Ahmad Farhan Ghifari, Perwakilan Indonesia dalam Microsoft Student Partner APAC Summit 2018

Teknologi.id . May 31, 2018
Halo Sobat Teknologi! Pada segment #SosokTeknologi di #KamisInspirasi kali ini, Teknologi.id mendapatkan kesempatan mewawancarai Ahmad Farhan Ghifari atau biasa disapa Farhan yang merupakan mahasiswa jurusan S1 Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Farhan adalah mahasiswa berprestasi yang terpilih menjadi perwakilan Indonesia dalam Microsoft Student Partner APAC Summit 2018 yang diadakan pada 18-20 Mei 2018 lalu di Singapura. Selain menjadi perwakilan Indonesia dalam Microsoft Student Partner APAC Summit 2018, Farhan juga pernah menjuarai beberapa kompetisi IT diantaranya Imagine Cup, kompetisi Hackathon dari Google Developers, dan hackathon Indonesia Developer Summit 2017 silam. Yuk, langsung saja kita simak hasil wawancara Teknologi.id dengan mahasiswa yang tertarik dengan dunia kesehatan ini mengenai pengalamannya mengikuti Microsoft Student Partner APAC Summit 2018 serta prestasi-prestasi lainnya!

Halo Farhan, boleh perkenalkan diri dan kegiatan apa yang sekarang sedang Farhan kerjakan?

Halo, saya Ahmad Farhan Ghifari. Lahir di Sleman, 26 Desember 1995. Saya memiliki ketertarikan di bidang IT, kesehatan, dan juga pendidikan. Saat ini saya sedang mengerjakan tugas akhir saya di bidang interaksi manusia dan komputer, kemudian sedang bersama dengan teman melakukan penelitian di bidang kesehatan jantung menggunakan teknologi informasi, dan terlibat sebagai pengajar/tutor di CodePolitan, Bandung. Selain itu saya juga sedang mengerjakan proyek di bidang logistik.

Farhan terpilih sebagai perwakilan Indonesia untuk Microsoft Student Partner APAC Summit 2018, bisa ceritakan mengenai konferensi tersebut serta pengalaman Farhan dari mulai terpilih menjadi perwakilan Indonesia sampai pengalaman mengikuti konferensi tersebut?

Menurut penyelenggara, acara ini diperuntukkan bagi anggota terbaik Microsoft Student Partner dari setiap negara di asia pasifik. Saya bergabung menjadi MSP sejak tahun 2017. Pemilihan perwakilan ini berdasarkan keaktifan serta proyek-proyek yang telah dilakukan. Kebetulan sebelumnya saya mengerjakan beberapa proyek dengan menggunakan Azure, dan salah satunya bersama tim saya, Taleus, terpilih sebagai runner up perwakilan dari Indonesia pada kontes Imagine Cup 2018 APAC Final di Malaysia pada tanggal 2-6 April 2018. Pengalaman mengikuti konferensi tersebut sangat menyenangkan. Kami diberikan beberapa ilmu mengenai machine learning, cognitive service, custom vision AI, konsep block chain, web app dengan menggunakan teknologi Azure. Disitu kami diberi kesempatan untuk mengeksplore lebih banyak tentang materi yang diberikan. Saat itu saya mencoba mengidentifikasi penyakit pada Sapi dengan menggunakan custom vision AI.

Salah satu kegiatan Microsoft Student Partner APAC Summit 2018.

Salah satu kegiatan Microsoft Student Partner APAC Summit 2018.
Kami juga mendapatkan kesempatan untuk mencoba Windows Mixed Reality dan Hololens, hal itu benar-benar menakjubkan. Disana ada sesi khusus yang bernama MSP Showcase and Sharing. Pada sesi tersebut kami menunjukkan proyek yang telah kami lakukan dengan menggunakan teknologi azure, dan kami saling menceritakan satu sama lain mengenai proyek kami. Pada hari terakhir terdapat MSP Challenge yaitu membuat sebuah ide menarik yang dapat dikembangkan dengan teknologi. Saat itu tim saya menang dalam challenge tersebut.

Farhan saat mencoba Windows Mixed Reality dan Hololens.
  Saya sangat senang karena semua peserta konferensi tersebut sangat ramah dan kami langsung akrab seperti sebuah keluarga. Peserta acara tersebut antara lain dari Malaysia, Singapore, Sri Lanka, Bangladesh, Korea Selatan, Vietnam, Thailand, Nepal, Filipina. Setiap negara diwakili oleh satu orang, kecuali Korea Selatan, ada 4 orang yang dipilih mengikuti acara ini.

Para perwakilan dari berbagai negara di Microsoft Student Partner APAC Summit 2018.

Apakah Farhan pernah mengerjakan proyek-proyek IT? Jika iya, bisa ceritakan tentang proyeknya?

Ya, pernah. Diantaranya yaitu tergabung dalam proyek Dr. Tania, sebuah chatbot yang membantu petani dalam mengidentifikasi penyakit pada tananaman dengan menggunakan deep learning dan image recognition. Proyek ini yang membawa saya dan tim saya lolos pada Imagine Cup 2018 APAC Final. Kedua, saya pernah membuat aplikasi Verti-Go, yaitu aplikasi berbasis Android yang bertujuan untuk membantu orang dengan penyakit vertigo. Aplikasi tersebut disertai dengan perangkat tambahan, Arduino UNO yang merupakan prototipe untuk tombol darurat. Aplikasi ini yang membawa saya dan tim untuk menang juara 2 pada kompetisi Hackathon dari Google Developers. Proyek saya yang selanjutnya yaitu bersama dengan tim membuat Cardio PP, yaitu sebuah aplikasi yang membantu pengguna dalam mendeteksi kesehatan jantung. Kemudian salah satu proyek yang membawa saya juara 2 lagi pada kompetisi Hackathon Indonesia Developer Summit pada bulan November 2017 yaitu bernama Cynthia, sebuah aplikasi yang membantu pengguna dalam mencari barang kesukaan hanya dengan memfoto barang tersebut. Lalu saya juga pernah mengerjakan proyek aplikasi android CodePolitan, sebuah startup yang bergerak di bidang media edukasi dan informasi tentang pemrograman dan teknologi. Saat ini aplikasi tersebut sudah bisa di download di Play Store. Untuk proyek yang sedang dikerjakan saat ini yaitu saya terlibat aktif sebagai tutor dalam pembuatan materi pembelajaran pada CodePolitan dan saat ini saya juga sedang mengerjakan proyek sebuah startup di Jakarta yang bergerak di bidang pengiriman barang atau logistik.

Teknologi apa yang menjadi minat dan fokus Farhan saat ini? Sertakan apa alasan memilih teknologi tersebut?

Teknologi yang sedang menjadi minat dan fokus saat ini yaitu pemrograman mobile, khususnya Android. Saya sangat menyukai pemrograman mobile sebab setiap harinya kita selalu lebih dekat dengan smartphone kita. Disamping itu kita juga bisa membuat banyak aplikasi yang bisa berguna untuk kepentingan pengguna sehari-hari. Selain itu saya juga memiliki minat pada image processing dengan menggunakan cognitive service pada Azure. Alasannya yaitu karena menggunakan Azure itu cukup mudah. Disamping itu banyak layanan lain yang sangat menarik seperti emotion detection, text analysis, machine learning, dll. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut kita bisa membuat sebuah aplikasi yang sangat bermanfaat bagi manusia maupun makhluk hidup lain.

Terakhir, apa rencana Farhan ke depannya?

Saya ingin lebih memperdalam pengetahuan saya pada machine learning dan image processing serta pemrograman mobile. Saya menyukai dunia kesehatan, oleh karena itu saya ingin lebih banyak terjun pada proyek atau penelitian seputar dunia kesehatan dan juga ingin lebih banyak menebar manfaat bagi manusia maupun makhluk hidup lain.
Sekian hasil wawancara Teknologi.id dengan Farhan, mahasiswa berprestasi yang aktif berinovasi menciptakan karya teknologi di bidang kesehatan serta pendidikan dan mempunyai cita-cita untuk terus menebar manfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya melalui pemanfaatan teknologi. Nah, bagaimana dengan kalian Sobat Teknologi? Apa minat teknologimu? Baca juga: Ahmad Syarif, Founder dan CEO CyberLabs: Perbanyak Berbagi Kepada Orang Lain.
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar