Ini Cara Pemakaman Astronaut yang Meninggal di Luar Angkasa

Fabian Pratama Kusumah . May 05, 2021

Foto: NASA

Teknologi.id - Apa yang akan terjadi jika astronaut meninggal di luar angkasa? Ini adalah salah satu pertanyaan yang banyak ditanyakan terkait dengan astronaut.

Ada bermacam teka-teki terkait etika dan logistik yang membutuhkan metode praktis untuk menjawabnya.

Kira-kira prosedur apa yang akan dilakukan mengingat mereka saat itu sedang berada di luar angkasa.

Membiarkan jenazah di dalam pesawat luar angkasa, mungkin bukan opsi terbaik, mengingat kemungkinan akan menimbulkan bau dan menjadi sarang bakteri saat membusuk.

NASA dan lembaga antariksa negara lain harus memikirkan bagaimana caranya menghormati orang meninggal sekaligus mengeluarkan jenazah dari pesawat luar angkasa sesegera mungkin.

Baca juga: Beberapa Prediksi Kapan Terjadinya Hari Kiamat Menurut Sains

Bisakah mayat dibuang begitu saja? Menurut Undang-undang PBB pun, sebenarnya melarang pembuangan mayat di luar angkasa.

Bekerja sama dengan perusahaan pemakaman ekologi Promessa, satu tim peneliti mengusulkan ide yang dinamakan "Body Back".

Dilansir dari Detik, para ilmuwan mengusulkan mayat dimasukkan ke dalam kantong Gore-Tex, kantong jenazah ruang angkasa, dan disegel.

Tahapan ini memungkinkan etika penghormatan kepada anggota kru yang gugur. Selanjutnya, Body Back dikirim ke Mars.

Pasalnya, mengirim mayat kembali ke Bumi adalah hal yang tidak mungkin. Mereka juga tidak dapat dikremasi, karena nyala api, tekanan oksigen, dan lingkungannya tidak sama dengan di Bumi.

Jadi, tim beralih ke cara promession, yaitu teknik penguburan ekologis dengan membekukan dan menggetarkan jenazah hingga tubuh hancur menjadi debu.

Baca juga: NASA akan Hancurkan Asteroid yang Ancam Bumi, ini Caranya

Cara ini berpotensi mengembalikan mayat ke ekosistem dalam bentuk bentuk pupuk, jika mereka ingin memanfaatkannya.

Caranya adalah dengan menempatkan tubuh di dalam tas dan menyimpannya ke suhu ruang yang beku.

Setelah cukup beku, tas berisi mayat tersebut akan digetarkan oleh lengan robot sampai menjadi bubuk halus.

Debu ini kemudian bisa disimpan, siap untuk dikembalikan ke pihak keluarga berbarengan dengan kru pesawat luar angkasa pulang ke Bumi, atau digunakan sebagai pupuk.

Namun opsi kedua masih diperdebatkan karena diperlukan studi lebih lanjut untuk membuktikan praktik penguburan terestrial bisa mengubah mayat menjadi kompos.

Pada tahun 2013, pendiri Promessa kemudian mengumumkan bahwa NASA beserta pihak swasta yang tak disebutkan namanya, siap menggunakan cara tersebut tetapi kebenarannya belum terverifikasi.

(fpk)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar