Foto: LIPI
Teknologi.id - Kabar menggembirakan datang dari dalam negeri. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berhasil memperoleh urutan genom utuh atau Whole Genome Sequencing (WGS) dari dua sampel virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dari Indonesia.
Dilansir dari laman resmi LIPI, hasil sekuens virus tersebut diajukan LIPI pada Selasa (25/8) di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), yang merupakan lembaga bank data yang menjadi acuan untuk data genom virus SARS-CoV-2.
Baca Juga: Sebentar Lagi Rusia akan Punya Vaksin COVID-19 Kedua
Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Anggia Prasetyoputri, menerangkan bahwa SARS-CoV-2 merupakan virus yang memiliki materi genetik sehingga memiliki kemungkinan untuk mengalami perubahan atau bermutasi dengan cepat.
"Dari hasil WGS beberapa sampel virus yang ada di Indonesia, telah ditemukan adanya mutasi pada 12 sekuens SARS-CoV-2 yang telah diunggah di GISAID berupa mutasi yang terjadi pada nukleotida sehingga menyebabkan perubahan pada asam amino yang disandinya," jelasnya seperti dikutip dari keterangan pers LIPI, Minggu (30/8).
Hingga saat ini, belum diketahui apakah mutasi yang terjadi akan berpengaruh pada tingkat infeksi virus terhadap manusia ataupun menimbulkan perubahan gejala setelah terinfeksi COVID-19.
Sekuens yang berhasil diurutkan LIPI ini merupakan WGS pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi Oxford Nanopore. Teknologi ini menggunakan prinsip kerja lubang-lubang kecil berskala nano.
"Perangkat Oxford Nanopore melewatkan arus ionik melalui pori-pori nano dan mengukur perubahan arus saat molekul biologis melewati pori-pori tersebut," ujar Ratih Asmana Ningrum, Kepala Laboratorium Biosafety Level-3 Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.
Informasi tentang perubahan arus yang terjadi kemudian digunakan untuk mengidentifikasi molekul dan menjadi dasar penentuan urutan basa dalam suatu sekuens.
"Jika untai DNA dilewatkan melalui nanopore, terjadi perubahan arus saat basa G, A, T, dan C melewati pori dalam kombinasi yang berbeda," terang Ratih.
Baca Juga: Canggih! Kamera Ponsel Bisa Digunakan untuk Deteksi Diabetes
Namun, Ratih menegaskan jika masih diperlukan pengolahan data secara bertahap sehingga diperoleh urutan genom lengkap dari suatu organisme.
Ratih menilai platform Oxford Nanopore ini memiliki banyak keunggulan, antara lain waktu pengerjaan yang cepat dan fleksibel, instrumen bersifat portabel dan berukuran mini, serta harga instrumen rendah. Namun, penggunaannya masih terbatas akibat kurangnya sumber daya manusia yang terampil menggunakan teknologi tersebut.
(rf)
Tinggalkan Komentar