Foto: Krasia
Teknologi.id- Siapa bilang dunia Teknologi hanya berisi kaum Adam? Nyatanya banyak wanita hebat Indonesia yang merupakan sosok berjasa dalam perkembangan teknologi di tanah air. Salah satu wanita tersebut merupakan Alamanda Shantika Santoso, nama ini mungkin sudah akrab di telinga para pengembang startup. Dia merupakan salah satu aktor penting dalam keberhasilan salah startup terbesar di Indonesia yaitu Gojek. Namun, Alamanda memutuskan untuk hengkang dari Gojek demi mewujudkan mimpinya sedari kecil dengan mendirikan Binar Academy.
Masa Kecil Alamanda Shantika Santoso
Ilustrasi alamanda saat masa kecil. Foto: Linkedin
Sedari kecil Alamanda merupakan seorang anak yang sangat membenci sekolah, dirinya lebih memilih membolos ketimbang menimba ilmu di ruang kelas. Ketika bolos, Alamanda sering kali bermain komputer dan mengeksplor banyak hal melalui internet. Alamanda yang saat itu berumur 13 tahun merasa bahwa kesempatan yang dimiliki untuk dapat mengakses internet secara bebas merupakan peluang dirinya untuk melihat dunia secara lebih luas.
Berangkat dari hal tersebut, Alamanda memutuskan untuk mempelajari coding, programming, desain, musi, dan lain sebagainya. Disaat itulah Alamanda menemukan kesenangan dalam belajar. Dimana dirinya mulai melihat belajar sebagai sesuatu yang ditunggu-tunggu. Kecintaannya pada komputer juga membuat Alamanda kecil membongkar komputer, demi mengetahui part yang membangun sebuah komputer. Tidak hanya komputer dan internet, Alamanda kecil juga memiliki hobi membaca buku. Dirinya sering kali mencari buku indie di Kwitang.
Ketika Alamanda SMP, kedua orang tuanya dipanggil karena nilai mata pelajaran geografinya yang buruk. Saat itu, dirinya merasa dipermalukan dan trauma akan belajar. Namun kesenangannya akan matematika dan IT membuat Alamanda bermimpi untuk berkuliah di jurusan matematika dan ingin menjadi guru di SMA tempatnya menimba ilmu. Alamanda juga ingin mengambil jenjang S2 untuk mewujudkan keinginan menjadi dosen hingga guru besar.
Ekonomi Keluarga Jatuh, Alamanda Tidak Menyerah
Ilustrasi alamanda shantika. Foto: Digination.id
Nyatanya kehidupan yang dimiliki Alamanda tidak seindah mimpi. Ketika dirinya berkuliah, sang ayah terserang stroke untuk kedua kalinya. Sehingga kedua orang tuanya tidak dapat menyekolahkan Alamanda ke jenjang perkuliahan. Hal ini membuat Alamanda harus berjuang membiayai diri sendiri. Demi membayar biaya kuliah dan hidupnya, perempuan yang kerap disapa Ala ini berjualan DVD bajakan, jaket replika Adidas, dan guru privat. Pada saat itu Alamanda berusaha keras dengan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menghasilkan uang.
Ketika dirinya tengah terjatuh, Alamanda hanya makan dua kali sehari karena keterbatasan uang yang dimiliki. Disisi lain dirinya nya merasa kesulitan dalam menemukan cara untuk menyelamatkan hidupnya maupun mengembalikan kondisi perekonomian keluarganya. Dengan keadaan tersebut, Alamanda terus berusaha untuk mengumpulkan uang dan mengenyam pendidikan.
Dilarang Sang Ibunda Bergabung Dengan Gojek
Ilustrasi alamanda saat bekerja di gojek. Foto: Maxmanroe.com
Sempat menjadi entrepreneur pada tahun 2011, Alamanda merasa dirinya masih terlalu muda untuk menjadi seorang pengusaha. Alamanda akhirnya memutuskan untuk memulai kembali dari nol, dengan bekerja di berbagai perusahaan hingga akhirnya ia bertemu dengan Nadiem Makarim. Kala itu Nadiem mengajak Alamanda untuk sama-sama membangun Gojek dari nol.
Saat itu cara berpikirnya tidak hanya terbatas pada pengembangan aplikasi teknologi saja, tetapi juga mencakup kemampuan yang tajam dalam mengenali masalah dan memberikan solusi. Sementara itu, bakat artistik Alamanda memberikan dimensi humanis yang berarti dalam pemahaman terhadap orang-orang yang berkolaborasi dengannya.
Ketika aplikasi Gojek berhasil dirilis, Alamanda mengajak sang Ibunda untuk mengunjungi kantor Gojek. Namun, Ibu nya merasa bingung dan berkomentar mengenai betapa jeleknya kantor Gojek saat itu. Melihat kondisi tersebut, Ibu nya menanyakan kembali keseriusan Alamanda untuk bergabung dengan Gojek. Namun Nadiem berhasil meyakinkan perempuan ini untuk tetap bergabung dengan Gojek, hingga Gojek menjadi salah satu startup terbesar di Indonesia.
Hengkang dari Gojek, Alamanda Membangun Binar Academy
Ilustrasi alamanda setelah merilis binar academy. Foto: Tek.id
Setelah berhasil membangun Gojek, Alamanda memutuskan untuk hengkang dari Startup ini demi mewujudkan mimpinya saat kecil di bidang pendidikan. Maka dari itu Alamanda memutuskan untuk membangun Binar Academy. Binar Academy merupakan lembaga pendidikan non-formal yang menyelenggarakan program kursus.
Meskipun pengalamannya ketika membangun Gojek telah memberikan bekal, namun Alamanda tetap mengalami berbagai kesulitan dalam mendirikan Binar Academy. Nyatanya tantangan yang dihadapi Alamanda ketika membangun Binar Academy adalah dirinya sendiri. Dimana dirinya masih sering kali mengalami berbagai macam ketakutan-ketakutan. Namun, ketakutan itu dipatahkan dengan tanggung jawab yang dipikulnya.
Sebagai seorang pemimpin dirinya merupakan orang yang akan membawa seluruh orang di perusahaan untuk mewujudkan mimpinya. Selain itu, Alamanda tidak ingin menyerah karena dirinya tahu bahwa Binar Academy akan memberikan pengaruh yang baik bagi banyak masyarakat. Keuletan Alamanda pada akhirnya berbuah manis, Binar Academy kini telah berhasil meraih berbagai prestasi.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ras)
Tinggalkan Komentar