Teknologi.id - Kanker pankreas merupakan salah satu kanker yang paling mematikan. Di Indonesia penyakit ini termasuk dalam 10 besar kanker yang paling sering terjadi. Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020, ada sekitar 5.058 kasus baru kanker pankreas di Indonesia dan 4.723 kematian akibat penyakit ini.
Sementara di benua lain, pada tahun 2023 diperkirakan ada sekitar 64.050 kasus baru kanker pankreas di Amerika Serikat dan sekitar 50.550 kematian akibat penyakit ini.
Para ilmuwan dari Amerika Serikat juga Inggris mengidentifikasi bahwa mengetahui kelemahan geneetik pada kanker pankreas dapat mengarah ke pengembangan obat untuk penyakit mematikan ini.
Baca juga : China Ciptakan Baterai yang Bisa DIiisi Ulang dalam Tubuh Manusia
Potensi untuk penyembuhan kanker pankreas telah ditemukan melalui penemuan DNA. Kanker paling mematikan ke-12 di dunia ini biasanya didiagnosis pada stadium lanjut dan sering menyebabkan kematian dalam tiga bulan setelah diagnosis.
Menurut The Guardian, para peneliti menemukan bahwa kanker pankreas dapat mematikan molekul kunci dalam gen vital tubuh yang memungkinkan penyakit ini untuk berkembang dan menyebar.
Dr. Maria Hatziapostolou dari Pusat Penelitian Kanker John van Geest di Universitas Nottingham Trent menjelaskan bahwa memahami mekanisme kanker pankreas sangat penting untuk menemukan pengobatan dan mengendalikan penyebarannya.
Jangka waktu kelangsungan hidup selama lima tahun bagi pengidap penyakit tersebut merupakan angka yang rendah, sehingga diperlukan pendekatan dan penelitian lebih lanjut untuk mengurangi keagresifan kanker pankreas. Kini terungkap bahwa menurunnya gen dalam tubuh, HNF4A, linear dengan perkembangan dan agresivitas kanker pankreas.
Salah satu gen yang memiliki peran penting dalam tubuh adalah HNF4A. Jika angka gen HNF4A rendah, dapat dipastikan tingkat kelangsungan hidup pasien rendah. Aktivitas HNF4A yang rendah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, seperti kanker, diabetes hingga radang usus.
Penemuan ini menawarkan target baru untuk terapi kanker pankreas. Dr. Hatziapostolou menyoroti pemahaman perlunya terapi menjadi sebuah harapan untuk pengobatan bagi penyakit tersebut.
Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengembangkan cara untuk mengembalikan fungsi gen HNF4A. Saat ini mayoritas pasien didiagnosis pada stadium lanjut, sehingga diperlukan pilihan pengobatan yang lebih baik. Penelitian ini melibatkan berbagai institusi, termasuk Universitas Nottingham, Universitas Stanford, Universitas California, dan Cedars-Sinai Medical Center, serta didanai oleh Kanker Pankreas Inggris.
Baca berita dan artikel lainnya di : Google News.
Tinggalkan Komentar