CEO Bukalapak pada 6 Januari 2020. Ia kemudian mendirikan perusahaan modal ventura Init-6 yang bertujuan mendukung ekosistem startup di Indonesia. Ia pun melanjutkan usahanya dalam mendukung startup Indonesia dengan membuka program Startup Campus, di mana pada batch-ke2 di tahun 2022 pendaftaran dibuka untuk 150 mahasiswa. Program ini digelar dalam rangka mendorong lahir dan berkembangnya entrepreneur digital muda. Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News (nar)
Tinggalkan Komentar